webnovel

Chapter. 01 - Pertemuan Pertama ?

Aktor tampan, anak Presdir sebuah perusahaan swasta. 

Diwarisi darah mirip dengan seorang pangeran tampan dari timur, hartanya tidak terhitung dan memiliki banyak pelayan. Selalu disorot media, aktor tampan anak Presdir perusahaan, Frayendra Rizaldi (Rizal) memiliki tubuh tinggi, berkelas dan juga orang yang baik murah hati. 

Pekerjaannya hanya berakting di depan layar menghayati perannya sekarang ini membuat para kaum hawa merasa semakin menyukainya. Para gadis-gadis muda membuat sebuah perkumpulan pecinta Frayendra Rizaldi yang kemudian perkumpulan itu akhirnya dinamakan dengan nama "Rizalovers" (Fanatik sekali mereka) 

Bahkan karena kemunculan Rizaldi dalam akting pada sebuah film yang sangat menunjukkan eksistensinya, ketampanannya saat tenggelam menyelamatkan seorang gadis yang mencoba bunuh diri. Kota yang mereka sebut dengan kota A, mengalami korban tidak menikah (jomblowati) seketika membludak! Mereka memberi alasan yang sangat jelas singkat dan sangat egois yang mengatakan, "Rizal aktor tampan itu akan menjadi suami saya dan ayah untuk anak-anak saya." 

Dan para laki-laki diluar sana merasa terabaikan oleh kedatangan aktor tampan ini. 

Pada suatu hari, Rizal berjalan santai menggunakan kacamata hitam, meminimalisir keberadaannya diiringi dengan bodyguardnya, yang bertubuh kekar berotot besar hingga menonjol keluar dari pakaiannya. Seketika, media massa, reporter televisi, penyiar radio, menyodorkan mikrofon mereka. Permisi, apakah saya dibayar hanya untuk menjawab pertanyaan dari para media massa yang menempel seperti lalat dengan bangkainya? 

Frayendra Rizaldi, sebenarnya bukan masuk ke sekolah sastra dan hanya lulusan sarjana pendidikan dan layak untuk menjadi seorang guru matematika disebuah sekolah. Namun entah kapan terjadi, seorang direktur perusahaan perfilman melihat Frayendra Rizaldi yang sedang memarahi seorang anak kecil, "Aktingnya bagus sekali!" Dan "Layak menjadi seorang tokoh antagonis dalam sinetron!" 

Beberapa film sudah dibintangi olehnya dan akhirnya berpikir untuk berhenti dalam dunia perfilman dan beralih profesi menjadi seorang guru matematika yang disukai oleh murid-muridnya. Sebuah sekolah SMA swasta, lengkap dengan fasilitas lengkapnya dilengkapi kolam renang untuk praktek murid-muridnya, Frayendra Rizaldi mengambil tugas sebagai guru matematika, di kelas 3-E. 

Sementara itu, murid-murid kelas 3-E yang sebentar lagi akan lulus dalam pelajaran mereka satu tahun lagi, rusuh tidak bisa diam, selalu mencari perhatian dan memancing emosi. Saat tidak ada seorangpun guru yang memasuki kelasnya, berberapa murid dengan senangnya tidur-tidur di lantai yang sudah repot-repot mereka sapu dan di pel dengan bersih. Kertas coretan matematika, dibentuk bola dan dilemparkan kemana-mana dan tidak ada sebab yang jelas kenapa mereka melakukannya. 

Seseorang yang kerjaannya hanya berdiri di depan pintu memperhatikan yang berjalan-jalan di sekitar koridor kelas, berteriak, "Kepala sekolah akan memasuki kelas!" 

Sontak semua murid-murid yang berada di atas lantai bangun dan merapikan bantai dan selimut yang mereka gunakan untuk tidur serta beberapa sampah kertas yang tiba-tiba mereka pungut kembali dan dibuang pada tempatnya. 

Kepala sekolah itu datang dengan seorang laki-laki bertubuh tinggi disampingnya, memakai kacamata hitam dan memakai tuksedo juga jaket tebal berbulu. Awalnya murid-murid itu berpikir, "Memangnya siapa laki-laki ini? Apakah ia pikir disekolah ini adalah tempat untuk berpesta?" 

Tunggu, bukankah itu seorang aktor tampan? 

Kepala sekolah akhirnya mengenalkan laki-laki yang berdiri disampingnya sekarang ini, "Kenalkan, ini adalah guru wali kelas baru kalian namanya, Frayendra Rizaldi." 

