'Jika aku bisa mengembalikan waktu, dan di suruh untuk memilih, aku lebih baik tidak mengenalmu. Dari pada harus terpaksa melupakanmu. Batin Nyonya Elzira Yeo dengan air mata yang kembali menitik dari sudut matanya. Sudah cukup lama ia meratapi rasa sakitnya, hingga membuatnya merasa muak sendiri dengan kebodohanmu. Ia sangat mencintai pria itu, alasan yang membuatnya masih ingin bertahan.
Dengan perlahan Nyonya Elzira Yeo merebahkan tubuh di atas tempat tidurnya, wanita itu sudah cukup lelah, sebab sejak semalam ia terus menagis bahkan tidak tidur sedikitpun saat memikirkan penghianatan dan ketidak jujuran yang sudah di perbuat oleh suaminya sendiri. Orang yang sangat ia percayai seumur hidupnya, orang yang sudah menggenggam hatinya. Namun meskipun demikian, Nyonya Elzira Yeo masih terus membujuk hatinya dan memilih untuk tidak mempercayai begitu saja. Ia hanya ingin mendengarkan langsung dari mulut Tuan Arnel Echhard. Hatinya masih ingin mempercayai cinta suaminya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com