webnovel

Beautiful Peach Blossom

"Aku sudah memutuskan hal ini matang-matang" ucap Wonbi penuh tekad meski air mata belum sepenuhnya kering dari wajahnya. Seorang gadis dari desa nan jauh berjuang untuk mengenyam pendidikan di istana kerajaan dengan menggunakan nama saudara sepupunya yang telah meninggal. Ia akan tetap merahasiakan identitasnya sebagai perempuan yang menyamar menjadi laki-laki. seiring perjalanan sebagai mahasiswa ia akhirnya mampu mengungkapkan rahasia dibalik kematian ibu dan sepupunya. Menjalani hidup dengan kumpulan pangeran kerajaan membuat hidupnya tak semulus yang ia kira. Awalnya cukup merepotkan akan tetapi semuanya ikut andil dalam mencari kebenaran tragedi sepuluh tahun yang lalu.

Rose_And_Sunset · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
53 Chs

BAB 45 AKU HARUS TAHAN DENGAN SEMUA RASA INI

ROSE AND SUNSET

"tapi aku ingin memenangkan pertandingan ini. Ini adalah kesempatan yang bagus untukku bahwa aku juga bisa menang tanpa kehadiran kakakku di sampingku" ucap chaewon kepada hansung.

"maksudmu si shin dawon yang kemaren membuatku hampir mati keracunan?" pancing hansung.

Mendapat tatapan tajam dari chaewon hansung pun langsung terdiam seribu bahasa. Ia tahu, adiknya itu pasti marah besar karena ia menyebutkan penyebab kakaknya mendapat hukuman tidak ikut pertandingan panahan.

"aku harap kau benar-benar telah memaafkan kakakku, meskipun ia tampak jahat di matamu, tapi percayalah kamu akan melihat kebaikannya suatu hari nanti" kata chaewon dengan percaya diri.

"waw, keren sekali jika ia memiliki seseorang yang akan membelanya seperti ini" kata hansung kepada dirinya sendiri.

"baiklah, aku minta maaf. Kita lanjutkan perbincangan kita yang tadi. Jadi? Apa rencanamu untuk memenangkan pertandingan ini?" Tanya hansung.

"sebelum bertanya apa yang harus dilakukan untuk menang harusnya yang kau tanyakan adalah apa saja peraturan pertandingannya terlebih dahulu tuan" jawab chaewon.

"baik, apa saja peraturan dalam permainannya ini chaewon?"

"bukankah lebih baik jika kita ajak tuan hyunsang untuk berdiskusi?" usul chaewon.

"itu bukan taktikmu agar bisa bertemu dengannya kan chaewon?" goda hansung.

"ya sudah, tidak usah saja kalau begitu" chaewon marah. Dia lalu turun dari tempat duduknya berjalan menjauh dan diikuti hansung yang memohon maaf.

"baiklah baiklah, ayo kita berunding dengan hyunsang setelah ini" kata hansung mengejar chaewon.

# # #

Pada malam harinya, semua peralatan telah disiapkan dengan baik oleh hansung. Dirinya tidak mau menjadi penyebab dari kesalahan di timnya. Meskipun nanti timnya kalah dalam pertandingan. Itu tidak masalah baginya karena yang terpenting adalah ia bisa terbebas dari hukuman beruntun yang seolah-olah tak pernah usai karena perbuatan curangnya dengan hyunsang.

Seperti malam-malam sebelumnya, hansung berada di luar asrama dan menatap bintang di langit. Tanpa ia sadari seseorang berjalan masuk dari pintu depan asrama mereka ke halaman tempat hansung merenung.

"hansung? Kau tidak beristirahat untuk persiapanmu besok?" Tanya minhyung.

"haa? Aku? Ooh, aku terlalu deg-degan sehingga sulit tidur" jawabnya.

"benarkah? Perlu kutemani?" minhyung pun duduk di samping hansung dan hansung mempersilakannya.

"kenapa kau harus deg degan? Aku tahu kau sudah mahir memanah sejak kecil. Iya kan?"

"aku sudah lama tidak berlatih, kehidupanku hanya seputar ayahku dan adikku. Jadi, aku ehm… sudah lama tidak mengasah kemampuanku, kau tahu kan kalau pisau sudah lama tidak pernah dipakai dan digosok?" hansung membuat taktik.

"benar… yang kau katakana memang benar. Lalu apa saja kegiatanmu selama di pedesaan. Aku kira kau malah bertambah kekar karena sering bekerja di luar. Tapi ternyata ototmu saja bahkan lebih kecil dibandingkan punyaku. Hahahaha" minhyung mengolok-olok sahabatnya yang sebenarnya adalah bukan hansung yang asli.

