Letnan Shang diutus Gu Gaoting untuk mengantar Huo Weiwu ke hutan pinus gelap tempat 10 serigala Gu Gaoting berada. Sebelum keluar gedung, Huo Weiwu memberikan sebuah pesan jika seandainya dirinya dimakan serigala kepada Letnan Shang.
"Kalau aku jadi kotoran serigala, aku tidak akan membiarkan Gu Gaoting pergi." Ujar Huo Weiwu dingin sambil berjalan menuju ke luar.
Letnan Shang perlahan mengangkat sudut bibirnya. Huo Weiwu melihat Letnan Shang tertawa diam-diam. Huo Weiwu mengerutkan alisnya lalu bertanya, "Kau menertawakan apa?"
"Tentara kami menanam rumput di atas kotoran serigala, pasti sangat lembek." Letnan Shang mengatakan itu sambil tertawa.
Wajah Huo Weiwu menjadi pucat, lalu memerah. Letnan ini lebih sulit dihadapi daripada ajudan sebelumnya.
Sesampainya di depan pintu lift, Huo Weiwu menekan tombol ke bawah. Ia bersedekap di atas dadanya dan berdiri di depan lift.
Letnan Shang menekan tombol ke atas. Huo Weiwu mengerutkan dahinya sambil melirik Letnan Shang, "Kau sengaja melawanku. Pencet tombol ke atas, mau ke surga?"
"Aku tidak berani melawan Nyonya. Sebenarnya kita mau pergi ke surga, helikopter sudah siap di atas gedung."
Huo Weiwu tercengang. Gadis ini pasrah sampai di lantai atas. Ia melihat helikopter pribadi Gu Gaoting sudah siap. Suara baling-baling dan mesinnya berdengung, membuat telinga Huo Weiwu tidak bisa mendengar apa-apa.
Letnan Shang memberikan penutup telinga tahan guncangan kepada Huo Weiwu.
Huo Weiwu mengambil penutup telinga itu dengan malas, lalu memakainya. Tubuh wanita itu bersandar di kursi belakang, sedangkan kakinya bersandar di kursi depan.
Letnan Shang tersenyum menunduk, lalu duduk di sebelah Huo Weiwu. Huo Weiwu heran melihat Letnan Shang, "Kau menertawakan apa lagi?"
"Nyonya dan komandan memang cocok." Letnan Shang mengungkapkanya dengan sungguh-sungguh.
Huo Weiwu dan Gu Gaoting cocok? Huo Weiwu merasa ngeri, "Cocok? Jenis kelaminnya yang cocok."
Setelah setengah jam lebih, helikopter ini turun secara perlahan. Huo Weiwu melihat pemandangan di luar jendela.
Sebuah hutan yang terpencil terlihat menakutkan. Huo Weiwu merinding. Gu Gaoting tidak akan membuangnya ke hutan pinus gelap ini, kan?
Huo Weiwu melihat ekspresi Letnan Shang, "Nyonya, belum terlambat kalau Anda mau minta maaf sekarang." Kata Letnan Shang dengan lembut.
Huo Weiwu memalingkan wajah, menyisir rambut, "Aduh, aku tidak bisa membaca dua kata itu!"
"Nyonya luar biasa cerdasnya. Saat belajar pasti serius." Puji Letnan Shang. Huo Weiwu tidak memperdulikannya, ia malah melihat ke arah luar jendela.
Setelah turun dari pesawat, Huo Weiwu telah disiapkan sebuah mobil baja berwarna hitam merek Humvee.
"Komandan menyuruh kami untuk memasangkan penutup mata kepada Anda." Letnan Shang mengambil secarik kain hitam.
Huo Weiwu dengan cepat mengambil kain itu dari tangan Letnan Shang, lalu memasangnya sendiri.
"Auu.... Auu.... Auu...."
Di luar jendela, terdengar suara lolongan serigala. Huo Weiwu mengerutkan alis, tak menyangka jika benar-benar ada serigala.
"Kau tak ingin berkata sesuatu padaku?" Tanya Huo Weiwu sambil memegang erat sabuk pengaman untuk menenangkan rasa gugupnya.
"Serigala adalah hewan yang bekerjasama dalam kelompok. Mereka bisa melintas lalu menyergap mangsa. Pertama, mereka akan menggigit pembuluh nadi. Kemudian, mereka tidak akan memindah si mangsa sebelum benar-benar mati. Mereka tidak makan tulang, jadi kalau Anda dimakan, tidak semua tubuh Anda tidak akan jadi kotoran." Letnan Shang sengaja menjelaskan.
"Kalau begitu aku sungguh berterima kasih." Ucap Huo Weiwu sambil gelisah.
"Serigala disini hidup liar, tidak ada yang memberi makan..."
"Kau bisa diam." Huo Weiwu memotong pembicaraan Letnan Shang, "Berapa hari Gu Gaoting mempersiapkan untuk membawaku ke tempat mengerikan ini?"
"Emosi komandan susah ditebak. Tapi saya menebak dia akan diam sampai Anda mau minta maaf. Saya bisa memberi Anda saran, jangan mencoba membuat komandan marah, ikuti perhatiannya, buat dia nyaman atau Anda akan mendapatkan akibat yang tidak terduga." Letnan Shang mengatakannya dengan sopan.
"Kalau begitu, dia boleh mati." Ucap Huo Weiwu malas.
Mobil berlapis baja berhenti, suara lolongan serigala di sekitarnya terdengar lebih jelas. Huo Weiwu tanpa sadar membuka penutup mata, lalu dikejutkan dengan pemandangan di depan mata...