webnovel

Beautiful Peach Blossom

"Aku sudah memutuskan hal ini matang-matang" ucap Wonbi penuh tekad meski air mata belum sepenuhnya kering dari wajahnya. Seorang gadis dari desa nan jauh berjuang untuk mengenyam pendidikan di istana kerajaan dengan menggunakan nama saudara sepupunya yang telah meninggal. Ia akan tetap merahasiakan identitasnya sebagai perempuan yang menyamar menjadi laki-laki. seiring perjalanan sebagai mahasiswa ia akhirnya mampu mengungkapkan rahasia dibalik kematian ibu dan sepupunya. Menjalani hidup dengan kumpulan pangeran kerajaan membuat hidupnya tak semulus yang ia kira. Awalnya cukup merepotkan akan tetapi semuanya ikut andil dalam mencari kebenaran tragedi sepuluh tahun yang lalu.

Rose_And_Sunset · History
Not enough ratings
53 Chs

BAB 10 "Diam-diam ada yang memperhatikan"

ROSE AND SUNSET

"Jangan ikuti aku!" kata hansung.

"kau mau kemana?" Tanya dohyun sambil melangkah perlahan mendekati hansung.

"jangan mendekat!" teriak hansung. Namun lengannya langsung diraih oleh dohyun dan dohyun pun membisiki sesuatu di telinga hansung yang membuatnya menjadi membelalakkan matanya.

"kau?" Tanya hansung. Tanpa menjawab apapun dohyun melangkah melewati hansung yang masih berdiri di tempatnya.

###

Para siswa sudah mulai terlelap, menyisakan satu tempat kosong di ujung barisan para siswa untuk tidur. Hansung langsung menuju ke sana, dasong ternyata langsung bangun dan terduduk begitu menyadari bahwa hansung sudah pulang, "kau kemana saja sampai selarut ini?" tanyanya penuh curiga.

"alah, kamu ga perlu tahu. Kamu tahu kan? Aku? Jadi ya seperti itulah" jelas hansung. Dasong yang cukup cerdas langsung mengetahui maksud dari hansung mengenai kepergiannya malam itu. Tentu saja ia tidak bisa mandi berbarengan dengan siswa lainnya karena hansung adalah seorang wanita dan dasong tahu hal itu. Begitu pula hansung, ia membiarkan dasong menjaga rahasianya.

Hansung langsung mempersiapkan tempat tidurnya, dasong pun ikut membantunya dan ia menggeser tubuhnya menjaga jarak dengan hansung, selain itu ia juga memberi jarak kepada hansung. Selain dasong, yang belum tidur malam itu seonho salah satunya. Ia selalu merasa khawatir tentang hansung, entah kenapa perasaan itu muncul, akan tetapi selama hansung tidak ada di sisinya ia selalu merasa khawatir. Saat itu ia sedikit mendengar percakapan hansung dan dasong, akan tetapi ia kemudian merasa tenang bahwa ada dasong yang juga mau berteman baik dengan hansung.

###

Pagi itu, adalah hari keempat terhitung sejak kedatangan hansung ke istana. Tinggal dua hari lagi menuju hari keenam yaitu hari dimana aka nada pengumuman mengenai urutan ranking seluruh siswa di akademi haeseok.

"dasong, apakah kau tahu ujian hari ini tentang apa?" Tanya hansung saat duduk santai di tempat tidurnya.

"entahlah, kudengar dari beberapa pelatih kita akan dibawa ke hutan dan mungkin sedikit meditasi diri" jelas dasong. "kenapa? Kau ada masalah?" Tanya dasong.

"tidak, aku hanya ingin tahu saja" jelas hansung. Hutan, berarti ia masih dalam keadaan aman, setidaknya tidak ada pertarungan tiba-tiba disana, pikir hansung. Namun ia salah besar karena disana sudah disiapkan sebuah arena untuk bertarung gulat. Sebuah lingkaran berdiameter 20 meter, terlalu luas untuk pertandingan gulat hanya untuk dua orang saja.

