Ketika wanita serba merah itu sudah menyerang sebanyak delapan jurus, tiba-tiba Pendekar Jarum Hitam menggerakkan satu tangannya.
Tangan kanan diangkat. Lalu kemudian bergerak menangkis.
Clangg!!!
Pedang si wanita langsung patah menjadi dua bagian. Semua jurus dan serangannya langsung berhenti. Ia sendir berdiri mematung di tempatnya.
Sungguh, ia tidak menyangka kalau kejadian seperti ini bakal menimoa hidupnya. Ia tidak percaya, pedang pusaka yang selama ini selalu diandalkan, ternyata mampu dipatahkan oleh seseorang dengan sangat mudah.
Semua ini baginya bagaikan mimpi buruk. Untuk beberapa waktu, wanita serba merah itu tidak melakukan tindakan apa-apa. Ia hanya bisa terbengong memandangi kutungan pedang yang jatuh tidak jauh dari tempatnya sekarang.
Waktu terus berjalan. Matahari sudah tidak lagi berada di atas kepala. Dinginnya angin tidak bisa dirasakan oleh wanita berpakaian merah itu.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com