Plague pun sampai di shelter dalam waktu kurun dua sampai empat jam , cukup lama namun dengan mobil milik wolf perjalanan plague bisa di percepat
" Da! , Kita sampai .....baiklah prof kamu bisa turun dari mobil , soal barang barang biar aku saja yang turun kan " ucap wolf
" Baik , dan terimakasih atas tumpangannya wolf " plague berterima kasih kepada wolf
" Its nothin , aku sangat senang bisa membantu anda , dan saya juga berterimakasih dengan bantuan anda kami bisa membersihkan bunker itu " ujar wolf sembari dia turun dari mobil dan pergi ke trunk
" Sama sama , saya juga bersedia membantu karena ini adalah misi saya juga " ucap plague
" Hahaha, baiklah ini dia barang barang nya , ah beratnya " wolf membawa dua box yang berisi bahan bahan atau resource
" Ah itu dia profesor , rizal bantu wolf membawa box itu , welcome back Profesor gimana raid anda? " Pak kazuma menyuruh rizal untuk membantu wolf membawa box dan menanyakan bagaimana raidnya
" Cukup melelahkan , aku akhirnya bisa bertemu dengan faust , ini cukup mengagetkan kan ku aku bisa bertemu dengan Faust dalam jangka waktu secepat ini , tapi aku menemukan ini " plague memperlihatkan sebuah artifak kristal yang ia cabut dari tubuh faust
" Jantung nya faust? Atau .....sebuah artifak biasa? Aku tidak pernah melihat benda ini sebelumnya " pak kazuma nampaknya bingung dengan kristal apa yang di pegang oleh plague
" Ini adalah jantung dari sebuah faust , ini adalah inti kehidupan mereka , mereka mendapatkan energi yang besar dan kuat dari kristal ini , tapi ...aku sempat mendapatkan penglihatan aneh dan membuat ku pingsan sejenak " plague menjelaskan kepada pak kazuma kalo yang ia pegang adalah jantung faust dan menceritakan dia mendapatkan penglihatan aneh di saat plague pingsan
" Ah jadi kamu sempat pingsan , lalu apa yang kamu lihat pada saat pingsan? " Tanya pak kazuma
" .....aku melihat , sebuah keluarga mereka adalah sebuah keluarga kecil , ada ibu , ayah , dan juga anak laki laki , aku melihat mereka hidup bahagia , harmonis , tiba tiba scene dengan begitu cepat berganti menjadi kelam , dimana keluarga tersebut terbunuh oleh satu orang misterius , namun anaknya masih selamat , tidak anak itu di biarkan selamat dan ia di berikan sebuah kristal , dan kristal itu di tempel kan tepat di jantung anak laki laki itu , dan ia pun pingsan , aku ....melihat kakak ....ku di alam bawah sadar ku sendiri , aku cukup kaget dan bingung , muka anak itu sama seperti ku aku masih belum mempercayai hal itu, bila hal itu benar maka ...." Plague menjelaskan penglihatan apa yang dia lihat di alam bawah sadarnya , pak kazuma hanya kebingungan dan gak tau mau ngomong apa
" Uh ....., Hmm baiklah ayo kita masuk dulu sepertinya kamu kelelahan ayo mari mari !! " Pak kazuma mendorong plague masuk ke shelter , mungkin sangking kaget nya dia mendengar cerita nya plague dia sampai melakukan hal itu
Sementara itu wolf dan Rizal sedang menata resource itu , setelah beberapa menit akhirnya mereka selesai menata dan menyimpan barang barang yang di bawa oleh wolf , wolf pun pamit dan titip salam kepada pak kazuma untuk plague , Plague pun kembali ke kamar setelah diseret atau didorong masuk ke dalam shelter , plague masih belum percaya dengan apa yang lihat , anak yang ada di penglihatan ia itu siapa ? Apakah dirinya di masa kecil ? Siapa kedua wanita dan pria itu ? Apakah ia memang orang tua nya plague? Bahkan apa maksud dari penglihatan kakaknya yang berubah menjadi monster , plague hanya bisa berbaring lemas akibat kelelahan melawan faust , dan ia pun tanpa sadar tertidur
