Arni yang dipaksa berada pada situasi yang membuatnya sangat bingung dan gundah itu lantas berlalu dengan cepat, menaiki anak tangga menuju ke lantai atas. Di anak tangga itu, ia sempat berhenti sejenak dan memandang kepada Tommy sebelum akhirnya berlalu dari hadapan semua orang.
Tommy hanya bisa tersenyum dalam helaan napas yang begitu dalam. Yaa, dia pasti mengerti, pikirnya. Arni pasti memahami bahwa sesungguhnya, aku sangat mencintai dia, walau apa pun yang sudah terjadi kepadanya.
Dan kini, kebingungan itu justru melanda Tommy, terlebih lagi dengan keberadaan Dimas Aerlangga di sana.
"Baiklah," ucap Tommy, "sepertinya, sudah tidak ada lagi yang bisa aku perbuat di sini. Permisi."
Dimas tahu pasti, meskipun pria itu seperti berkata kepada Ira dan Agus, namun sesungguhnya ucapan itu ditujukan kepada dirinya.
Ya, dia berhak bersikap seperti itu kepadaku, pikir Dimas, setelah semua apa yang aku lakukan kepada mendiang ayah dan ibunya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com