webnovel

Beautiful Peach Blossom

"Aku sudah memutuskan hal ini matang-matang" ucap Wonbi penuh tekad meski air mata belum sepenuhnya kering dari wajahnya. Seorang gadis dari desa nan jauh berjuang untuk mengenyam pendidikan di istana kerajaan dengan menggunakan nama saudara sepupunya yang telah meninggal. Ia akan tetap merahasiakan identitasnya sebagai perempuan yang menyamar menjadi laki-laki. seiring perjalanan sebagai mahasiswa ia akhirnya mampu mengungkapkan rahasia dibalik kematian ibu dan sepupunya. Menjalani hidup dengan kumpulan pangeran kerajaan membuat hidupnya tak semulus yang ia kira. Awalnya cukup merepotkan akan tetapi semuanya ikut andil dalam mencari kebenaran tragedi sepuluh tahun yang lalu.

Rose_And_Sunset · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
53 Chs

BAB 9 "BEAUTIFUL PEACH BLOSSOM"

ROSE AND SUNSET

Tak terasa sudah terhitung malam ketiga sejak ia berada di akademi haeseok. Hansung sedang meratapi langit di tepi danau yang ada di belakang istana. Seseorang datang dan duduk di sampingnya, "aku harap kau tidak terganggu karena aku ingin duduk disini" ucap pria itu. Dohyun? Pikir hansung.

"oh tidak, silakan" kata hansung.

Dalam sekian menit, mereka hanya terdiam satu sama lain tanpa ada yang memancing bicara. Hansung merasa bahwa pria ini seperti sedang menyembunyikan sesuatu yang tak banyak orang tahu. Sedangkan, bagi dohyun dia ingin mengetahui penyebab gadis ini sengaja menyamar menjadi laki-laki dan mengganti identitasnya. Mereka berdua sama-sama mencari rahasia satu sama lain.

"oh iya" ucap mereka hampir bersamaan.

"kau dulu saja" kata hansung, "tidak, kau saja" timpal dohyun.

"jangan tuan, kau saja" jawab hansung. "tidak, aku ingin kau yang berbicara terlebih dahulu!" ucap dohyun sambil meninggikan suaranya.

"baiklah, tuan. Biarkan aku berbicara terlebih dahulu" kata hansung mengawali.

Hansung mengambil sesuatu yang ia selipkan di balik ikat pinggangnya. Disana dia seperti mengeluarkan sesuatu dari buntalan kain, "apa itu?" Tanya dohyun antusias.

"ini untukmu, sebagai ungkapan terimakasih karena kau telah menyelamatkan hidupku di hari pertama aku ke akademi haeseok. Jadi, kumohon terimalah" ucap hansung mengulurkan tangannya dan disana di telapak tangannya terdapat sebuah gelang batu berlian putih dan di salah satu batunya merupakan batu zamrud bersinar dan terdapat ukiran yang menambah kecantikan gelang tersebut.

Dohyun memperhatikan sekilas, "gelang ini cukup bagus untuk kau berikan padaku. Bukankah gelang ini sebenarnya berharga bagimu?" Tanya dohyun.

"kau benar, ini adalah gelang yang berharga semasa aku kecil. Tapi, sepertinya aku sudah tidak punya alasan untuk menyimpannya. Bukan begitu?" Tanya hansung.

"jadi menurutmu? Aku adalah tempat pembuangan untuk gelang yang kau anggap sudah tidak berharga lagi?" Tanya dohyun sinis.

"tidak tuan, bukan begitu maksudku. Aku hanya ingin memberikanmu sesuatu yang kupunya dan sedikit berharga. Aku tidak punya barang berharga lainnya selain ini yang sengaja paman biarkan untukku" kata hansung hampir saja menangis.

Dohyun yang selalu memperhatikan gerak gerik gadis ini merasa ada sedikit yang aneh, bukan sedikit malahan akan tetapi sangat banyak. Ia selalu berpikir tentang gadis ini yang sekuat mugkin bertahan di tengah para pria yang haus akan kekuasaan dan harta. Selain itu, keadaannya yang berasal dari keluarga tidak mampu langsung menyebar ke seantero akademi. Bahkan para pendidik dan pelatih pun banyak yang mencemoohnya di belakangnya tanpa ia sadari.