" Pak kazuma ! , Plague kemana ya? Apa dia sudah pulang? " Jeanne bertanya kepada pak kazuma mengenai keberadaan plague
" Profesor sudah pulang , dia mungkin sedang tidur di kamarnya , ..... cukup banyak kejadian yang menimpannya , tidak hanya melawan faust namun dia mendapatkan penglihatan " pak kazuma menjawab pertanya jeanne sembari minum kopi dan merokok
" Penglihatan?! Dan dia melawan faust sendirian?! " Jeanne kaget dengan perkataan ketua
" Hey hey , dia tidak sendirian dia bersama striker group kau ingat? " Ujar ketua
" Ah iya juga ya , oh ya penglihatan apa yang dia lihat di mimpinya? " Tanya Jeanne
" ...ssst - haahh , dia melihat masa kecil nya dulu bersama orang tua nya , dia masih belum percaya dengan penglihatan itu dan dia juga melihat orang tuanya di bunuh dan hanya dia yang tersisa , lalu dia melihat kakaknya dengan lagak atau gaya ia berbicara dia sepertinya melihat kakaknya dalam keadaan yang buruk , bisa mati atau berubah menjadi mutant " pak kazuma menjelaskan tentang penglihatan yang plague lihat
" Jadi begitu ..... " Jeanne hanya bisa diam setelah mendengar perkataan ketua
" Jadi , apakah kamu ingin melihat profesor? Bila kamu ingin melihatnya kamu bisa pergi ke kamarnya " ujar ketua
" Hmmm sepertinya , kalau begitu saya pergi dulu " jeanne pun pergi
" Ah iya " pak kazuma pun lanjut merokok
Jeanne nampaknya cukup khawatir dengan keadaan dari plague , karena plague telah melawan faust sendirian di bantu oleh para anggota striker , dan pada akhirnya jeanne memutuskan pergi ke kamarnya , jeanne pun mengetuk pintu kamar plague , tidak ada jawab sama sekali jeanne pun masuk secara perlahan
" Halo , permisi ..... " Jeanne masuk tanpa izin dari plague
Jeanne melihat plague yang tertidur dengan cukup lelap , jeanne pun masuk dan melihat keadaan plague yang sedang terbaring di kasur tidur dengan muka panik seperti melihat mimpi buruk , plague berbalik kiri kanan layaknya orang yang panik akan sesuatu dalam mimpinya
" Apa dia baik baik saja? dia tampak seperti panik dan khawatir ... " Jeanne melihat muka plague
Jeanne pun mengelus rambut dari plague supaya plague merasa baik dalam mimpinya , tapi tiba tiba plague menangis dan mengeluarkan air mata , seperti ia melihat sesuatu yang membuat ia sedih, jeanne pun mengusap air matanya , di saat itu plague tiba tiba bangun dan itu membuat jeanne kaget
" Kya! ..... " Plague dan jeanne saling tatap dan tatap
" Ah , ....hiks ...jeanne , apa yang kamu lakukan disi-- , ah aku mengeluarkan air mata ... " Plague mengusap air matanya
" A....a , maaf aku tiba tiba masuk ke kamar mu , aku cukup khawatir karen aku mendengar bahwa kamu melawan faust " ucap jeanne
" Ah ...begitu , tidak apa ini salah ku juga tidak mengunci pintu " ucap plague
" Kamu , kenapa kok mengeluarkan air mata ? Ada apa? Apa kamu mimpi sesuatu yang membuat mu sedih ? " Tanya jeanne
