Selama Martin masih di rawat di rumah sakit, Sekar merasa nyaman tidak ada yang mengganggu ketenangan hidupnya, tetapi Seka telah membuat laporan polisi bahwa Martin adalah orang yang sangat berbahaya dan selalu berusaha mencelakai Sekar dan mengganggu di kantor maupun di rumah. Dan polisipun menerima pengaduan Sekar. Dan Sekar sangat sebal/kesal, istri dan anaknya Martin selalu datang ke kantor, Sekar jadi tidak enak dengan teman-teman kantor, mungkin mereka merasa terganggu dengan adanya orang mondar mandir di dalam kantor, juga mandi dan cuci di kantor, menurut security mereka tidur di teras kantor, katanya tidak punya uang buat sewa kamar, Sekar katakan pada security, "Jangan sembarangan orang masuk kantor, kalau dia teroris bagaimana ?." Dan kata security, "Kata dia bu, dia saudara ibu dari Jakarta." Sekar terkejut mendengar itu, lalu katakan, "Saya, tidak punya saudara seperti itu, perempuan dan anak kecil itu adalah istri dan anaknya mantan suami saya." Karena kurasa, istri dan anak Martin sangat mengganggu orang yang sedang kerja, maka mereka dengan terpaksa Sekar tegur keras untuk tidak tinggal di kantor, walaupun sebenarnya Sekar tidak tega untuk mengusirnya, karena sudah dua kali Sekar tegur dengan keras tidak mengerti, maka Sekar minta bantuan dinas sosial untuk mengevakuasi perempuan dan anaknya ini. Sesudah Martin sembuh dari luka-lukanya dan hendak keluar dari rumah sakit, maka Martin langsung di jemput polisi karena tuduhan perbuatan tidak menyenangkan dan mengganggu ketertiban umum, dan semua tuduhan itu Sekar yang melaporkan, setelah melalui beberapa proses kemudian masuk dalam persidangan, semua Sekar ungkapkan semua keberatannya karena Martin sudah mengganggu dengan perbuatan yang tidak menyenangkan begitupun istri dan anaknya sangat mengganggu orang-orang yang bekerja di kantor. Akhirnya setelah beberapa kali persidangan, Martin dijatuhkan vonis 6 [enam] bulan penjara, Sekar sudah puas walaupun Sekar mengalami kerugian harus memperbaiki mobilnya yang rusak.
Selama Martin di penjara, istri dan anaknya ada di panti sosial, Sekar merasa lega sedikit dan sekarang kompleks mereka, selain ada security juga ada bantuan dari polisi, maksudnya jangan terulang lagi kejadian seperti kemarin itu. Setelah beberapa bulan meereka tenang tidak ada teror, sekarang muncul kembali teror yaitu macam-macam ada yang mengirim paket, menelepon ke handphone tapi nomornya tidak di kenal, tengah malampun sering ada telepon masuk tetapi tidak pernah di angkat, dan Martin mulai kembali datang ke kantor lagi dan itu sangat mengganggu sekali, karena Martin duduk sambil merokok dan tidur di sofa, dan sudah diusir berkali-kali oleh security tetapi tetap bandel kembali dan kembali lagi. Lama kelamaan Sekar lihat Martin itu seperti orang stres kelakuannya aneh, kadang dia datang meminta maaf pada Sekar dan ingin kembali seperti dulu Matin menyesal telah Sekar ceraikan, sengsara sekarang Martin, untuk membiayai hidupnya sendiri tidak bisa, apalagi istri dan anaknya ada di panti sosial. Kemudian pada suatu hari ketika Sekar baru pulang kerja, si mbok menangis dan memohon maaf kepadanya dan Sekar bertanya, "Ada apa mbok, kenapa menangis dan Chandra mana ?." Lalu si mbok berkata, "Den Chandra, dibawa bapak baru saja." Sekar terkejut setengah mati, karena itu tidak disangka-sangka akan kejadian itu, kemudian Sekar telepon polisi untuk melaporkan kejadian bahwa anaknya Chandra telah di culik oleh mantan suami yang agak stres. Setelah Sekar melaporkan, lalu polisi memburu mantan suaminya dan yang membuatnya terkejut Martin membawa lari anaknya ke Jakarta dan dibawa ke rumah orang tuanya. Dan hati Sekar sangat sedih sekarang anaknya jadi korban akibat perceraian, dan pada tengah malam ketika Sekar sedang berdoa tiba-tiba handphone berbunyi dan di lihat yang menelepon adalah adik nya Martin yaitu si Juna , kemudian dia mengatakan bahwa Chandra ada di rumah orang tuanya, "Kak, Chandra sangat kasihan keadaannya, karena dia diberi minum susu kental manis dan susu itu hanya untuk orang dewasa bukan untuk anak di bawah lima tahun." Dan mendengar itu Sekar sangat sedih, dan tambahnya lagi, "Kak, Chandra itu selalu digendong oleh abang Martin, tidak ada yang boleh mendekatinya." Dan kata Sekar, "Juna, bagaimana menurutmu tentang abangmu itu." Dan jawab Juna, "Abang itu, semenjak diceraikan kakak dia seperti orang stres, anak dan istrinya saja mamak yang urus.
