webnovel

Beautiful Peach Blossom

"Aku sudah memutuskan hal ini matang-matang" ucap Wonbi penuh tekad meski air mata belum sepenuhnya kering dari wajahnya. Seorang gadis dari desa nan jauh berjuang untuk mengenyam pendidikan di istana kerajaan dengan menggunakan nama saudara sepupunya yang telah meninggal. Ia akan tetap merahasiakan identitasnya sebagai perempuan yang menyamar menjadi laki-laki. seiring perjalanan sebagai mahasiswa ia akhirnya mampu mengungkapkan rahasia dibalik kematian ibu dan sepupunya. Menjalani hidup dengan kumpulan pangeran kerajaan membuat hidupnya tak semulus yang ia kira. Awalnya cukup merepotkan akan tetapi semuanya ikut andil dalam mencari kebenaran tragedi sepuluh tahun yang lalu.

Rose_And_Sunset · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
53 Chs

BAB 32 "SESEORANG INGIN MEMBUNUHKU"

ROSE AND SUNSET

Hari itu para mahasiswa diistirahatkan karena istana akan mengadakan perhelatan yang besar tahun ini. Dimana para mahasiswa akan membantu mempersiapkan perlombaan panahan tersebut. Nantinya dalam acara perlombaan panahan untuk wanita bangsawan rakyat juga akan diundang dan akan menikmati berbagai jamuan yang disiapkan oleh dapur istana.

Selain itu, rakyat juga sedang sibuk menghias sepanjang jalanan dan rumah-rumah mereka dengan lampion warna-warni khas mereka. Para mahasiswa juga tak kalah sibuknya, mereka semuanya aktif membantu, mereka dibagi menjadi beberapa tim dalam tiap pekerjaannya. Ada yang menjadi tim pencuci kain dan korden di sungai, ada tim yang bertugas menjaga dan memberi makan hewan ternak, ada tim yang bertugas berbelanja keperluan bahan makanan ada juga tim yang bertugas untuk pernak-pernik atau hiasan di pinggir jalan.

Namun, hansung dan hyunsang tidak termasuk ke dalam tim manapun. Mereka masih harus menjalani tugas atas kesalahan yang telah mereka perbuat. Mereka diutus untuk mencari rempah-rempah yang hanya tumbuh di hutan, guru li yang mengutus mereka sudah menyertakan peta serta gambaran tanaman yang dimaksud tersebut.

"pergelaran akan diadakan besok hari, sedangkan kita? Harus mengasingkan diri ke hutan mencari tanaman aneh apalah ini namanya, perasaan aku tak pernah tahu nama tanaman ini sebelumnya" kata hansung.

"sudahlah, jangan mengeluh terus, paling kita butuh waktu untuk pergi sebentar abis itu kita ketemu tanamannya dan pulaang" kata hyunsang sambil mengikatkan tali sepatu.

"lihat saja nanti aku rasa tidak akan semudah yang kamu bayangkan hyunsang" cemooh hansung.

"sudahlah, ayo kita berangkat. Sepertinya sudah telat sekarang"

"heei! Kamulah penyebab perjalanan kita jadi terlambat hyunsang!" teriak hansung.

Namun hyunsang tidak memerdulikannya, ia tetap berjalan lurus tanpa sedikitpun menoleh ke belakang kea rah hansung padahal hansunglah peta perjalanan kali ini. Seseorang yang sudah lama mengendap dan menguping pembicaraan mereka mulai berdiri dan berjalan mengikuti kea rah perginya hansung dan hyunsang.

# # #

"argh, susah sekali! Aku ga suka! Ini semua gara-gara hyunsang!"

"seonho, kenapa kamu marah-marah terus si. Anak-anak kecil ini jadi takut lho, bisa jadi tahun depan mereka tidak mau membantu lagi" kata dasong.

"seharusnya hansung ada disini, bersamaku merangkai lampion bunga teratai ini, aku bosan. Pekerjaan ini jadi tidak seru buatku"

"mereka pergi juga karena perintah guru Li, setelah mereka mendapatkan apa yang diinginkan guru Li mereka juga pasti akan langsung kembali kok" seungmin mencoba menenangkan seonho.

Akan tetapi seonho tetap cemberut, meskipun sudah dihibur oleh temannya. Perhatiannya tetap pada bayangan hansung.

# # #

Perjalanan menyusuri hutan ternyata tidak semudah bayangannya. Mereka harus melewati berbagai medan yang sulit ditempuh, mendaki, menurun, melewati jurang, menyeberangi sungai berbatu dan masih banyak lagi.

Mereka pun berhenti di dekat air terjun, mereka menikmati suasana udara disana. Matahari semakin terik, waktu mereka semakin sedikit karena batas waktu yang diberikan guru Li hanya sampai pada matahari terbenam.

"hyunsang, ayo kita lanjutkan perjalanan ini" kata hansung setelah meletakkan botol minumannya ke dalam tas.

"bukankah sekarang waktunya yang tepat untuk tidur siang, santailah sedikit hansung kita bisa menikmati…"

"tidak hyunsang, tidak ada yang bisa kita nikmati selama kita menjalani hukuman ini. Hukuman kita harus selesai! aku tidak mau dihukum teruuss! Ayo bangun cepat!" hansung mulai marah dan menarik hyunsang secara paksa.

