webnovel

Cinta Arrogant Sang Editor

Menjadi editor terbaik di Indonesia ketika usianya dua puluh tahun, membuat Sander Brandt melejit. Muda, kaya dan berkuasa untuk sebuah perusahaan media yang besar. Namun ketika dia berhadapan dengan kenyataan bahwa dirinya ditinggalkan oleh Arinda, cinta yang dianggapnya sejati, hanya karena seorang yang tidak sebanding dengannya. Sander menjadi pribadi yang tidak percaya diri dan penuh luka. Semua itu dia tutupi dengan sikapnya yang arogan dan selalu keras saat berhadapan dengan wanita dan cinta. Sebuah proyek berita dengan nilai besar dan penuh rahasia memaksa Sander keluar dari meja kerjanya dan terjun langsung. Dia menuju ke sebuah desa terpencil untuk mendapatkan berita itu. Tempat itu mempertemukan Sander dengan Wuri. Seorang Bidan yang sedang mengabdikan diri di desa tersebut. Keberhasilan Sander membuat berita itu melejit, malah memberikan masalah pada Wuri dan seluruh penduduk desa. Membuat Wuri terseret ke dalam penjara. Usaha Sander untuk menyelamatkan Wuri justru membuat keduanya jatuh cinta dan mengetahui rahasia kelam masing-masing. Karakter insecure dibalut arogansi yang dipertemukan dengan karakter yang penuh rasa benci dan curiga. Dua orang dari dua profesi dan latar belakang kehidupan yang berbeda untuk jatuh cinta dan melupakan perbedaan. Bisakah dua hati dengan luka masa lalu bersatu dalam cinta? Cinta Arrogant Sang Editor! Silahkan terhubung dengan Author di: FB: Ans Afriana IG: Ans Afriana Tiktok: Ans_Afriana Linkedln: Afriana Setiawan

Ans_Afriana · Urban
Not enough ratings
404 Chs

80. TENTANG DIA

"Wuri, kau bisa ke bagian depan rumah sakit untuk menebus obatnya. Lalu tunggu aku di lobby rumah sakit ya. Aku ingin berbicara sebentar dengan dokter Marina," kata Sander.

Dia memberikan sebuah kartu berwarna hitam pasa Wuri. Kartu pembayaran platinum milik Sander. Gadis itu mengerti bahwa hubungan Sander dan dokter Marina bukan sekedar pasien dan dokter. Meski tidak pernah ada penjelasan, tapi terlihat bahwa mereka memiliki hubungan pertemanan yang kuat.

Wuri pun berdiri dan mengangguk pada dokter Marina sebagai tanda berpamitan. Dokter Marina membalas dengan anggukan lembut dan sopan. Setelah pintu di belakang Sander tertutup, Dokter Marina menatap lurus ke arah Sander.

"Bagaimana kabar-nya sekarang?" tanya Sander. Nada suara Sander dalam dan sedikit bergetar. Sander seperti sedang menahan perasaan yang siap tertumpah.

"Semua tetap sama. Minggu lalu aku baru saja bertemu dengannya. Dia sangat merindukanmu. Sebaiknya kau segera menemuinya."