Sepanjang perjalanan dirinya berada di samping seonho dan dasong. Wajah pucatnya sudah terlihat di sepanjang jalan ketika ketua penilai mereka mengatakan akan diadakan lomba gulat di hutan. "aku mana mungkin menang melawan mereka semua? Staminaku tidak sebanding dengan mereka" ucap hansung terang-terangan.

"hansung, kau tidak perlu khawatir dengan hal itu. Kita semua akan diundi dan akan bertanding ehm… cukup untuk sekali atau dua kali dalam pertandingan. Setelah itu kita semua akan diranking baru kemudian keesokannya semua nilai kita akan diakumulasi dan akan ditentukan dimana kita akan tinggal di asrama nanti" jelas seonho.

"kau tidak perlu khawatir, bukan kau yang paling lemah disini. Masih ada aku yang menjadi siswa termuda disini, itupun aku tidak peduli jika aku berada di peringkat terakhir dalam permainan gulat" kata dasong.

Hansung teringat kemudian, bahwa selain dirinya yang menjadi satu-satunya wanita di akademi, ternyata masih ada satu anak di bawah umur yang mendaftarkan dirinya ke akademi haeseok. "aku akan mencegahmu di peringkat paling bawah hansung" kata dasong. Ucapan dasong sebenarnya sederhana akan tetapi bagi hansung ucapannya dasong adalah hal yang paling membuatnya lega sepanjang perjalanan ini.

"hei, kau gila? Aku tidak pernah melihatmu sebegini menyerahnya ketika hendak berkompetisi. Setahuku kau pasti melakukan berbagai cara agar menang tapi setelah hansung bilang dia bisa saja berada di peringkat terakhir kau malah mencalonkan diri berada di peringkat terakhir?" ungkap seonho heran.

"lebih baik kau diam, bukannya selama ini aku selalu mengalahkanmu? Anggap saja aku sudah capek dan lelah menang darimu, jadi kau boleh lebih unggul dariku saat kompetisi gulat ini" ucap dasong mengejek seonho.

"kau terlalu menilai dirimu tinggi, aku bahkan kalah darimu hanya sekali tapi kau bilang aku selalu kalah atas dirimu? Hah, pembohong bermulut besar" ejek seonho. Hansung tidak tahu kalau dua manusia di sampingnya yang sama-sama besar di istana mengalami pertengkaran sesengit ini. "sudahlah hentikan kalian!" ucap hansung.

"bagaimanapun juga, dasong terimakasih karena kau sudah membuatku lebih nyaman dari sebelumnya, dan seonho hentikan. Kau harus bersikap lebih dewasa daripada dasong!" kata hansung.

"hansung? Kau membela dasong?" Tanya seonho

"tidak usah tersanjung begitu, aku melakukannya karena aku tahu siapa dirimu dan aku hanya malas saja menjadi yang terkuat. Predikat aku yang termuda dan terpintar sudah cukup bagiku" kata dasong.

"hei, anak ini sungguh keterlaluan. Tingkat percaya dirimu besar sekali yaa?" kata seonho, namun segera dihentikan oleh hansung yang berada di tengah karena ia tak ingin kedua orang yang ia sayangi bertengkar karenanya.

Ia pun mengingat masa-masa dirinya dengan hansung dan pamannya dulu yang mana pamannya sering menjadi penengah kalau dia dan hansung sedang bertengkar. Ia pun melihat ke langit, pagi itu cuaca sangat cerah dan bersih. Tak ada satu awan pun yang menggantung di sana.

"kau memandang apa?" tiba-tiba suara di belakangnya menyadarkannya kembali. Hansung pun menoleh da nada dohyun yang berjalan tepat di belakangnya.

"dohyun? Kau sejak kapan di belakang kami?" Tanya hansung.

"kau tidak tahu? Sejak keberangkatan kita dari istana dia sudah ada di belakang kita!" kata dasong.

Benarkah? Aku tidak menyadarinya. Kata hansung dalam hati.

