"Kau tidak akan bisa tidur lagi nanti malam mochi bodoh, kau sudah terlalu lama tidur di pesawat. Aku curiga kalau kau mabuk perjalanan udara," ucap Abare. Ia yang usil kini memainkan pipi chubby Leony dengan jarinya.
"Ugh." Leony menggeliat pelan. Merasa ada sesuatu yang memainkan pipinya, membuat Leony terbangun.
"Bangun putri tidur, ini bukan cerita dongeng. Jadi aku tak perlu menciummu dulu bukan agar kau terbangun?" ujar Abare menyambut Leony yang baru terbangun dari tidurnya.
"Apa kita sudah sampai?" tanya Leony. Ia belum sadar sepenuhnya. Tapi yang pasti yang ia ketahui sekarang, bahwa ia dan Abare sudah dekat dengan tujuan mereka.
"Sebentar lagi, mungkin 15 menit lagi. Coba kau lihat di bawah sana, pinggiran pulau di Indonesia sudah mulai nampak," ucap Abare sembari menunjuk ke luar jendela.
Leony yang masih setengah mengantuk kemudian menengok, matanya membulat dan rasanya seperti ada vitamin yang membuat kesegaran tubuhnya meningkat. Rasa kantuknya pun hilang.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com