webnovel

Keinginan Luna Terwujud

Sania menekan pipi bagian dalamnya karena masih tak menyangka kalau Ekal diam saja melihat dirinya diperlakukan seperti ini oleh Luna.

Oh, ayolah. Sania tidak akan mau melakukan hal bodoh itu, bagaimana mungkin Sania minta maaf dan memohon pada Luna. Sementara Sania sangat benci pada wanita itu.

"Ekal?" tegur Sania, sembari menatap Ekal dengan tatapan tak habis pikir dan seakan meminta penjelasan pada Ekal.

Sania berharap Ekal mengerti akan arti tatapannya, barang sedikit saja. Tapi, sepertinya tidak. Sebab alih-alih mendengarkan panggilan Sania, Ekal malah memilih untuk buang muka bersikap tak mau tahu.

Ya, dia harus diam saja dalam hal ini Ekal tak bisa membela Sania. Ekal melakukan ini demi kepulangan istrinya, jadi. Akan terkesan tak masuk akal jika Ekal membela Sania.

Melihat Ekal yang cuek cuek bebek, Sania tersenyum sinis. Wah, dia tidak menyangka Ekal akan seperti ini padanya, ini sungguh tak lucu.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com