Gadis ini adalah gadis yang rapuh namun memiliki tubuh yang kuat dan bertenaga. Pertama kali ini ia melihat seorang gadis yang bahkan tidak malu mengungkapkan berasal dari mana keluarganya dan siapa dia sesungguhnya. Gadis ini pandai bermain pedang, ia bisa melindungi dirinya sendiri. Sepanjang dohyun berpikir tentang gadis ini ia tidak menyadari bahwa gadis yang ia pandang ternyata menyadari tatapannya.

"tuan?" sapa gadis itu.

"ah, maaf sebelumnya" kata dohyun. Ia pun mencoba menstabilkan suaranya dan berpura-pura membersihkan tenggorokannya.

"tidak apa-apa jika tuan tidak mau menyimpannya akan kusimpan sendiri. Berarti aku tidak perlu merasa hutang nyawa lagi karena kau sudah menolaknya" gerutu hansung.

Tapi dohyun masih mengamati gelang batu berlian yang dibawa oleh hansung. Meskipun gelang itu sudah dimasukkan ke dalam kantong kain hitam nyawanya pikiran dohyun masih melayang jalang. Dia orang miskin, tapi bagaimana mungkin punya batu berlian seperti itu? Itu bukanlah gelang biasa, tidak banyak yang menjualnya kecuali sengaja dibuat secara khusus oleh bangsawan. Bangsawan? Benar, hanya seorang yang memiliki harta dan kedudukan yang penting yang bisa membeli barang semacam itu. Tapi, kenapa gadis ini bilang miliknya sejak kecil? Siapa dia sebenarnya? Dan paman? Siapa pamannya? Ia tak pernah menceritakan siapa pamannya.

"hansung.." panggil dohyun.

"ia tuan?" hansung pun menoleh.

"kau bilang pamanmu melarang menjualnya? Kenapa? Siapa nama pamanmu?" Tanya dohyun.

Mati aku!! Pikir hansung, ia keceplosan!.

"oh, paman? Aku bilang paman? Aku bahkan tidak punya paman. Ooh iya, jika aku salah ucap aku minta maaf. Aku punya seorang ayah namanya kim hanlong, terkadang aku usil kepadanya dan memanggilnya paman. Begitulah" kata hansung menyamarkan suaranya agar terdengar tidak berbohong.

Dohyun mulai melancarkan serangannya, ia termasuk kategori anak yang jenius jika dibandingkan dengan bangsawan seusianya. "kalau boleh tahu, siapa saja anggota keluargamu?" Tanya dohyun.

Mati aku, inilah saatnya aku harus menjadi hansung seutuhnya. Berbicara dan berpikir layaknya aku adalah hansung yang sesungguhnya. Dia pun mulai tersenyum dan melancarkan aksinya.

"kami sekeluarga terdiri dari tiga anggota keluarga saja. Aku kim hansung putra dari kim hanlong, dan kim hanlong sendiri tentunya, terus yang ketiga ada sepupuku, seorang gadis bernama wonbi". Seketika mendengar nama wonbi mata dohyun membelalak lebar, ketemu! Nama gadis ini adalah wonbi dan dia menggantikan sepupunya untuk disini yang bernama hansung, lalu dimana hansung sekarang berada? Apa hansung menyamar menjadi salah satu siswa disini juga? Pikir dohyun.

"Benar, dia bukan adik kandungku melainkan sepupuku. Dia dulu hidup dalam ketidaknyamanan sehingga ayahku mengajaknya pulang dan merawatnya sampai sekarang." Kata hansung meyelesaikan ceritanya.

"melihatmu adalah seorang pria tampan aku yakin sepupumu pasti cantik sekali? Benar begitu?" pancing dohyun.