Dan ketika hari libur kerja Sekar datang ke Jakarta untuk menemui Papanya, tetapi mereka bertemu tidak di rumah karena Mama kalau melihat Sekar langsung mengamuk dan marah-marah, lalu Sekar menceritakan kejadian yang sebenarnya dan Papanya sangat terkejut mendengar ceritanya, kemudian Papanya mengajaknya melaporkan Martin ke Polisi, Sekar katakan sudah lapor, tetapi belum ada hasilnya dan menurut polisi Chandra adalah anaknya juga, jadi mereka tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi orang stres seperti Martin itu dan sudah berbagai macam cara untuk mengambil kembali Chandra, semua itu sangat menguras tenaga dan pikiran, dan menurut Papanya, "Sekar, bagaimana kalau kita datangi rumah orang tua si Martin itu, tetapi kamu janji tidak akan marah dan mengamuk ya." "Ya Pa, aku janji, tetapi kalau keterlaluan dia aku bisa lupa janji,: kataku. Kemudian mereka, pergi ke rumah orang tua si Martin dan Sekar bicara baik-baik pada mamaknya tetapi jawabannya tidak mengenakkan Sekar, Sekar jadi tersulut emosi dan langsung marah besar mendengar perkataannya, kemudian si Martin keluar dari kamar dan kemudian Sekar katakan, "Hai banci, kamu bukan laki-laki sudah tua masih menyusu sama mak'mu, kembalikan anakku Chandra, kamu tidak berhak, menurut putusan pengadilan anakku Chandra jatuh kepadaku untuk mengasuhnya karena masih dibawah lima tahun." Dan jawab Martin, "Tidak akan kuberikan Chandra, kalau kamu mau kembali rujuk denganku akan aku kembalikan Chandra padamu." Najis !!!.. tujuh turunan, kembali sama kamu yang cuma benalu, aku tahu, kamu mau kembali sama aku, karena cuma mau numpang hidup dan untuk menghidupi anak dan istri kamu pakai uang aku, dasar laki-laki tidak tahu malu," teriak Sekar. Dan kemudian Martin mencaci maki Sekar dan yang lebih menyakitkan katanya, "Selama menikah aku tidak pernah di perhatikan karena selama pernikahan kamu hanya fokus pada pekerjaanmu saja dan tidak pernah memperhatikan suami dan anak." Lalu Sekar jawab, "Hey ...!!!, tidak salah kamu bicara, memang selama menikah apa yang telah kamu berikan padaku, kamu berikan hanya selingkuh dan selingkuh terus beristri lagi dan kamu adalah tipe laki-laki mata duitan." Ketika Martin menjawab dan sambil mengumpat sumpah serapah tidak jelas, Sekar jawab umpatannya dengan lemparan batu bata, dan karena terlalu emosi, Sekar jadi tidak sadar melempar apa saja yang ada didekatnya, sampai rumah mantan mertuanya itu berantakan sekali dan banyak disana-sini pecahan kaca, Sekar tersadar ketika Papanya memegang tangannya dan berkata, "Sekar, sadar tadi sudah janji sama Papa tidak akan marah dan mengamuk, sekarang jadi bagaimana." Kemudian Sekar jawab, "Iya, dia itu kalau bicara tidak pantas untuk didengar orang, aku jadi emosi." Kemudian para tetangga mantan mertuanya menghampiri dan mengatakan bahwa istrinya Martin itu tetangga depan rumahnya, di nikahi karena perempuan itu memang di pacari Martin dan sudah hamil sehingga Martin harus menikahinya, pikir perempuan itu, Martin bekerja karena penampilannya selalu keren, dan selalu bawa kendaraan mewah.