webnovel

Terwujudnya Balas Dendam.

Ketika usaha apapun tidak bisa, untuk mengambil anak kembali, akhirnya Sekar mengambil keputusan untuk kembali ke daerah dan semua Sekar serahkan kepada Papanya dan pihak kepolisian untuk mengurus anaknya, karena Sekar harus bekerja dan memimpin kantor cabang, Sekar hanya berkata pada Papanya, "Pa, nanti kalau ada perlu apa-apa tolong kabari aku, jangan sampai tidak." Dan Papanya menjawab, "Iya, Sekar pokoknya apapun Papa kabari ke kamu.". Malam itu juga Sekar kembali ke daerah, karena sudah lama Sekar tinggalkan pekerjaan, karena Sekar mempunyai tanggung jawab pada perusahaan, tetapi Sekar terkejut setengah mati, ketika Sekar sedang mengemudikan mobil tiba-tiba disalip motor-motor besar dari kanan kiri, yang mengendarai motor orang-orang yang bertubuh besar, tidak disangka mereka menabrakkan motornya ke mobilnya Sekar, Sekar terkejut tetapi tidak takut, terus mereka masih mengejar Sekar sengaja tunggu di perempatan jalan yang ada rambu-rambu lalu lintasnya, yang pada saat itu sedang merah lampunya. dan berhenti agak jauh dari lampu merah, kemudian kedua motor besar itu sampai di hadapan mobilnya Sekar dan ketika lampu sudah berwarna hijau lalu Sekar tancap gas sekencang-kencangnya dan Sekar tabrak mereka, sampai lampu rambu-rambu lalu lintaspun roboh karena Sekar tabrak, dan kedua motor besar itu pun terpental dan yang satunya lagi jatuh tepat di depan mobil Sekar dan tanpa sengaja langsung tergilas, dan Sekar yang mengendarai mobil sangat terasa sekali telah menggilas orang beserta motor besarnya, karena mobil berguncang hebat dan Sekar dikejar oleh para tukang ojek pinggir jalan, Sekar melarikan diri, dan sebelum masuk jalan bebas hambatan Sekar melihat sekilas dari kaca spion mobil, motor besar dan orang yang tertabrak sudah terguling di pinggir jalan, lalu Sekar kabur masuk jalan bebas hambatan, walaupun mobil rusak parah tetapi Sekar selamat sampai tujuan.

Keesokan harinya, si mbok Sekar perintahkan untuk mengunci rumah dan tidak boleh siapapun masuk walau siapapun itu, sambil berangkat kerja Sekar mencari bengkel mobil yang dekat kantor, dan kebetulan tidak jauh dari kantor ada bengkel mobil besar, tetapi pagi itu belum buka dan bukanya pukul 8 pagi, makanya mobil Sekar taruh di kantor. Ketika jam istirahat tiba maka Sekar bawa mobilnya ke bengkel tersebut, sesudah orang bengkel mengecek semua kerusakan, mobil Sekar tinggal dan pemilik bengkel orangnya baik hati, dia meminjamkan mobilnya. Pada malam hari ketika Sekar hendak pergi tidur, Papanya menelepon, "Sekar, ini Papa, Papa mau tanya kabar kamu kemarin bagaimana, sebab yang Papa dengar ada yang mau membunuh kamu, Papa mendengarnya tidak sengaja, yaitu Martin dan teman-temannya, kalau kamu meninggal harta warisan kamu banyak." Lalu Sekar jawab, "Ya Pa, kemarin memang ada yang mencoba ingin membunuhku tapi aku berhasil kabur jadi selamat, tetapi orang yang mau membunuhku ada yang tertabrak mobilku." Dan Papanya mengatakan, "Kamu tahu Sekar, siapa yang kamu tabrak dan gilas." "Aku, tidak tahu Pa, aku langsung kabur," katanya. Papanya lalu berkata lagi, "Yang kamu tabrak dan gilas itu Martin, mantan suami kamu, dan sekarang dia sedang ada di unit gawat darurat rumah sakit, keadaannya sangat parah." "Oh, dia Pa, rasakan saja, itu baru begitu, besok kalau dia begitu lagi akan aku berikan yang lebih parah, jadi terbalaskan dendamku, memang aku sudah ancam dia Pa, tapi dia tidak pernah mau mengerti," jawabnya.