Mendengar olok-olok dari minhyung, hansung pun merasa malu dalam hatinya ia berkata, "sebenarnya otot hansung jauh lebih kekar daripada punyamu minhyung!! Dasar, andai hansung masih hidup dan kau mengatakannya tepat di depanku maka tidak akan kubiarkan"

"aku sempat sakit-sakitan jadi tumbuh kembangku agak sedikit berbeda dengan pemuda seusiaku lainnya" kata hansung.

"baiklah, aku akan percaya dengan perkataanmu" kata minhyung.

Setelah mereka diam cukup lama, "kau pasti lelah dengan kegiatanmu seharian ini. Lebih baik kau masuklah lebih dulu dan beristirahat di dalam" usul hansung.

"apa aku tidak boleh menemani temanku disini?" Tanya minhyung.

Mendengar jawaban ketus dari minhyung, mau tidak mau hansung pun menjawab dengan anggukan. Apalagi mengingat bahwa minhyung adalah teman kecil hansung, dia yang bukan hansung asli pun harus berusaha bagaimanapun caranya agar tidak ada yang menyadari bahwa dia bukan hansung yang asli.

"hansung, terkadang aku berpikir hal ini berulang kali setiap harinya" kata minhyung membuka percakapan. "sepertinya ini perbincangan yang agak dalam rupanya" kata hansung dalam hati.

"adiknya si wonki yang perempuan itu dirawat oleh ayahmu kan? Dan tinggal bersama kalian berdua? Kalau kalian berdua sedang disini? Lalu siapa yang sedang bersamanya di desa? Apa dia tidak sendirian?" Tanya minhyung.

Hansung pun kaget, ia sama sekali tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Sampai minhyung bertanya mala mini. Hansung tetap diam lama. Dia tidak tahu harus menjawab apa, dia harus memutar otaknya untuk bekerja lebih keras lagi.

"oh iya, dia tinggal bersama tetanggaku di desa" jawab hansung asal setelah terdiam lama tentunya.

"oh begitu, kalau ada waktu bisakah kau membuatnya berjumpa denganku?" Tanya minhyung kepada hansung.

"ooh, kau ingin bertemu dengannya? Kenapa kau ingin bertemu dengannya? Lagian dia pasti tidak mengenalmu. Kalian kan sudah lama tidak bertemu tentu saja banyak hal yang berubah dari dirimu, iya kan?" hansung pura-pura tertawa. Perkataan sebelumnya merupakan salah satu hal yang ia rasakan selama ini. Ia bahkan tidak ingat teman semasa kecilnya siapa saja selain hansung dan kakaknya sendiri tentunya.

Bahkan setelah bertahun-tahun yang telah lewat yang masih lengket di ingatannya adalah wajah kakaknya wonki semasa kecil, kalau diingat-ingat lagi bagaimana bentuk muka wonki saat ini ya? Ingin rasanya aku bertemu dengannya, berkasih sayang dan berantem seperti layaknya kakak adik pada umumnya. kata wonbi pada dirinya sendiri.

"minhyung, sepertinya aku sudah mengantuk. Aku ke dalam lebih dulu ya?" kata hansung.

"ooh baiklah, iya benar, besok adalah harimu. Kau harusnya istirahat lebih awal" kata minhyung saat hansung sudah kabur berlari masuk ke asrama.

Ketika sudah di dalam kamar ia melihat seonho sudah tidur dengan lelap. Lagi-lagi kosong, hansung selalu heran kemana perginya dohyun ketika malam hari. Rasanya ia tidak pernah mlihat pria itu tidur di kamarnya.

"ah tapi bodo amat, aku harus tidur sekarang" kata hansung pada dirinya sendiri.

# # #

Keesokan paginya hansung bangun terlambat.

"hansung!" teriak hyunsang.

"tak bisakah kau membangunkanku dengan suara pelan? Aku bahkan baru tidur beberapa waktu yang lalu. Tunggu sebentar lagi ya dan aku akan bangun" kata hansung dengan mata tertutup.

Hyunsang menarik hansung dari posisi tidurnya dengan keras. "aarrghh, tak bisakah kau pelan pelan?" hansung juga berteriak.

"kau lupa? Hari ini kita sedang ada pertandingan panahan!" kita harus bergegas!"

Merasa baru sadar hansung membelalakkan mata dan berlari dari tempat tidurnya, tidak biasanya dia bangun terlambat. Untuk mandi ia mandi dengan asal. Ia sudah tidak peduli lagi.

Setelah itu ia berlari ke kamarnya lagi dan melihat beberapa barangnya sudah disediakan hyunsang, dirinya tinggal memasukkan ke dalam tas.

Mendekat ke arah tasnya, hansung pun berkata pelan, "aku minta maaf, seharusnya aku bisa bangun lebih awal"

Hyunsang diam. Mereka menuju ke rumah shin chaewon sebelum menuju lapangan aula agung.

Melihat chaewon berpamitan dengan kedua orang tuanya dan kakaknya di teras rumah membuatnya iri. "harusnya aku yang ada di sana" kata hansung dalam hati.