Bukan! Apakah itu adalah aktor tampan, Rizal!? Benarkah ia menjadi wali kelas di kelas 3-E?! 

Seluruh murid perempuan, berubah merah melihat seseorang yang berdiri di depan mereka bukanlah orang biasa! Jelas itu adalah aktor tampan yang terkenal.(≧▽≦) benarkah itu….

Pintu kelas tiba-tiba didobrak dengan keras seorang gadis muda berambut panjang serta berponi kotak, rapi tidak berantakan. Memasuki kelasnya tanpa berkata permisi pada guru yang sedang berdiri di depannya. Kepala sekolah itu mengatakan, "Irani!" Dan "Kamu kenapa tidak menyapa guru-guru yang berdiri disini dan baru saja dilewati begitu saja?" 

Irani Zafira, merupakan anak berandalan! Selalu datang telat tidak bisa bangun tanpa kakak laki-lakinya jika tidak membangunkannya. Memangnya siapa yang mengatakan bahwa orang ini memiliki perasaan yang jelas? "Hah? Memangnya harus?" Dan "Siapa laki-laki yang berdiri disamping kepala sekolah sekarang ini?" 

Kenapa tidak mengatakannya saja langsung jika anda tidak mengenalnya? Siapapun pasti dengan mudahnya akan bisa mengenali seorang aktor tampan sepertinya. Para murid perempuan membeku dengan kelakuannya. 

Rizaldi berjalan perlahan mendekati Irani Zafira dengan tatapan konyol penuh dengan pertanyaan, bahkan tidak bisa terbaca apa yang sedang dipikirkannya sekarang ini, mereka saling bersentuhan hidung! "Kenapa ya? Untuk pertama kalinya, ada seseorang yang tidak bisa mengenaliku dengan jelas. Kau tahu, siapa aku sebenarnya ini?" 

Irani mendorong pelan Rizaldi agar tidak menyentuh hidungnya dan sedikit menjaga jarak dengannya, "Tidak. Bisakah anda menjelaskannya?" 

Mendengarnya bahkan membuatnya ingin mengatakan beribu-ribu kata f*ck pada wanita ini. Tidak menyadari siapa yang sedang diajaknya bicara sekarang ini, apakah dia sedang dirasuki oleh arwah pengganggu saya? Ekspresinya jelas terlihat tampak seperti seekor ayam yang mendapatkan kebebasan. Lagi-lagi, Frayendra Rizaldi meletakkan kedua tangannya di atas pinggul dan mencoba melihat jelas siapakah yang sedang berbicara dengannya sekarang ini. "Kau sama sekali tidak pernah melihat televisi atau apakah kau tidak memiliki televisi dan melihat saya berakting disana?" 

Irani menjawab, "Kenapa saya harus memperhatikan televisi saya selama 24 jam hanya agar saya bisa melihat anda berakting?" 

Suasana semakin mencekam seperti adegan horor ketika seorang fans bertemu dengan idolanya, namun malah menemukan jasadnya di ruangannya. Bukankah itu aneh? 

Kepala sekolah ini berusaha menenangkan apa yang telah memanas sekarang ini, mereka, tidak! Kalian berdua seperti panci yang dibiarkan diatas kompor menyala! "Irani kembali ke tempat dudukmu saja, saya akan mengatasinya nanti. Dia adalah wali kelas barumu yang menggantikan posisi wali kelas sebelumnya yang mengundurkan diri dari kelas 3-E ini."

Irani menjawab, "Kenapa tidak mengatakannya sejak awal?"

Tunggu, bukankah dia mengatakan jika ia adalah seorang aktor? Tapi, kenapa ia beralih profesi menjadi seorang guru disebuah sekolah swasta? 

Bisakah saya mendalami peran seorang guru dengan sangat baik? 

Ini bukanlah sebuah adegan dalam film ataupun syuting yang berlatarkan pemakaman! Anda hanya harus akan berhadapan dengan murid-murid yang kemungkinan akan membuat anda pusing bukan kepala. Bisa jadi, salah satu dari mereka akan membuat sebuah kejadian dimana anda harus berhadapan dengan permasalahan yang serius!

Seorang murid perempuan namun bukan Irani, mengangkat satu tangannya, "Guru! Bisakah saya mengajukan beberapa pertanyaan?"

Rizaldi, mengeluarkan ekspresi konyol kembali.

Next chapter