webnovel

1. Menjadi sarjana

"Tanggal berapa bulan depan?" tanya rio tanpa menoleh, dia sibuk mencabik cabik ayam goreng panas di piring laras tujuannya adalah agar ayam goreng itu tidak terlalu panas untuk dimakan laras.

Rio selalu seperti ini sejak awal mereka kencan, dia akan memastikan laras mendapatkan yang terbaik dan ternyaman, itu yang selalu membuat hangat hati laras di dekatnya.

"sayaaang, aku bertanya padamu tapi kamu hanya bengong" kali ini rio menoleh sambil tersenyum menggoda.

"hmm tanggal 16, gimana?" sahut laras dingin sedikit menunduk.

"apa maksudmu dengan gimana?, tentu saja aku akan datang untuk mendampingimu atau paling tidak mengucapkan selamat atas kelulusanmu" sahut rio ringan sambil mengusapkan tisu ke tangannya, dia sudah selesai mencabik ayam goreng di depan mereka.

"Tapiii orang tuaku akan hadir di hari itu" gumam laras nyaris tidak terdengar, matanya mulai berkaca kaca terlihat dia menahan tangisnya, laras menunduk dan menyesap teh nya.

Rio merengkuh laras ke pelukkannya "itu sebabnya tadi aku bilang paling tidak aku mengucapkan selamat padamu, tapi aku tetap akan datang walau aku mungkin tidak bisa mendampingimu. Tugasku adalah agar kau terlihat seperti gadis yang lain walaupun aku sering tidak sempurna melaksanakan tugasku, hahaha" rio mengakhiri kata katanya dengan tertawa meskipun di telinga laras lebih terdengar menyedihkan.

"seperti gadis lain" gumam laras dalam hati, di hari wisuda gadis yang lain akan antusias menyambut hari itu menyiapkan kebaya terbaik dan memesan tata rias dari salon kecantikan, mereka akan berusaha tampil secantik mungkin karena di hari itu mereka akan didampingi orang orang tercinta mereka, orang tua, kekasih, keluarga dan teman teman.

Tapi membayangkan hari itu terjadi saja laras tidak berani, menyelesaikan progam sarjananya hanya dalam waktu 3 tahun sebagai lulusan termuda dan terbaik di tahun ini sepertinya tidak akan membuat hari wisudanya seindah gadis lain karena orang tuanya tidak akan pernah sudi melihat rio di hadapan mereka.

"bolehkah aku mulai makan?" tanya laras sambil kembali duduk melepaskan pelukan rio.

"tentu saja ini sudah tidak begitu panas bahkan kalo kau tidak segera memakannya mungkin ayam ini akan hidup lagi dan mengejarku karena telah mencabik dirinya" goda rio sambil mengambil sepotong kecil ayam dan menyuapkannya ke mulut laras, laras ketawa sambil menerima suapan itu.

untuk sementara waktu mereka lupa dengan masalah mereka.

Selesai makan rio mengantar laras pulang ke kostnya, " masuklah dan jangan tidur terlalu larut, jangan banyak bepikir, oke?" dengan lembut rio mengusap pipi laras.

"jam berapa besok aku mengantarmu ke terminal?" tanya laras sambil menggenggam tangan rio.

"jam 12 siang tapi pagi aku sudah disini, kita sarapan bersama, oke?" rio mulai menyalakan montor

"oke" jawab laras sambil melambaikan tangan, dia mengawasi rio sampai berbelok tak terlihat kemudian masuk ke dalam kostnya. Rio tidak kuliah di jogja, dia kuliah di kota G karena keterbatasan biaya, rio rutin mengunjungi laras sebulan sekali, sekali berkunjung biasanya dia akan berada di Jogja selama 3 hari dan dia menginap di kost Wisnu temannya di sekolah menengah, selama di Jogja Rio biasa memakai motor Laras karena dari kota g ke Jogja rio naik bus.

