webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Urban
Zu wenig Bewertungen
404 Chs

81. PELUKAN SANDER

"Kau bisa beristirahat di kamarku. Sementara aku menyelesaikan pekerjaan. Jika kau membutuhkan sesuatu pesan saja secara online."

Kali kedua Wuri memasuki ruang kerja Sander. Baru kali ini dia memperhatikan ruangan itu. Ruangan besar yang ditata apik dan mewah. Walau Sander bukan direktur di Media Terkini namun, kekuasaannya adalah yang tertinggi. Sander adalah orang kepercayaan dari Sang Pemilik itu sendiri.

Membayangkan dirinya berada di ruang kerja Sander sampai besok pagi membuat Wuri sedikit mual. Pastilah waktu akan berjalan lambat dan membosankan. Kalau saja Sander adalah orang yang masih menyayangi hidupnya, maka sebenarnya dia tidak membutuhkan siapa pun hanya sekedar mengingatkan tentang obat.

"Luar biasa, kau punya kamar di dalam ruanganmu. Hmm,…." Wuri berkata dengan nada penuh rasa curiga.

"Kenapa? Kau telah melihat hal-hal buruk tentang diriku. Tapi, kau juga perlu melihat hal-hal baik. Aku bukan iblis yang tidak memiliki kebaikan."