webnovel

Dipeluk Angin

Sepasang kaki tanpa alas menginjak pasir putih lembut milik pantai berair biru muda dengan buih yang tak terhitung jumlahnya.

Angin berhembusnya dari arah barat membuat senyum wanita cantik itu merekah dengan mata yang terpejam, dia Luna. Merentangkan tangannya merasakan angin mengelus kulitnya. Memberikan sensasi yang menyenangkan.

"Dokter, kemari sebentar!" panggil Luna, padahal Evans baru saja membuka bagasi belakangnya ingin mengeluarkan perlengkapan piknik mereka.

Oh, yang benar saja. Sepertinya hanya mereka yang tengah memiliki masalah malah pergi piknik, tapi. Memang beginilah cara mereka untuk melupakan masalah barang sejenak saja, entah ke depannya akan lebih baik atau lebih buruk. Tapi, untuk saat ini harapan mereka hanya agar bisa bersenang-senang sementara waktu.

Evans mengukir senyum di wajahnya yang tampan, dia menuruti perkataan Luna dengan mendekati wanita itu.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com