webnovel

Cinta Kamu, Titik.

Ketika kekasih hati pergi meninggalkan dunia. Hati Adiba Azzahra hancur. Kesemangatan hidupnya hilang terampas. Keadaannya memburuk. Dia pura-pura tuli, membisu, buta. Hidup seperti tidak hidup. Mati tapi masih bernyawa. Air mata terus berlinang karena keterpurukan. Hingga suatu ketika Adiba harus diinfus karena tidak makan dan minum. Keluarga memikirkan banyak cara agar Adiba bisa kembali semangat menjalani hidup. Dokter Akmal Afqon adalah Psikolog muda. Karena sesuatu dan ingin menolong orang yang berjasa diapun memilih menikahi Adiba yang tidak sadarkan diri. Setelah keluarga Adiba pulang dari Makkah. Barulah Adiba membuka mata dan tahu kalau dia sudah dinikahi Akmal. "Maafkan aku, pernikahan ini hanya rahasia, aku hanya niat menolong. Sama sekali tidak ada dasar cinta," jelas Akmal. "Baik, kalau begitu. Kamu boleh pergi meninggalkanku! Kamu boleh menikahi siapapun! Namun, satu permintaanku. Jangan ceraikan aku. Biar saja aku menjalani hidup dengan status istri. Walau kamu tidak di sampingku!" jelas Adiba kepada Akmal. Akmal pergi dan datanglah pemuda kaya raya dan tampan, yang beralasan ingin menebus kesalahan kepada Adiba. Apakah Adiba akan kembali menjalani kehidupannya? Akankah Akmal bisa mencintai gadis itu? Siapakah pemuda yang hendak menebus kesalahannya? Baca kisah selengkapnya hanya di Cinta Kamu, Titik.

Ririnby · Urban
Zu wenig Bewertungen
292 Chs

Tangis Membuat Azka Bingung

Pukul 09:47 menit. Mereka menginjak Bandara Internasional Jeju.

Azka mendorong kursi roda yang sudah di duduki Sabrina. Mereka menunggu taxi yang di pesan Azka. Azka menatap layar ponselnya. Sambil merilik ke Sabrina, dengan wajah lesu. Ada sedikit perasaan menyesal dari Azka karena telah memaksa orang yang di cintainya.

"Ha ... a ... ha ... Buka hati ... mu, bukalah sedikit untuk ku, sehingga." Azka menyanyi tiba-tiba dan hanya sedikit. Mobil tiba.

"Oke. Go go go." Azka membopong Sabrina, Sopir membukakan pintu mobil, Azka memasukkan Sabrina ke dalam mobil.

Di dalam hati Azka berkecamuk semua rasa menjadi satu, setelah mendengar pengakuan Sabrina. Jika Sabrina tidak memiliki rasa lagi untuknya. Azka memasukkan kursi roda di bagasi, lalu ia masuk mobil. Duduk samping supir.

"Nih," Azka memberi biskuit coklat yang tak asing bagi Sabrina. Mobil jalan.

"Better, dari Indonesia?" Sabrina terkejut.

"Iya. Obat anti galau.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com