Seperti kebiasaan hari-hari, Sekar kembali bekerja, tetapi ada rasa sepi yang menghujam di jantung, karena belahan jiwanya Chandra masih di tangan mantan suami Martin, dari hari ke hari, minggu ke minggu dan bulan ke bulan telah berlalu Sekar menahan rasa rindu, dan ingin melihat senyumnya yang manis dan ganteng anaknya, setelah beberapa bulan kemudian, Sekar mulai mendapat teror dari orang yang tidak dikenal lagi, tapi Sekar kenal ini perbuatan Martin kembali, Martin meneror Sekar agar takut dan mau rujuk dengannya, tetapi pintu hati ini telah tertutup, yang ada hanya sakit hati dan bagaimana cara untuk menghentikan teror ini, itu saja yang ada dalam pikiran. Sekar merasa tidak tenang sejak ada teror lagi, dan Sekar menelepon Papanya , menanyakan keadaan disana, dan Papanya menjawab, "Masih seperti biasa, dan si Martin tidak ada di Jakarta sejak dia keluar dari rumah sakit." Lalu Sekar berkata, "Pa, aku sekarang mulai di teror lagi oleh si Martin stres ini, dan bagaimana keadaan Chandra siapa yang mengasuhnya Pa, aku kangen sama anakku." "Ya, yang mengasuhnya mantan ibu mertuamu," jawab Papanya. Pagi hari, seperti biasa Sekar berangkat kerja, dan ditengah perjalanan kembali diganggu oleh mantan suaminya, dengan tidak punya malu Martin mengajak rujuk, Sekar tidak mau memperhatikan karena sedang mengemudi mobil, Sekar diam menahan amarah, dan ketika parkir mobil Martin sudah lebih dahulu, karena Martin mengendarai motor besar, dan Martin sudah ada di depan mobilnya, dan Sekar sengaja ketika parkir injak gas dalam-dalam maju, bukan mundur, dan Martin tertabrak, sampai mental jatuh ke atas aspal dan suaranya sangat keras, teman-teman kantor hanya menonton saja, karena mereka sudah tahu siapa Martin ini sebenarnya. Kemudian Martin dibawa security untuk diobati luka-lukanya, lalu Martin berteriak-teriak memanggil nama Sekar, sampai malu rasanya bertemu orang, karena Martin ini benar-benar sudah gila, Sekar lapor dan konsultasi dengan polisi untuk mencari jalan keluarnya, dan polisipun tidak bisa bertindak karena Martin tidak melakukan tindakan kriminal, hanya mengganggu saja.

Ketika Sekar pulang kerja dan hari telah larut malam, kebetulan jalan menuju pulang yang dilewati itu sangat sepi, gelap karena tidak ada lampu penerangan jalan, Sekar tancap gas sekencang-kencangnya, karena takut begal tetapi tiba-tiba ada sepeda motor yang memotong jalan dan tidak menyalakan lampu motornya, Sekar kaget dan ketika dilihat sepintas rupanya begal, berusaha mengganggu, dalam hati Sekar kebetulan ini saatnya, ini tempat sangat sepi, tidak ada satu mobilpun yang lewat, langsung Sekar injak gas dalam-dalam lalu tabrak begal itu sampai terpental jauh. Setelah menabrak begal, ada perasaan puas, kemudian Sekar tinggalkan begal itu terkapar di jalan. Keesokan harinya ketika Sekar lewat jalan itu dan melihat kerumunan orang, lalu berhenti dan bertanya, "Ada apa mas, kenapa ramai sekali." "Itu, ada pengendara motor yang kena tabrak lari," ujarnya. Sekar hanya mengangguk saja dan melanjutkan perjalanan ke kantor. Dan malamnya ketika hendak tidur Papanya Sekar menelepon dan mengatakan, "Sekar, Chandra ada sama Papa, tadi orang tuanya Martin mengantarkan Chandra, kata mereka Martin dalam keadaan koma karena kecelakaan." "Oh ya," jawab Sekar. Dan Papanya bertanya, "Apa itu perbuatan kamu Sekar." dan Sekar jawab, "Tidak, apa begal semalam yang aku tabrak itu si Martin, karena sangat mengganggu sekali, mengancam keselamatan jiwaku jadi kutabrak saja." Tidak lama kemudian Papanya menelepon lagi yang mengatakan bahwa Martin telah meninggal dunia, Sekar, terkejut bercampur sedih mendengar itu. Keesokan harinya Sekar izin kantor untuk tidak masuk karena akan menjemput Chandra anaknya di Jakarta, sesampai di Jakarta Sekar tumpahkan semua kerinduan, dan Sekar pamit pada Papanya karena langsung kembali pulang kerumah. AKU BAHAGIA.

Next chapter