Di tengah jalan, tombak pusaka itu langsung berputar cepat layaknya kincir angin. Segulung tenaga dahsyat sudah menerpa tubuh Pendekar Naga Putih. Padahal serangan utamanya belum tiba. Tapi tenaga yang terkandung di dalamnya ternyata malah sudah tiba lebih dulu.
Hal ini menandakan bahwa si Dewi Tombak memang sudah tidak main-main lagi. Sehingga walaupun berupa serangan pertama, dia langsung menurunkan tangan kejam kepada Pendekar Jarum Hitam.
Li Yong tersenyum dingin. Senyuman itu tampak menyeramkan. Orang biasa mungkin akan langsung bergidik ngeri ketika melihat senyumannya tersebut.
Tusukan tombak tadi mengarah ke tenggorokan. Titik yang mematikan!
Tapi Li Yong tidak panik. Dia memiringkan kepalanya ke sisi sebelah kanan. Serangan itu luput hanya dengan gerakan sangat singkat.
Tapi si Dewi Tombak tidak mau berhenti sampai di situ saja. Begitu tusukan pertama gagal, dengan cepat ia menarik lalu meluncurkan tombaknya lagi.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com