webnovel

Aku Ingin Membunuhmu

Editor: Wave Literature

Letnan Shang dan Huo Weiwu tiba di hutan pinus gelap mengendarai helikopter. Setelah itu, mereka berdua naik mobil baja menuju sebuah tempat di hutan pinus gelap itu. 

Terlihat di depan mata suatu rumah tingkat dua yang terbuat dari bambu. Rumah itu terlihat sederhana. Di tempat asalnya, sepuluh ekor serigala menatap ganas seperti menatap mangsanya.

Huo Weiwu perlahan mengangkat telapak tangan, lalu menggepalkannya seperti petinju. 

"Nyonya, Anda boleh tinggal di loteng. Tapi saya berharap Anda tetap waspada karena serigala di sini sangat pintar. Kadang mereka bisa memanjat. Dulu, ada tentara yang sedang istirahat di loteng, tiba-tiba diterkamnya hingga mati." Letnan Shang memperingatkan.

Mata Huo Weiwu memerah melihat Letnan Shang. Tenggorokannya seakan tersedak karena terisak miris. 

Letnan Shang menunggu lima detik, namun ia melihat Huo Weiwu masih tidak mau mengucapkan permintaan minta maaf. Letnan Shang tersenyum tipis, lalu menunduk hormat dan mengendarai mobil meninggalkan gadis itu.

Mobil pun pergi, meninggalkan Huo Weiwu sendirian.

Saat Huo Weiwu melihat serigala-serigala itu berlari menghampirinya, ia sangat ketakutan. Ini benar-benar di luar dugaannya. Ia langsung berlari masuk ke lantai atas, mengunci pintu, berjongkok sambil menutupi dahi dengan kedua tangan, kemudian menutup mata dan menstabilkan detak jantung. 

Di sekitarnya terasa kesunyian yang aneh, sampai-sampai Huo Weiwu bisa mendengar suara decitan serangga.

Huo Weiwu membuka mata. Ia melihat papan kayu berwarna merah bata. Di atasnya terhampar jerami, dari situ tercium aroma debu dan jamur yang sudah sangat usang.

Langit perlahan mulai gelap, Huo Weiwu berdiri untuk memencet saklar.

Ternyata saklar itu rusak, alhasil lampu tidak bisa menyala.

Huo Weiwu merasa kesal. Ia pun menendang tongkat yang ada di sebelahnya.

Tongkat itu langsung jatuh ke tumpukan jerami. Dari dalam jerami, munculah ular yang warnanya mirip dengan tanah liat dan kepalanya segitiga.

Ular berbisa! Ular itu mengejutkannya. Menggeliat kesana kemari menghampiri Huo Weiwu. Huo Weiwu melangkah mundur hingga sampai ke pintu.

Permainan Gu Gaoting sungguh kejam. Jika saja terlambat 10 menit dan langit sudah benar-benar gelap, saat Huo Weiwu berbaring di jerami. Sudah pasti ia akan mati dipatok ular. Padahal ia pun tak tahu akan mati dengan cara apa. Juga tidak tahu bila dalam tumpukan jerami itu ada lebih dari seekor ular.

Gu Gaoting benar-benar ingin Huo Weiwu mati ya!

"Gu Gaoting, aku ingin membunuhmu!!!" Ucap Huo Weiwu dengan suara meraung sambil mengepalkan tangan,

Si ular berbelok menghampiri Huo Weiwu.

Huo Weiwu melihat ular itu hampir sampai ke kakinya. Ia pun tak banyak berpikir, langsung membuka pintu dan keluar.

Karena Huo Weiwu berjalan terlalu cepat, ia pun tergelincir dari lantai atas, terjatuh ke tanah menyebabkan kakinya terkilir. Apa yang ia lihat semuanya gelap, ia merasa pusing.

*****

Tak tahu sudah berapa lama, Huo Weiwu pun membuka mata. saat ia bergerak, pergelangan kakinya terasa nyeri.

"Nyonya, akhirnya Anda sadar? Komandan amat mengkhawatirkan Anda." Seorang bibi berusia 50 tahunan, tersenyum menyambut Huo Weiwu yang siuman.

"Heh." Huo Weiwu tertawa mengejek. "Gu Gaoting mengkhawatirkanku? Kau bercanda?"

Huo Weiwu duduk. Ia mengusap-usap rambutnya yang berantakan. Matanya melihat ke sekeliling, "Dimana ini?" Tanyanya dengan ragu.

"Nyonya, ini adalah villa komandan yang ada di daerah timur. Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri komandan menggendong anda membawa kemari. Itu kali pertamanya saya melihat komandan sangat gelisah."

"Dia gelisah karena aku mati? Itu pasti hanya sebuah gurauan darinya." Ujar Huo Weiwu dingin. Ia mengangkat selimutnya untuk turun dari kasur.

"Aku selalu bersiap-siap." Ucap Gu Gaoting dengan suara beratnya. Pria itu masuk dari pintu. 

Huo Weiwu memandang pria itu dengan pandangan permusuhan.

Gu Gaoting tidak mengubah kesan dinginnya. Senyum pria itu melengkung tajam, memancarkan aura jahat yang tersirat dalam tingkah kaku yang ia tunjukkan, "Apakah kau tidak bilang mau membunuhku? Aku sangat ingin tahu bagaimana cara kau membunuhku."

Wajah Huo Weiwu memerah, dengan tidak tenang ia bertanya, "Gu Gaoting, kau memasang kamera di loteng? Kau mengawasiku?"

Gu Gaoting ingin melihat Huo Weiwu mempermalukan dirinya sendiri barulah Gu Gaoting akan senang.

"Kalau tidak, apa kau pikir kau masih bisa hidup dan berada di sini?" Tanya Gu Gaoting, kemudian tanpa ekspresi meletakkan kotak obat di sebelah Huo Weiwu, lalu memegang pergelangan kaki wanita itu untuk diletakkan di atas pahanya.