"Nyokapnya? Emangnya, nyokapnya, kenapa?" tanya Arif sembari sedikit berbisik. Padahal, jarak tempat duduknya dan Dinda, lumayan jauh.
Saffa mengatakan bahwa Ibunda Dinda adalah seorang asisten rumah tangga. Sedangkan, Ayah Dinda, pekerja kantoran. Dan memiliki mobil, "Jadi, nyokapnya cuman asisten rumah tangga. Kalau bokapnya, kerja di kantor. Punya mobil lagi."
"Hah? Kok bisa sih?" tanya Arif.
"Jadi, orang tuanya, cerai. Kaya kita," ucap Saffa.
"Oh, gitu," jawab Arif. Arif melanjutkan ucapannya. Arif mengatakan, "Jahat banget ya, itu orang!"
"Nah, maka-nya. Gue aja gedeg sama dia. Rese banget orangnya," tutur Saffa.
Arif mengatakan kepada Saffa, bahwa dirinya sudah menyeret Gladis ke dalam gudang, "Asal lu tau ya. Tadi, gue udah nyeret cewek gila itu, ke gudang. Tetep aja dia gak mau minta maaf sama lu. Sama Dinda juga."
"Lu beneran ngelakuin hal itu? Bener-bener Si Gladis yang udah fitnah gue kan? Gak salah orang?" tanya Saffa. Saffa takut, jika sang Kakak salah orang.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com