webnovel

Beautiful Peach Blossom

"Aku sudah memutuskan hal ini matang-matang" ucap Wonbi penuh tekad meski air mata belum sepenuhnya kering dari wajahnya. Seorang gadis dari desa nan jauh berjuang untuk mengenyam pendidikan di istana kerajaan dengan menggunakan nama saudara sepupunya yang telah meninggal. Ia akan tetap merahasiakan identitasnya sebagai perempuan yang menyamar menjadi laki-laki. seiring perjalanan sebagai mahasiswa ia akhirnya mampu mengungkapkan rahasia dibalik kematian ibu dan sepupunya. Menjalani hidup dengan kumpulan pangeran kerajaan membuat hidupnya tak semulus yang ia kira. Awalnya cukup merepotkan akan tetapi semuanya ikut andil dalam mencari kebenaran tragedi sepuluh tahun yang lalu.

Rose_And_Sunset · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
53 Chs

BAB 14 "SESEORANG MEMERGOKIKU DI LUAR ISTANA"

BEAUTIFUL PEACH BLOSSOM

Rose And Sunset

Tibalah hari keenam, hari dimana hari terakhir bagi para peserta untuk berada di aula besar. Mereka semuanya menantikan masa dimana mereka akan mendapatkan asrama sendiri dan tempat tidur sendiri. Akan tetapi, di awal hari keenam ini kebanyakan mahasiswa akademi haeseok malah masih bergumul di tempat tidurnya masing-masing. Hanya ada beberapa yang sedang bersiap-siap untuk keluar berjalan-jalan mengelilingi istana siapa tahu ketika mereka tidak berhasil menjadi salah satu pesertanya mereka setidaknya pernah memasuki istana Negara mereka.

Pada hari pengumuman nanti yang tidak mendapatkan peringkat berarti tidak akan mendapatkan asrama sehingga bisa dipastikan akan langsung tereliminasi saat itu juga. Sistem pembagian peringkat hanya akan menjaring kurang lebih 80an mahasiswa untuk mengikuti akademi pada setiap masanya. Pembagian peringkat bisa berdasarkan kemampuan apapun yang dimiliki mahasiswanya. Akan tetapi, tiap 3 bulan sekali posisi peringkat bisa jadi berubah sesuai kemampuan mahasiswa yang telah meningkat atau menurun, sehingga jika mahasiswa peringkatnya naik bisa jadi mereka akan pindah ke asrama yang lebih baik.

Pagi itu dasong sudah berkeliling ke seluruh arena akademi untuk mencari hansung, sepanjang pagi itu ia tidak melihat hansung. "Padahal pengumuman peringkat akan diumumkan sebentar lagi, kemana perginya dia?" gumamnya pada dirinya sendiri.

Dasong merasa jauh lebih baik kebingungan di luar aula untuk mencari hansung daripada ikut meringkuk bersama orang-orang yang menghabiskan malam sebelumnya dengan pesta dan bermabuk-mabuk ria.

Setelah pagelaran pertandingan terakhir usai kemarin, malam harinya beberapa mahasiswa memutuskan untuk berpesta malam harinya. Tentu saja hanya yang sudah melewati usia legal untuk bisa mengonsumsi arak. Sehingga, yang lain memilih untuk tidur lebih awal. Pagi harinya dasong ingin mengajak gadis desa itu keliling luar istana akan tetapi tempat tidurnya ditemukan sudah rapi ketika dasong bangun tidur. Sehingga bisa dipastikan bahwa dia sudah pergi meninggalkan aula untuk pergi keluar, tapi kemana?

Dini hari itu, ketika beberapa orang yang dari pesta malam datang masuk ke aula hansung terbangun dari tidurnya. Kemudian ia menunggu waktu yang tepat untuk bisa menyelinap keluar dari istana. Ia ingin mengunjungi beberapa kedai yang ada di pasar. Ia ingin berkeliling ke pasar ibukota sama seperti ketika dia dulu pergi ke sana bersama sepupunya hansung dan pamannya hanlong.

