webnovel

Cinta Aktor Tampan

Frayendra Rizaldi adalah seorang aktor tampan yang menyukai seorang gadis cuek nan cantik, padahal pada saat itu ada banyak gadis yang mampu memikat hatinya.

Norayolayora · Teenager
Zu wenig Bewertungen
2 Chs

Chapter. 02 - Pak direktur Ganas

Jelas ini adalah pertanyaan yang menjebak! 

Seorang aktor tampan berpakaian bagus serta memakai kacamata hitam, seharusnya adalah tokoh watak yang dingin! 

Tidak! Tidak! Apa yang harus saya lakukan dengan pertanyaan yang akan dikeluarkan oleh satu murid ini!? Apa yang akan saya jawab? Tidak! Seharusnya jangan dijawab melainkan diam saja, berpura-pura menjadi dingin tidak peduli! Iya, benar! Saya harus seperti itu, ayo! Jual mahal diri anda jangan sampai satu orangpun wanita meluluhkan hati anda. 

Frayendra Rizaldi, menggelengkan kepalanya. Berpura-pura bersikap dingin dan keren dilihat oleh para gadis yang menjadi penghuni kelasnya sekarang ini, dia tersenyum tiga perempat serta menurunkan alisnya. "Nona manis, apa yang ingin anda tanyakan pada sang pangeran tampan ini?" Rizaldi menaruh satu tangannya yang mengelus dagunya, terlihat tampak lebih keren dibandingkan sebelumnya. Tunggu! Ini diluar rencana! Batalkan pertanyaan! 

Untuk pertama kalinya, Rizaldi merasa bersalah. 

Dengan ekspresi senang bahagia, murid perempuan itu bertanya, "Saya dengar, guru mendapatkan banyak pacar diluar sana bahkan ada yang menyebutkan sebagai playboy luar biasa. Apakah pernyataan itu benar?" 

Kenapa, rasanya seperti ditanyai oleh hakim? 

Setelah jeda sejenak, dengan sedikit terbata-bata Rizaldi menjawab, "Tidak! Aku bukanlah seorang playboy luar biasa apalagi memiliki pacar banyak. Tidak! Aku belum pernah memiliki pacar sama sekali!" 

Seorang murid perempuan yang lain kembali mengangkat tangannya, "Jika bukan playboy maka, guru ini suka mempermainkan hati perempuan, ya?" Dia bukan bertanya tapi menggoda! 

Berilah saya kesabaran…

Tidak! Teriakan Irani terdengar hingga ke seluruh penjuru sekolah, yang melihat keadaan kelasnya sekarang ini, yang seharusnya matematika menjadi kelas wawancara aktor! "Apa-apaan ini! Kapan guru akan memberikan materi pertamanya? Kenapa kami yang seharusnya belajar malah mewawancarai guru sendiri disini?" 

Pelajaran apa yang anda dapatkan sekarang ini? Frayendra Rizaldi sesaat berhenti sejenak kemudian mencoba berpikir, "Baiklah saya rasa cukup untuk perkenalannya. Kembali pada masalahnya sekarang ini."

Orang-orang berjas hitam rapi, direktur perusahaan perfilman "Gi" datang di sekolah swasta tersebut dengan beberapa anak buahnya berbaris seperti paskibra yang membawa bendera, masuk ke ruangan kepala sekolah dengan berita bagus untuk Frayendra Rizaldi. 

Kepala sekolah merasa bingung, gugup, stress, pusing, sakit kepala, tidak jelas kenapa mereka datang kemari hanya untuk memanggil menawarkan pekerjaan untuk salah satu guru yang ada di sekolah swasta ini? 

Kepala sekolah berkata, "Jadi, kedatangan tuan-tuan yang memakai pakaian rapi ini, apa tujuannya ya? Bisa saya tahu?" 

Melihat salah satu dari anak buahnya yang memegang sebuah koper hitam, memunculkan kemungkinan dalam pikirannya yaitu ada dua pilihan. Di Dalam koper hitam tersebut, apakah berisi uang tunai ataukah bom yang akan meledakkan sekolah ini? *Merinding aku. 

Direktur perfilman Gi menjawab, "Saya mendengar jika aktor film Frayendra Rizaldi bekerja disini, bisakah saya menemuinya sekarang ini?" 

Jeda sebentar, kepala sekolah akhirnya menjawab, "Iya, kami akan segera memanggilnya untuk anda." 

Selagi ia sedang menyambut tamu dengan baik, kepala sekolah menyuruh salah satu TU yang ada di sekitar sana untuk memanggil Rizaldi untuk segera menemuinya. 