Sebelum berangkat, semua siswa akademi dibariskan tiga banjar untuk berjalan menuju hutan. Pada awalnya di belakang hansung bukanlah dohyun melainkan orang lain, kemudian dohyun datang dan menawarkan diri untuk bertukar tempat dengan orang yang di belakang hansung.

Setelah perjalanan yang begitu panjang akhirnya mereka sampai ke tengah hutan dan menemukan ada beberapa bendera yang sudah dipasang di beberapa pohon. Beberapa siswa sudah menempatkan diri untuk duduk melingkar mengelilingi lingkaran di tengahnya. Beberapa siswa ada yang berbisik mengenai kompetisi gulat hari ini, hansung tidak begitu mendengarkan gunjingan orang sekitarnya, ia hanya memikirkan dirinya bahwa ia tidak akan berusaha terlalu keras.

Ia pun hanya bersikap tenang dan sewajarnya saja, hanya saja ketika ia hendak duduk seseorang bertubuh besar dan jangkung memandangnya dengan tatapan yang sangat intens. Hansung bahkan tidak mengenal orang itu, tapi kenapa ia seperti tidak asing dengan orang itu? "tunggu, orang itu bukannya yang menabrakku kemarin?" pikir hansung. Benar orang yang sedang memperhatikannya saat ini adalah pria yang menabraknya kemarin.

Hansung pun menghilangkan perasaan khawatirnya dan kembali memusatkan perhatiannya pada tengah lingkaran. Para penilai sudah duduk di kursi yang disediakan untuk mereka setelah semua duduk dengan rapi. Seorang ketua berdiri dan membuka gulungan kertas yang ia bawa, "para siswa semua sudah lengkap? Atau masih ada yang tertinggal?" Tanya ketua sebelum mulai. Karena tidak ada tanggapan apapun dari para mahasiswa oleh karena itu ia segera melanjutkan agenda hari itu.

"untuk hari kelima ini, ujian para siswa akademi haeseok ini adalah uji fisik. Seberapa kuat fisik kalian dalam perlindungan diri tanpa senjata. Baiklah akan saya bacakan beberapa peraturan dalam permainan ini, setelah itu kalian semua akan diundi siapa yang akan bermain terlebih dahulu dan orang yang terpilih berhak memilih lawan yang yang diinginkan jika telah berhasil mengalahkan satu siswa" setelah itu, dibacakanlah beberapa peraturan yang tidak membolehkan siswa membaca benda tajam apapun itu bentuknya, karena itu siswa yang tertangkap membawa senjata tajam akan didiskualifikasi bagaimanapun caranya.

Satu per satu nama siswa dipanggil dan mulai bertanding gulat. Semuanya berjalan baik-baik saja, hingga hansung bisa belajar tentang cara bergulat melalui orang yang bertanding di depannya dan dari penjelasan dasong yang selalu setia di sampingnya.

Hingga sampai pada saat nama dohyun dipanggil, ia pun segera berdiri. Sebelum pergi ia dan hansung saling berpandangan melalui dasong yang berada di antara mereka. hansung pun tidak tahu alasannya, "apa tadi dia menatapku?" Tanya hansung pada diri sendiri, akan tetapi seonho yang berada di sampingnya mengiyakan, "aku juga melihatnya, dia bahkan melewati dasong dan langsung menatapmu, selain itu ia bahkan juga tidak melihat ke arahku" gerutu seonho.

"ada apa? Kenapa dia memandangku begitu seonho?" Tanya hansung.

"entahlah, aku pun tidak tahu" kata seonho. Selain mereka berdua yang terus bertanya mengenai tatapan aneh dohyun pada hansung diam-diam dasong juga berpikir mengenai dohyun, "ada apa dengannya? Tidak biasanya dia seperti itu. Atau mungkin? Dohyun sudah tahu mengenai hansung?" pikir dasong. Ia selama ini berpikir bahwa satu-satunya orang yang mengetahui bahwa hansung seorang wanita adalah dirinya akan tetapi ia salah, ternyata ada orang lain juga yang mengetahuinya.