"arrgh, kau ini cerewet sekali, kenapa si? Jalani saja hukuman ini, jangan terlalu buru-buru" bantah hyunsang.

"kalau kau tidak mau melanjutkan perjalanan sekarang, baiklah, kau akan kutinggal disini. Aku tidak peduli jika kau akan dimakan harimau atau serigala hutan" hansung segera menaikkan task e punggungnya dan mulai berjalan.

"hansung! Tunggu aku, aku tidak mau dimakan serigala, hidupku masih panjaaaang!" teriak hyunsang. Kemudian ia pun mengejar ketertinggalannya.

Setelah kira-kira sepuluh menit berjalan, hansun kembali melihat petanya, "lihat, guru Li mengatakan setelah sampai pada air terjun jika meneruskan perjalanan kea rah barat maka akan Nampak gunung di sebelah kiri, berarti selatan, iya benar berarti itu gunungnya"

"terus, aka nada sungai kecil da nada hutan pinus, tanaman obat itu tumbuh di sekitar pohon pinus itu sendiri. Oke ayo lanjut kawan. Aku tidak sabar sebentar lagi kita akan pulang ke asrama, huhu!" setelah berkata demikian hyunsang pun langsung meluncur mendahului hansung.

"aneh, tadi katanya dia mau istirahat, setelah tahu tempatnya dekat ternyata mau pulang juga rupanya. Dasar aneh" gumam hansung.

"hansung! Ayo kesini, kenapa kau lama sekali!" teriak hyunsang di depan.

"iyaa iyaa, ini aku jalan" hansung menarik napas panjang sebelum akhirnya dia melanjutkan perjalanannya.

Setelah ia berjalan lama, hyunsang pun mengeluh lagi, "kukira bakal lebih dekat, rupanya jauh banget. Kapan sampainya sih?" hyunsang kehabisan tenaga, ia pun terduduk di bawah pohon besar tak jauh dari tempatnya berdiri.

"tunggu hyunsang, kau dengar itu?" Tanya hansung tiba-tiba.

"dengar apa?" Tanya hyunsang balik.

"suara air mengalir bodoh! Air mengalir, sungainya pasti ada di sebelah sana! Lihat kebawah sana!" kata hansung sambil menunjuk sebuah turunan yang tak jauh dari tempatnya.

Hyunsang pun mengikuti hansung, berlari menuruni turunan dan ia pun teringat pesan dalam peta yang diberi oleh guru Li tadi, setelah menyeberangi sungai kecil mereka akan menjumpai hutan pinus.

Hansung langsung mengambil botolnya dan mulai mengisi air dalam botol. "ayo kita jangan berlama-lama disini, kita harus segera pulang hansung!" ujar hyunsang.

Hansung pun mengangguk, dalam hati ia berkata "padahal dia tadi malas-malasan, tapi ya sudahlah biar cepat pulang, hari sudah sore rupanya"

"hansung ayo genggam tanganku!" hyunsang mengulurkan tangannya ke hansung, hansung pun menerimanya dengan senang hati, namun saat badan mereka saling dekat satu sama lain hyunsang merasa suatu gejolak aneh yang belum pernah ia rasakan. "kenapa jantungku berdetak kencang seperti ini? Apa yang terjadi?" tanyanya sendiri. Padahal ia masih berjalan bergandengan dengan sahabatnya itu, "hutan pinus ini beneran miring ya tanahnya?" gumam hansung. Hyunsang pun hanya membalasnya dengan gumaman ringan.

"ayo kita mulai menggali-gali di bawah sini" saran hansung.

Mereka berdua pun mulai menggali-gali di bawah pohon pinus, "waah, aku nemu satu, benar seperti ini kan bentuknya?" Tanya hyunsang pada hansung, "benar, kamu benar!" meskipun langit sudah berubah menjadi jingga tapi semangat mereka untuk mengambil rempah semakin tinggi.

"kurasa satu kantong ini sudah cukup hansung" Tanya hyunsang pada sahabatnya.

"tapi aku belum sampai satu kantong, aku harus mencari lagi. Lebih baik kau istirahat saja dulu, nanti kalau aku sudah selesai kita langsung pulang ya?"

"baiklah" jawab hansung.

Namun, taka da angina taka da hujan, tiba-tiba satu anak panah meleset mengenai pohon pinus di depan hansung, mereka berdua pun terkejut, akan tetapi hansung yang mengira itu hanya anak panah nyasar mencabutnya dari batang pohon, "sepertinya anak panah model seperti ini tidak asing bagiku, anak panahnya siapa ya?" Tanya hansung pada diri sendiri.

"hansung! Awas!" hyunsang menarik hansung hingga terjatuh, "hampir saja terlambat" kata hansung. Tapi hyunsang yang melihat perubahan wajah hansung langsung menyadari bahwa lengan hansung sebelah kiri telah tertancap sebuah panah yang sudah dibubuhi racun. Hansung pun semakin pucat dan lemas, hingga akhirnya dia pingsan saat matahari terbenam.