"ah, tidak juga. Kau tidak tahu tingkahnya seperti apa. Jangan sampai kau penasaran ingin bertemu dengannya. Aku saja yang bertemu dengannya setiap hari selalu bertengkar dan aku sudah muak dengannya. Aku bahkan merasa senang sekarang karena aku berpisah jauh darinya. Tapi aku tebak dia pasti merindukanku karena taka da seseorang yang melindunginya disana, hehe" hansung mengakhiri ceritanya. Setelah selesai bercerita ia pun segera memalingkan muka menahan air matanya agar tidak keluar. Karena jujur, yang sedang merindu adalah dirinya, dirinya merindukan hansung. Teramat sangat.

Dohyun merasa ia ingin bertanya lebih lanjut lagi, akan tetapi itu tidak bisa ia lakukan. Jika ingin mengetahui hal yang seperti ini harus dilakukan secara pelan-pelan dan bertahap. Sama halnya dengan menyelesaikan puzzle, harus menggabungkan antara satu puzzle yang satu dengan puzzle yang lainnya. Untuk saat ini cukup informasi yang ia dapatkan, aka nada kesempatan lainnya untuk menguliknya lagi.

���tentu saja, kau tahu tidak ada yang gratis di dunia ini. Iya kan?" kata dohyun menggoda hansung. Ia tidak akan menyerah di saat ini saja, ia melancarkan taktik lain untuk mengulik dengan benar dan tepat, siapa orang yang bernama hansung sebenarnya dan alasan kenapa gadis ini sampai mau susah payah menyamar menjadi pria.

"ha? Entahlah. Aku tidak tahu apa maksudmu tuan" jawab hansung polos.

"kau bilang kau masih berutang nyawa padaku, tentu saja utangmu harus kau bayar. Iya kan?" kata dohyun menggoda. Ia pun mendekatkan wajahnya ke wajah hansung dan tentu saja pipi hansung memerah karenanya. Bagaimanapun juga dirinya adalah seorang gadis yang akan tersipu jika didekati oleh seorang pria setampan dohyun.

"ehm, entahlah" hansung langsung mendorong kuat dohyun ke belakang "lalu! Apa yang harus kulakukan agar utangku bisa terbayar lunas?" kata hansung setengah berteriak.

Dohyun merasa puas, akhirnya gadis ini masuk ke dalam permainannya. "kau pandai bermain pedang, tapi itu saja tidak cukup. Kau juga harus memiliki wawasan yang cukup dan otak yang tajam. Belajarlah dan masuk ke asrama bongsul. Dengan begitu kau akan membayar utangmu" kata dohyun.

"asrama bongsul? Asrama angkasa? Yang hanya dihuni oleh orang-orang dengan kecerdasan tertinggi dan yang memiliki peringkat tertinggi diantara peserta lainnya, yang itukah?" Tanya hansung memastikan.

Dohyun hanya menganggukkan kepala malas, "ah tuan. Aku minta maaf sebelumnya. Karena aku adalah siswa dari pelosok desa dan buku pun sangat jarang di desaku. Bagaimana aku bisa mengejar kejeniusan peserta yang sudah ada disini aku rasa itu mustahil. Jadi, aku rasa tuan mengganti persyaratan lain agar utang nyawaku lunas" kata hansung memelas.

Dohyun mendengus, "kalau kau tidak sanggup membayar utang nyawamu bayarlah dengan nyamamu yang sebenarnya ke danau ini" kata dohyun enteng.

"tuan menyuruhku membayar dengan nyawaku sungguhan?" hansung berteriak kebingungan.

"lantas? Itukan yang kita sebut utang nyawa?" tantang dohyun.

"oh, tuan. Sepertinya kau benar-benar menantangku!" kata hansung setengah berdiri. Kemudian dia pun berdiri di depan dohyun yang masih duduk manis memandang danau di depannya. "akan kupastikan aku akna belajar giat mulai sekarang dan aku akan masuk ke dalam tiga besar siswa dengan nilai tertinggi di akademi ini!" ucapnya sambil mengacungkan tangan dan menunjuk ke batang hidung dohyun.

"apa lagi sekarang?" Tanya dohyun heran.

