webnovel

Beautiful Peach Blossom

"Aku sudah memutuskan hal ini matang-matang" ucap Wonbi penuh tekad meski air mata belum sepenuhnya kering dari wajahnya. Seorang gadis dari desa nan jauh berjuang untuk mengenyam pendidikan di istana kerajaan dengan menggunakan nama saudara sepupunya yang telah meninggal. Ia akan tetap merahasiakan identitasnya sebagai perempuan yang menyamar menjadi laki-laki. seiring perjalanan sebagai mahasiswa ia akhirnya mampu mengungkapkan rahasia dibalik kematian ibu dan sepupunya. Menjalani hidup dengan kumpulan pangeran kerajaan membuat hidupnya tak semulus yang ia kira. Awalnya cukup merepotkan akan tetapi semuanya ikut andil dalam mencari kebenaran tragedi sepuluh tahun yang lalu.

Rose_And_Sunset · History
Not enough ratings
53 Chs

BAB 33 "DUA PANAH BERACUN MENGENAIKU"

ROSE AND SUNSET

"heeei, hansung! Bangun hansung! Bangun!" hyunsang menepuk-nepuk pipi hansung. Ia mengira bahwa anak panah yang menancap di pundak hansung adalah anak panah yang meleset. Namun, ia terkejut ketika satu anak panah menancap lagi di dada kiri atas. Ia pun berpikir cepat, pemanah ini mengincar nyawa hansung, hanya saja tembakannya meleset. Langsung saja hyunsang menoleh kea rah anak panah berasal dan benar saja, seseorang berpakaian hitam langsung kabur dari tempat persembunyiannya semula.

"heeei! Siapa kau?!" teriak hyunsang, berteriak dan mengejar penjahat itu tidak ada gunanya, yang harus ia lakukan sekarang adalah segera membawa hansung kembali ke istana dan mengobatinya disana. Hari semakin gelap, "Sial!" pikir hyunsang. Ia bahkan tidak begitu ingat jalan pulang dikarenakan hansunglah yang menjadi pemandu saat datang ke hutan.

Hyunsang sudah curiga sejak awal, ketika anak panah itu menancap di pundak temannya dan langsung pingsan, pasti ada racun dibubuhkan disana. Ternyata ada anak panah lagi yang baru menancap di dada kiri atas, "dia mengincar nyawa hansung. Kenapa?" pikiran hansung berkecamuk. Dia tidak habis pikir, kenapa ada orang yang ingin membunuh hansung? Dia ini kan pria dari desa kecil.

Dia pun segera mencabut anak panah yang ada di dada dan pundak sahabatnya itu, dia lalu mencium ujung anak panahnya. Sebuah aroma keluar menyengat hidung hyunsang. Hyunsang memungut anak panah itu dan membawanya pulang ke istana. Dia lalu mengikat sahabatnya di punggung. Dia meninggalkan perbekalannya di hutan tersebut dan hanya menggendong hansung seorang. Sepanjang perjalanan dalam hutan dia pun berteriak-teriak panik.

Ia hanya mengira-ngira dari mana ia datang dan jalan mana yang ia lalui tadi, banyak pepohonan yang tinggi dan jenisnya sama sehingga membuatnya sulit untuk mengetahui jalan keluar. Ditambah, dia tidak memiliki obor sehingga penerangan sangat sulit ia dapatkan apalagi hanya mengandalkan cahaya rembulan. Hutan itu sangat lebat oleh pepohonan sehingga sangat sulit untuk membuat cahaya bulan masuk menyusup ke celah-celah ranting pepohonan.

# # #

Sementara di istana berbagai persiapan telah siap, meskipun masih ada beberapa yang belum selesai tapi hal itu tidaklah mengapa, karena perhelatan panahan putri bangsawan masih akan dilaksanakan beberapa hari lagi. Malam adalah waktu untuk para pekerja beristirahat, semua tampak senang dan lega, namun hanya dohyun yang merasakan ketidaknyamanan.

Seonho pun memerhatikan wajah sahabatnya itu, "kau sedang memikirkan apa dohyun?" dohyun sedikit terkejut mendapat sentuhan di pundaknya. "sadarkah kalian?" seungmin dan dasong yang sedang bermain-main langsung terdiam dan menghentikan permainan mereka.

"hansung dan hyunsang belum kembali dari menyelesaikan tugas guru li" semuanya tercengang, seolah-olah baru menyadarinya saat itu juga. "benar! Hansung belum pulang, pantas saja aku tadi merasa tidak tenang. Bahkan minuman yang kusiapkan untuknya ketika pulang nanti belum tersentuh oleh siapapun. Apa mereka baik-baik saja?".

"hei, apa yang sedang kau pikirkan? Berdoa saja semoga mereka berdua baik-baik saja, tunggu dulu sebentar, mungkin mereka sebenarnya hanya terlambat pulang sedikit dan mereka sebentar lagi sampai ke sini. Lebih baik kita bereskan tempat ini biar mereka bisa duduk istirahat disini lama-lama" saran dasong. Akhirnya seonho yang berusaha berpikir jernih pun ikut membantu membersihkan tempat bekerja mereka tadi.

"tidak! Aku yakin pasti ada sesuatu yang terjadi diantara mereka berdua. Seonho! Dasong! Seungmin! Kumpulkan warga, beri pengumuman dan pintalah mereka untuk membawa obor. Kita akan menyusuri hutan mencari hansung dan hyunsang yang belum kembali" dohyun yang merasakan kejanggalan seperti mengetahui dengan pasti bahwa dua sahabatnya sedang terancam di dalam hutan yang gelap.