" Ah soal itu ....., Aku bermimpi hidup di sebuah keluarga dan aku menjadi anak mereka , di mimpi aku sangatlah di sayangi bahkan aku sampai tertidur di pangkuan wanita tersebut , yang bahkan rasanya itu hangat hangat sekali ..... rasanya sangat familiar dan tiba tiba disaat itu , aku melihat mereka berdua mati di bunuh oleh orang itu , aku hanya bisa shock dan kaget , tapi pada saat orang itu menghampiri ku , tiba tiba scene berganti menjadi putih, damai dan hangat dimana kakak ku mengelus rambut ku , lalu mengusap air mata ku , disaat itulah aku terbangun dan sadar " Plague bermimpi aneh lagi , di saat itu plague tah mengapa melihat wajah wanita itu di wajah nya jeanne
" Hm ? Ada apa plague ? , Mengapa kamu melihat muka ku terus? " Tanya jeanne
" Tidak , tidak apa apa .....aku hanya .... melamun " ucap plague
" Mimpi yang cukup aneh , tapi tah kenapa hati ku berkata bahwa yang kamu lihat itu adalah orang tua mu , yaitu di saat kamu tidur di pangkuannya itu adalah ibu mu , mungkin " ujar jeanne
" Aku ...untuk sekarang , aku tidak akan percaya mimpi ini dan aku berharap ini mimpi yang terakhir , aku tidak mau menghadapi yang namanya overthinking , itu membuat diri ku merasa tidak enak " ucap plague
" ...baiklah untuk sekarang , kamu lupakan dulu soal mimpi mu itu , mungkin suatu saat kamu pasti bisa menemukan jawaban nya " jeanne tersenyum disaat mengatakan perkataannya
" Ah iya , kamu benar , oh ya kamu mau sampai kapan diam di kamar ku? " Tanya plague
" Eh?!! , Maaf maaf ..... sepertinya aku harus pergi dulu deh , aduduh maaf ya aku masuk secara tiba tiba gini " jeanne pun segera berlari ke pintu
" Oh ya Plague , mungkin suatu saat aku butuh bantuan mu " jeanne berhenti dan mengucapkan itu
" Iya , aku akan sedia membantu mu , semoga dengan kita berbincang kali ini kamu bisa memaafkan sisi sadis ku , dengan begitu aku bisa menyelesaikan misi yang kamu minta kepada ku " ujar plague
" Hmhm , aku sudah memaafkan mu , semoga kamu bisa membantu ku menemukan adik ku , hanya itu yang ingin aku minta tolong dari mu , selebihnya aku tidak tau " ucap jeanne dengan muka yang murung seperti memikirkan adiknya setelah mendengar cerita plague mengenai mimpi nya
" Iya tentu saja , apakah kamu ingin kan permintaan ini menjadi janji? Atau tidak ? " Plague menerima permintaan jeanne dan menawarkan apakah permintaanya menjadi janji
" Tidak , tidak perlu permintaan ini tidak sepenuhnya bisa kamu selesaikan dengan mudah , bahkan jauh lebih buruknya bahwa adik ku sudah tiada " ucap jeanne
" Tidak usah berkecil hati , bila masih ada kemungkinan , kita masih bisa menemukan adik mu , jadi tenang saja " ucap plague
" Iya , kamu benar , baiklah kalau begitu aku pergi dulu " jeanne tersenyum kepada plague dan setelah mengucapkan selamat tinggal ia pun pergi keluar
" Haahhh , this will be a long journey " plague pun berbaring lagi di kasurnya
Dengan plague menceritakan tentang mimpinya plague pun menerima sebuah permintaan yaitu tentang menemukan adiknya jeanne yang hilang , plague pun bersedia mau membantu mencari dan menemukan adiknya , meskipun begitu plague masih bingung dengan mimpi serta penglihatan nya di kepala dan alam bawah sadar nya , dengan begini Plague menemukan sebuah misteri , seperti apakah masa kecil dirinya yang sebenarnya .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
-bersambung-