"tuan, tolong aku. Aku tidak tahu hal apa saja yang harus kupelajari sebagai seorang bangsawan disini. Aku di rumah hanya membaca buku milik ayahku dan selalu berlatih pedang. Aku merasa pengetahuanku kurang cukup jika dibandingkan orang terbodoh di istana ini sekalipun" kata hansung memohon kepada dohyun.

"barusan kau menyumpahiku, sekarang kau memohon padaku?" kata dohyun.

"tuan, maukah kau ajarkan aku? Beberapa hal yang perlu ku kuasai dalam ilmu pengetahuan?" pinta hansung.

Dohyun memandang hansung sejenak, ada ketulusan di mata gadis ini. Tidak aku tidak boleh lemah terhadap wanita ini. "tentu aku akan membantumu, tapi kau harus mengikuti semua perkataanku, bagaimana?" tawar dohyun.

Hansung diam sejenak, dia berpikir keras. Dia sedari awal ingin membawa nama hansung ke puncak tertinggi dalam akademi ini tapi melihat kenyataan dirinya yang bodoh dia pun sedikit pesimis, tapi ia tak boleh menyerah. Demi hansung dia akan melakukan apapun agar peringkatnya bisa naik dan selalu berada di barisan atas.

"baiklah, tuan hwang dohyun. Aku akan mengikuti semua perintah dan titahmu agar aku bisa masuk ke asrama angkasa dan aku bisa melunasi utang nyawaku padamu. Setuju?" kata hansung.

"oke, setuju" dohyun tak bisa lagi menahan senyum senangnya. Ia pun tersenyum lepas hingga gigi gerahamnya terlihat. Hansung yang melihatnya merasa senang dan semangat optimisnya kembali meningkat.

Tiba-tiba di sebelah kiri hansung terdengar suara aneh, seperti ranting kering yang terinjak oleh seseorang. "siapa itu?" teriak hansung. Hansung hendak berdiri namun dicegah oleh dohyun, dengan lemah dohyun menggelengkan kepalanya. Kenapa? Pikir hansung.

Lalu, terlihatlah sesosok bayangan berkerudung berlari menjauh. "siapa itu?" teriak hansung lagi. "aku tahu dia, tidak perlu kau kejar. Lebih baik kit akembali ke aula. Hari sudah malam sebentar lagi adalah jadwalnya untuk tidur" saran dohyun.

Akhirnya mereka berdiri hendak kembali ke aula. "kau kembalilah lebih dulu. Aku ingin ke suatu tempat" kata hansung. "kau mau kemana?" Tanya dohyun.

Entah kenapa bagi hansung ini sama halnya dengan interogasi. "pokoknya ke suatu tempat. Rahasia" jawab hansung.

Namun, jawaban itu tidak memuaskan dohyun. "ingat, kau masih punya hutang nyawa terhadapku. Aku harus memastikan kau kemana saja saat ini karena aku tidak mau dirugikan jika tiba-tiba mala mini kau lenyap dari sini" kata dohyun.

"ya ampun tuan, kau ini penuh curiga sekali" hansung sudah mulai jengkel. Daripada berlama-lama disini akhirnya ia memutuskan untuk segera berbalik badan hendak kabur dari dohyun. Namun, siapa sangka jika dohyun adalah tipe orang yang mampu memprediksikan gerakan lawan dengan cepat. Sehingga, tangan dohyun berhasil menarik lingkaran leher bagian belakang hansung dan tereksposlah leher hansung oleh dohyun.

Setelah hansung jatuh menubruk dohyun dari belakang ia pun mengaduh dan dengan segera dohyun melepaskan genggamannya. "tuan! Kau ini kenapa?" hansung pun marah.

Dohyun tidak bisa berkata apa apa lagi. Dia menebak bahwa semalam ini dan dilihat dari penampilan hansung saat ini adalah bahwa dia pasti akan melakukan sesuatu tentang membuka jati dirinya sendiri, menjadi seorang wanita.

Tapi, mau kemana dia semalam ini? Tidak mungkin dia menyelinap keluar ke oktajeong? Pikir dohyun.