Saat mereka hendak berjalan minhyung pun datang dan mencegah mereka, "kalian mau kemana, kalian harus tetap di dalam istana".

"kak, hansung dan hyunsang belum pulang. Aku khawatir ada sesuatu yang terjadi dengan mereka, kami akan meminta bantuan warga untuk mencar hansung dan hyunsang", kata dohyun mantap.

"baiklah kalau begitu, aku akan menyuruh prajurit untuk membunyikan gong agar semua bisa datang berkumpul dan memberi bantuan" kata minhyung.

Akhirnya mereka pun terpisah, minhyung memberi aba-aba untuk beberapa prajurit agar membantu dalam pencarian putra mahkota dan hansung. Sedangkan dohyun dan lainnya meminta bantuan warga. Tak lama setelah itu mereka mulai berkumpul di pintu keluar istana kerajaan.

Mereka mulai menyusuri hutan, sudah cukup dalam hutan yang mereka telusuri. Mereka takut untuk masuk lebih dalam lagi, ditambah tidak ada tanda-tanda bahwa ada orang yang berteriak meminta pertolongan.

Sedangkan di istana.

"yang mulia raja! Putra mahkota dikabarkan belum kembali dari hutan, dikhawatirkan pangeran tersesat" ucap seorang kasim kepada raja.

"apa? Bagaimana bisa? Bagaimana mungkin terjadi!"

"katanya, demi menuntaskan tugas terakhir dari guru Li maka putra mahkota dan temannya harus mencari ramuan yang ada di salah satu kedalaman hutan timur" jelas kasim istana.

"tapi bagaimana bisa hilang!" teriak raja.

Satu masalah belum selesai, ditambah masalah bahwa putranya telah menghilang membuatnya hampir tidak sadarkan diri. Akhirnya sang raja pun dibaringkan di peraduannya dan dipanggilkannya tabib istana.

"sang pangeran harus segera ditemukan" ucap lirih sang raja.

# # #

"hansung, aku sudah lelah hansung. Aku tidak tahu kita datang dari arah barat atau timur atau utara. Aku tidak tahu. Aku hanya menggendongmu kesana kemari tanpa aku tahu kemana arah jalan pulang. Aku kelelahan, hansung, bertahanlah, aku tidak mau kau mati" ucapnya dalam isak tangis.

"tidak! Aku harus bangkit! Aku harus membawa hansung ke istana untuk diobati dan menangkap siapa pelaku penembakan ini!" katanya kemudian.

Baru saja saat dirinya sedang berdiri ia melihat beberapa cahaya obor dan sayup-sayup terdengar namanya dipanggil. "mereka mencari kita hansung! Mereka, orang-orang itu datang menjemput kita!" kata hyunsang pada sahabatnya meski tengah pingsan.

"toloooooong!!!" lolong hyunsang panjang.

"tolong, kami disini!" hyunsang pun melambaikan tangan dan berjalan sekuat tenaga lebih dekat dengan sumber cahaya itu.

Ada seorang warga yang mengetahui keberadaan hyunsang, "itu dia!" seketika itu juga warga yang lain melihat yang ditunjuk oleh salah satu petinggi warga.

Mereka mendekati hansung dan hyunsang, hyunsang yang sudah terkuras energinya jatuh berlutut menunggu mereka datang membantunya. Para warga pun dengan tanggap memberi hyunsang air dan membantunya terlepas dari beban yang ada di punggung.

Dohyun yang langsung melihat hansung terikat di punggung hyunsang langsung tercengang, "hyunsang! DIA BERDARAH! DIA TELAH DITEMBAK OLEH ANAK PANAH SIAPA?" Tanya dohyun seketika membuat suasana semakin mencekam, semua terdiam, takut, tidak ada yang berani berbicara.

"sini, berikan talimu padaku, akan kugendong kubawa ke istana agar segera diobati" kata dohyun. Dia mengambil keputusannya sendiri.

"ayo semuanya mari kita bantu pangeran pulang" ucap minhyung. Meskipun minhyung juga bingung dengan sikap dohyun, tapi bagaimanapun juga prioritasnya sekarang adalah putra mahkota. "putra mahkota harus segera diobati tuan" kata salah satu warga.

"benar, dia kelelahan da nada guratan di bahunya. Kurasa dia memikul beban di punggung terlalu berat dan lama" kata warga yang lain.

Minhyung selaku Pembina asrama bongsul pun mengiyakan dan segera membawa warga dan pangeran kembali pulang ke istana, meski tadi ada beberapa warga yang menemani dohyun kembali ke istana lebih dulu.

Dari kejauhan, minhyung mengejar langkah dohyun yang terburu-buru ke istana. "dohyun! Dohyun! Tunggu sebentar, tenanglah. Aku akan membantumu mengobati luka hansung" katanya saat mensejajarkan langkah dengan dohyun.

"kak? Lebih baik aku sendiri saja yang mengobati. Aku tidak mau kau mengobati hansung" ucap dohyun tegas.

"kenapa? Aku juga tahu ilmu tentang racun" bantah minhyung.

"tetap saja, aku tidak mau. Aku sendiri yang akan mengobatinya" dohyun pun melanjutkan perjalanannya namun belum sampai lima langkah ia pun berhenti dan menoleh ke belakang, "oh iya, dan aku tidak suka jika kau masuk ke ruangan ketika aku masih mengobatinya" ucap dohyun sinis.