Di teras kost nya ada kak anti (kakak tingkatnya di fakultas ekonomi) dan eno (teman samping kamarnya dan juga teman seangkatannya di fakultas ekonomi).

"cie....yang kedatangan pacar, bahagianya...." goda kak anti, eno hanya tertawa disampingnya.

"udah ah godain terus nih, aku capek masuk ke kamar dulu ya kak anti, yuk eno" pamit laras sopan meninggalkan mereka.

Setelah mandi dan berganti baju tidur laras berbaring di kasurnya yang mungil yang memang hanya pas untuk 1 orang. pikirannya merana mengenang kisah cintanya.

Laras dan Rio teman satu angkatan di Sekolah Menengah favorit di kota G, pada tahun pertama dan tahun kedua kelas mereka selalu bersebelahan mereka saling kenal tetapi jarang ngobrol karena pada dasarnya mereka berdua berbeda karakter, laras adalah cewek pendiam yang dingin tetapi Anggun sedangkan Rio dia cowok yang supel selalu spontan dan ramah pada semua orang. Di bidang akademik laras adalah murid teladan kesayangan para guru sedangkan Rio adalah murid yang sering bikin onar di sekolah sering membolos sering berkelahi tetapi dia juga senang berorganisasi karena sifatnya yang ramah dia adalah ketua dari grup pecinta alam sekolahnya.

Sebenarnya Rio sudah mendekati Laras sejak tahun pertama di sekolah menengah tetapi karena Laras terlalu pendiam setiap kali Rio menyapanya selalu dijawab dengan jawaban yang pendek dan acuh sehingga rio pun tampak malas mendekati Laras.

Pada tahun ke-2 di sekolah menengah entah apa yang dilakukan Rio sehingga tiba-tiba seluruh siswa dari 2 kelas (kelas Rio dan kelas Laras) selalu menggoda mereka berdua ketika tanpa sengaja mereka berpapasan, teman-teman mereka dari kedua kelas tersebut berusaha menjodohkan mereka untuk menjadi sepasang kekasih. waktu itu laras merasa sangat kagum dengan kegigihan Rio hingga akhirnya dia menerima Rio menjadi kekasihnya.

Waktu mereka memutuskan berpacaran hampir seluruh sekolah Heboh karena menurut para siswa,laras terlalu baik untuk Rio, para guru pun tidak kalah terkejut murid kesayangan mau berpacaran dengan si biang kerok, sebenarnya bagi Laras dia merasa baik-baik saja menerima Rio sebagai pacarnya karena ketika bersamanya Rio selalu memperlakukannya dengan baik, dia sangat sayang dan melindungi Laras, saat bersamanya rio sama sekali tidak tampak sebagai biang onar.

Berita ini dengan cepat sampai ke telinga kedua orang tua Laras, orang tua laras adalah pegawai negeri sipil tingkat menengah ke atas, kehidupan keluarga Laras bisa dibilang mapan ,kedua orang tua Laras terkejut mendengar dengan siapa anaknya berpacaran mereka menyelidiki latar belakang keluarga Rio, keluarga Rio tidak sekaya keluarga Laras, Ayah Rio hanya seorang sopir bus malam sedangkan ibunya hanya seorang pegawai asuransi rendahan, dari kecil Rio terbiasa bekerja sambilan untuk memenuhi uang jajannya setiap hari karena uang yang diberikan kedua orang tuanya hanya cukup untuk membayar biaya sekolahnya. ditambah dengan berbagai informasi bahwa Rio di sekolah adalah anak yang sering membolos dan berkelahi ,orang tua Laras menganggap Laras terlalu Naif ditipu Rio ,mereka marah dan menyuruh Laras untuk memutuskan hubungan dengan Rio. Laras merasa tidak adil untuk Rio ketika dia harus memutuskan hubungi ini tanpa rio melakukan kesalahan apapun padanya.

Laras menceritakan perihal orang tuanya pada rio tapi mereka tidak putus tetapi sepakat untuk melanjutkan hubungan ini secara tersembunyi dari orang tua laras.