Dan mereka terus menunggu,.... Menunggu lagi…. Dan menunggu….

Direktur perfilman itu tiba-tiba memukul meja karena sudah 2 jam ia sama sekali tidak bertemu dengan Rizaldi. Memangnya kemana dia? Apa yang terjadi? Tiba-tiba ia melakukan bunuh diri ketika bertemu dengan saya?  Lantas direktur perfilman itu menurunkan alisnya dan merubah ekspresinya menjadi marah, memerah namun bukan berarti malu malu. 

Kepala sekolah yang menghadapi tamu seperti ini, sangat merinding mendengarnya, mungkinkah ini adalah cerminan 'Istriku' dimasa depan? Oh iya, saya sudah menikah tapi berujung cerai. Untuk apa saya membayangkan wajah istri saya padahal ia sudah bersama laki-laki lain? 

Kepala sekolah berkata, "Tenang sebentar, saya yakin Rizaldi akan segera menemui anda. Saya menjamin ini." 

Direktur perfilman itu tiba-tiba beranjak dari tempat duduknya dan mencari Rizaldi sendiri saja! Saya tidak akan mengandalkan orang lain tentang ini! 

Seorang laki-laki, yang termasuk seorang tenaga usaha di sekolah itu, mendobrak pintunya dan mengatakan pada Rizaldi, "Wali kelas 3-E! Anda dipanggil kepala sekolah di ruangannya karena seseorang memanggil anda untuk menawarkan pekerjaan!" 

Tunggu! Apa-apaan ini!? Saya sedang bekerja disini kenapa kembali ditawarkan pekerjaan disini!? Ah,.. lebih baik kabur saja! 

Rizaldi berkata dengan tergesa-gesa, "Bilang pada direktur tua itu, saya tidak ada disini! Dan jika dia bilang kenapa, saya sudah terbang ke Australia untuk bersenang-senang disana, ya!" Setelah mengatakannya, Rizaldi segera pergi dari kelas entah kemana itu mungkin akan bersembunyi di balik meja. 

"Jangan padaku!" 

Rupanya TU tersebut tidak kembali ke ruangan kepala sekolah selama 2 jam karena takut untuk mengatakan jika ia tidak membawa seseorang yang ia cari sekarang ini. *Maafkan aku...

Rizaldi berlari di sekitar tempat tersembunyi dan salah satunya dibawah meja absen yang ada di pojokan koridor utama yang ada di depan pintu kelas masuk dekat dengan toilet wanita. Rizaldi bersembunyi di bawahnya namun akhirnya terbongkar saat ketika Irani yang baru saja pergi dari toilet, melihat Rizaldi yang sedang bersembunyi dibawah meja absen guru. Haha, lihatlah aktor tampan itu sedang merenung dibawah meja! 

Irani sekarang ini seperti sedang menggodanya, "Guru, apa yang guru lakukan di bawah meja absen? Anda sedang dikejar-kejar oleh fans fanatik anda?" 

Rizaldi tidak berkata dan malah mendengar suara mengerikan yang terus memanggil namanya, semakin mendekat dan mendekat. Apakah ini adalah malaikat maut? Ataukah direktur yang seram itu? 

Suara itu semakin mendekat dan kemudian memaksa Rizaldi untuk menarik Irani yang masih berdiri di depannya dan bersembunyi bersamanya di bawah meja absen tersebut. Seraya menutup mulut Irani, Rizaldi bersandar dibawanya, memperhatikan sekeliling dan memastikan bahwa direktur setan itu segera pergi menjauhi dirinya. 

Irani yang hanya terdiam dalam pelukannya hanya bisa berbicara pada dirinya sendiri, Kenapa suasananya semakin horor saja? Untuk apa dia melakukannya? Tunggu! Ini bisa disebut dengan zina! Ayolah, segera pergi dari sini! Apakah saya harus segera menendang itunya agar saya bisa terlepas darinya!? 

Suasana mencekam bersama direktur setan itu akhirnya berhenti. Tangannya lantas dilepaskan yang menutup mulut Irani agar tidak bicara. Tidak terima dengan perlakuan seorang guru padanya, Irani segera melepaskan tinjunya dan mengenai sebagian besar dari wajah Rizaldi. 

"Guru tidak bisa berpikir jernih dengan mendekap murid anda sendiri!?" 

Seketika Rizaldi membatu tidak berkata, bingung untuk pertama kalinya seseorang memukul wajah tampannya dengan sangat keras bahkan meninggalkan jejak berupa memar yang besar. Benarkah seorang murid berani untuk melakukan hal ini pada gurunya sendiri?