Akan tetapi, pagi ini dia ingin pergi kesana sekali dengan menggunakan pakaian wanita yang sengaja dia bawa satu set pakaian untuknya jika suatu saat nanti ia membutuhkannya. Dan saat inilah menurutnya adalah waktu yang tepat untuk memakainya. Sepagian itu setelah dirinya mandi ia bergegas ganti baju dan menyelinap keluar, bersembunyi dari satu pohon ke pohon lain, selalu menghindari ketika dayang atau kasim lewat di dekatnya.

Saat ia merasa sudah aman barulah ia melompat pagar dengan cara memanjat pohon melewati ranting yang menjulur keluar. Hingga akhirnya setelah ia berada tepat di atas pagar ia mencoba untuk turun perlahan. Perlahan sedikit demi sedikit ia menurunkan kakinya hingga kakinya sampai menginjak tanah. Akan tetapi belum sampai ia menginjak tanah seseorang meraih pinggangnya dan menurunkannya.

Akan tetapi, karena dilanda kepanikan hansung yang saat itu berusaha menjadi dirinya sendiri wonbi merasa panik. "hei, tidak apa-apa. Turun saja akan aku pegangi agar tidak terjatuh" kata orang itu. Wonbi berpikir, suara pria ini seperti tidak asing baginya tapi siapa?.

Setelah sampai menginjak tanah dengan selamat wonbi langsung menoleh kea rah pria yang membantunya. "HA??" karena terkejut melihat wajah yang ada di depannya saat itu, ia pun langsung berbalik badan menghadap tembok yang ia panjat tadi, "maaf tuan, telah merepotkan anda. Aku harus pulang menemui ibuku. Permisi" kata wonbi berpura-pura menjadi orang lain.

"hei, kau mau kemana setelah kutolong? Kau seperti tidak ada rasa terima kasih ya??" Tanya dohyun masih menatap lekat punggung wonbi.

"maaf kau siapa? Aku tidak mengenalmu? Aku harus pergi sekarang!" kata wonbi berhenti dari berjalan merayapnya di tembok.

"sungguh kau tidak mengenalku? Jelas-jelas aku mengenalmu tadi. Aku sudah lihat wajahmu dan aku tahu siapa dirimu" kata dohyun menggoda wonbi. Merasa posisinya tidak aman lagi wonbi memutuskan untuk diam dan merenung. Apa benar kalau dohyun sudah tahu siapa dirinya sebenarnya? Batin wonbi.

Dengan gerakan secepat kilat, wonbi langsung berlari menjauh tapi lagi-lagi dohyun berhasil menarik tangannya sehingga saat itu mereka berhadapan sangat dekat. Mereka pun saling bertatapan. Hingga akhirnya wonbi merasa jenuh dan berusaha melepaskan lengannya dari cengkeraman dohyun. Akan tetapi usaha itu sia-sia karena tenaga dohyun tidak sebanding dengan miliknya.

"nona, kenapa kau sebegitunya menghindar dariku?" Tanya dohyun dengan mendekatkan wajahnya ke wajah wonbi dan hal itu membuat wonbi salah tingkah tidak berani menatap wajah dohyun. Sedangkan dohyun sedang bermain-main dengan wajah cantik gadis di depannya. "apa maumu? Lepaskan aku!" teriak wonbi.

"kau tak perlu berteriak seperti itu, aku hanya mau mengantarmu. Begitu saja". Kata dohyun singkat. Tak lama setelah itu dohyun berjalan mendahului wonbi. "kau tidak jadi pergi kemana-mana?" kata dohyun menoleh ke belakang kea rah wonbi.

Tanpa menunggu waktu lama, wonbi langsung mensejajarkan langkahnya dengan dohyun. Dirinya masih bertanya-tanya apakah dohyun sudah tahu bahwa dirinya wanita sejak lama? Atau baru saja ketika ia kepergok kabur dari istana melalui pagar? Batin wonbi.

Sepertinya raut muka wonbi dengan mudah dibaca oleh dohyun, "kau penasaran apakah aku tahu siapa dirimu sebenarnya atau tidak, jika begitu maka akan kujawab iya. Aku sudah tahu siapa kau sebenarnya sejak pertemuan pertama kita" mendengar penjelasan dohyun membuat wonbi tercengang. "sebegitu mudahnya kau mengetahuinya? Kalau begitu yang lain pasti mudah juga mengenaliku bukan?" Tanya wonbi.

