"Aku suka dengan bingkisan itu, Salsa. Aku akan selalu menjaga dan menggunakannya… Jadi, kau tak perlu khawatir." Setelah mengatakan kalimat semacam itu, tangisan Salsa pecah begitu saja. Arya langsung memeluknya begitu saja, tak peduli apakah ada seseorang yang melihatnya atau tidak. Saat ini rasa bersalahnya jauh lebih besar dibanding rasa malunya, mengetahui memeluk gadis yang bukan pacarnya, terlebih di depan rumah gadis itu sendiri.
Meski tangisannya cukup keras, mereka sangat beruntung jarak ruang makan dengan teras rumah begitu jauh. Kedua orang tua Salsa suda pasti tak akan mendekati mereka setelah apa yang mereka katakan pada Arya untuk menenangkan Salsa. Terlebih Arya menaruh menenggelamkan kepala Salsa di dadanya. Perlahan ia mengusap kepala Salsa lau menaruh mulutnya di atas tangannya sendiri, seakan mencium kepala Salsa secara tidak langsung.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com