Sedangkan yang mereka gunjing hanya maju ke depan dan sudah berhadapan dengan lawannya. Di tengah lingkaran itu, lawan dohyun sudah melepas baju dan mulai meregangkan sendi-sendi di tubuhnya. Ia bahkan mengejek dohyun yang tidak melepas baju bagian atasnya. Semuanya menertawakannya, "apa salahnya jika dohyun tidak melepas bajunya? Itu kan terserah dia" kata seonho.

Hansung baru menyadari bahwa sedari tadi, semua peserta gulat membuka baju atasnya dan baru pertama kali ini dohyun tidak membuka bajunya. Ia jadi memikirkan dirinya bagaimana jika ia nanti harus bertanding gulat dan ia harus membuka baju atasnya? Ia kan wanita! Tentu saja identitasny akan terbongkar disini. "semua harap tenang!" kata ketua penilai.

"dohyun, silakan lanjutkan pertandingannya" kata ketua penilai.

Kemudian, pertandingan gulat pun sudah dimulai. Sorak sorai dari siswa meramaikan suasana hutan yang saat itu sunyi. Tentu saja, kekuatn dohyun tidak bisa dianggap enteng dan diremehkan oleh sebagian peserta. Pertandingan tetap berlanjut, dan tak lama kemudian lawan dohyun kehabisan tenaga sehingga pertandingan dimenangkan oleh dohyun.

Seonho dan hansung langsung berpelukan mengetahui dohyun menang setelah diejek oleh beberapa siswa. Setelah selesai memeluk seonho hansung kembali duduk ke posisi semula, "Orang-orang benar-benar aneh", pikir hansung. "bukankah tadi semua orang sedang mengejeknya dianggap tidak memiliki otot perut dan diejek lemah hanya karena diejek tidak melepas baju atasnya? Lalu, kenapa semuanya malah bersorak untuk kemenangannya" Tanya hansung.

"ya begitulah manusia, sebagian besar ingin berada di pihak mayoritas dan di pihak yang merasa dirinya lebih tinggi dibandingkan lainnya" jelas dasong.

"maksudmu?" Tanya hansung.

"seperti tadi, orang-orang mengejek dohyun karena tidak melepas baju. Karena diledek lawannya oleh karena itu penonton yang merasa bahwa nanti dohyun akan dikalahkan merasa dia harus berada di pihak lawan dohyun sehingga mereka yang seharusnya netral pun jadi ikut meledeki dohyun, begitu pula saat dohyun menang saat ini" jelas dasong singkat.

Hansung yang paham hanya manggut-manggut sebentar. "selanjutnya ada dasong, akan tetapi karena dasong satu-satunya siswa di bawah umur sehingga dia boleh absen dari pertandingan gulat sekarang ini" kata ketua pelatih begitu mendapatkan undian yang berisikan nama dasong.

"dasong!! Kau bilang akan berada di bawah levelku saat gulat ini? Ternyata kau memang tidak ikut bertanding! Kenapa aku mudah sekali tertipu olehmu?" kata hansung yang meremas bahu dasong dan mengguncangkannya kuat, sedangkan dasong yang tertangkap telah membodohi hansung hanya tertawa.

Begitu dohyun sudah kembali ke tempat duduknya semula dia pun melerainya, "sudahlah, kalian jangan berkelahi!" nada tinggi dari dohyun membuat mereka berdua berhenti saling mencengkeram dan kembali duduk tenang sedangkan dohyun berusaha mengelap tetesan keringat yang menempel di kepalanya.

Urutan peserta kemudian dipanggil, "jang jaebum!" panggil ketua penilai dengan lantang. Seorang pria bertubuh besar yang duduk berseberangan dengan hansung berdiri, "ternyata namanya jang jaebum?" pikir hansung.

"bukankah dia yang sedari tadi memperhatikanmu?" Tanya dohyun.

"bagaimana kau?" hansung tidak melanjutkan kata-katanya, baginya itu cukup kalau selama ini dohyun selalu memperhatikannya. Hidupnya tidak bisa sebebas dulu rupanya. Karena ada beberapa orang yang ternyata memperhatikannya, entah secara terang-terangan atau diam-diam.