97 "Ku rasa kau terlihat sangat pendiam akhir-akhir ini,"

Semenjak kejadian di toilet sekolah lantai satu itu, Devan selalu memandang wajah Nathan dengan raut bersungut-sungut. Namun Devan tak ingin lagi membahas hal itu, jika dipikir-pikir aksinya yang menampar keras pipi Nathan malah membuatnya nampak sekali merasa sakit hati karena di lecehkan. Mereka sama-sama pria, harusnya Devan bisa memahami hal itu sebagai candaan sesama pria, kan? Devan malah jadi berpikir, apa Nathan mencurigainya gay? Mendesah di sentuh oleh sesama pria, sedikit kemungkinan, pasti ada di benak Nathan yang berpikir tidak-tidak, kan?

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

avataravatar
Nächstes Kapitel