"tidak juga, sepertinya hany orang yang memiliki kecerdasan tinggi yang menyadarinya" kata dohyun melanjutkan penjelasannya. Wonbi masih bingung bagaimana caranya dohyun dengan mudah mengetahui penyamarannya sedangkan yang lain tidak.

"ah, tunggu sebentar" panggil dohyun menyadarkan wonbi dari lamunannya sehingga ia pun ikut berhenti.

Ternyata dohyun membelikan wonbi sebuah hanbok untuk menutupi identitasnya, "kau pakailah ini!" perintah dohyun tanpa bisa dielakkan oleh wonbi. Dia pun menurut begitu saja. "ayo jalan, aku ingin mengajakmu berkeliling sekitar. Kau pasti asing dengan daerah luar istana bukan?" kata dohyun sambil mengulurkan tangannya kepada wonbi, wonbi merasa bahwa hanya dohyunlah yang memiliki rahasianya maka ia pun mengulurkan tangannya untuk diajak keliling.

Sepanjang jalan mereka melewati pasar tangan mereka saling menggenggam satu sama lain. "kau hendak membeli apa?" Tanya dohyun. Wonbi yang mendengar hal itu sedikit terkejut.

"maaf tuan, aku tidak tahu. Bagiku yang terpenting sekarang adalah berkeliling sejenak agar aku tahu kedepannya" kata wonbi. Dia berkata jujur, niatnya pergi keluar dari istana adalah untuk melihat-lihat keadaan pasar.

"sepertinya tidak berubah begitu banyak sejak 3 tahun yang lalu?" gumam wonbi. "tiga tahun yang lalu?" dohyun heran, "maksudmu kau pernah kesini sebelumnya?" pertanyaan dohyun dijawab anggukan dengan wonbi.

"benar, dulu aku pernah kesini bersama paman dan kakak sepupuku, hansung. Maksudku hansung yang asli" kata wonbi. "ooh" dohyun bergumam sebagai tanda bahwa ia mendengarkan.

"tunggu, kau! Sedari tadi aku mengetahui bahwa kau sudah tahu tentangku lebih dulu kenapa kau tidak bertanya penyebab aku seperti? Atau pertanyaan lain yang bisa kau lontarkan kepadaku?" Tanya wonbi, mendengar dari cara bicaranya yang naik bisa dipastikan wonbi agak marah.

"ooh, kau terdiam karena menungguku mengajukan pertanyaan kepadamu? Sejak kapan aku tahu? Atau bagaimana aku bisa tahu begitu?" kata dohyun sambil melepaskan genggaman tangannya dan meletakkan tangannya di belakang punggungnya.

"entahlah…" kata dohyun melangkah mendahului wonbi namun tak lama setelah itu ia berbalik dan berkata, "aku akan menjawab rasa penasaranmu asalkan kau mau mengantarku ke suatu tempat" kata dohyun.

Mendengar hal itu, wonbi yang tertinggal agak jauh di belakang berlari kecil menyejajarkan langkahnya dengan dohyun. Sambil melirik ke kanan ke kiri kea rah pedagang wonbi sedikit takjub karena banyak jepitan rambut dan gantungan yang lucu dan cantik-cantik.

Sepanjang perjalanan itu pula dohyun memperhatikan wonbi dan tanpa ia sadari ia tersenyum melihat tingkah teman barunya tersebut. "oh, dohyun kira-kira kamu hendak kemana?" Tanya wonbi setelah sekian lama ia tidak bertanya arah tujuan dohyun. "lihatlah kesana!" pinta dohyun kepada wonbi yang saat itu sedang berhenti di depan pedagang jepit rambut.

Dan disanalah dia melihat sebuah kuil berada di atas puncak tangga yang menjulang tinggi di hadapannya. "kau mau beribadah? Ini hari apa?" Tanya wonbi.

"aku ingin mengunjungi ibuku, hari ini adalah hari meninggalnya ibuku" dohyun tersenyum manis kepad wonbi saat menjawabnya.