"Zen ... stop!" desis Aulin.
"Kenapa? Apa kamu mulai terangsang?" goda Zen.
Aulin tidak bisa menahan gejolak dalam dirinya. Ia ingin bercinta. Persetan dengan apapun! Batinnya. Sudah cukup Zen menggodanya.
Bukan hal baru jika ada yang menggoda Aulin seperti Zen. Kehidupan di luar membuat dirinya bisa bebas melakukan hal-hal yang ia inginkan. Tidur dengan beberapa laki-laki lain yang merupakan temannya, sudah biasa baginya.
Zen menatap Aulin dengan penuh keinginan berada di dalamnya. Tapi Aulin berusaha menahannya. Ia bahkan tidak bisa melakukannya di tempat umum seperti ini.
"Apartemenku menunggumu, Aulin. Kamu tahu kan, seberapa kerasnya aku menahan diriku untuk nggak bercinta denganmu saat kamu mabuk?"
Tawaran dan pengakuan Zen membuatnya dilema. Aulin benar-benar seperti mati kutu. Ia ingin, tapi ia juga gengsi. Sebab jika ia sampai bercinta dengan Zen, maka Zen adalah laki-laki pertama yang bercinta dengannya sejak di Indonesia.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com