Hari demi hari berjalan tanpa terasa. Leony menjalani kehidupannya seperti biasa. Ya, biasa dengan adu mulut Abare dan Shouki.
Setelah kedatangan saingan, Abare menjadi lebih posesif pada Leony. Sering menanyai tentang pergi dengan siapa saja minggu ini, menanyai siapa saja kontak yang tersimpan di ponsel Leony, atau juga menanyai siapa idol K-Pop kesukaan Leony.
Oke lupakan opsi terakhir, terkadang Abare suka berlebihan.
Kini Abare dan Leony sedang duduk berdua di taman sekolah. Meski hubungan ini tidak punya ikatan yang jelas, tapi keduanya merasa nyaman tanpa memaksakan untuk saling mendeklarasikan perasaan masing-masing.
Leony tidak tahu bagaimana dan apa itu cinta, ia terlalu polos selama ini. Berpacaran baginya adalah hal yang tidak terlalu menarik, gadis Gembol itu memang punya idola laki-laki. Tapi ia mengidolakan sekedar hanya ingin menjadi adik mereka, tidak lebih.
"Kyaaa Jeonghan-san!!! kau cocok sekali dengan jaket kulit merah itu!" seru Leony sembari menonton video klip dari boyband idolanya.
Abare yang ada di sampingnya jadi dongkol sendiri, ia bagai jemuran yang dibiarkan kena terpaan sinar matahari tanpa dipedulikan sama sekali. Jangankan Abare, bekal kesukaan Leony saja tidak dimakan sedari tadi karena ada notifikasi dari channel youtube boyband idolanya tersebut.
'Apa juga bagusnya mereka itu? hanya menari-nari dan berteriak tidak jelas seperti itu,' batin Abare kesal. Ia hendak marah tapi pada siapa? kalau ia memarahi Leony yang ada ia akan merajuk, kalau Abare marah pada ponsel Leony ia akan dikira orang gila, marah pada boyband itupun hanya akan membuatnya malu sendiri.
Nasib bila punya gebetan K-popers.
Abare masih memperhatikan Leony, meskipun sedang kesal ia takkan meninggalkan gadis kesayangannya itu pergi. Ia masih betah menjadi jemuran hidup di sana demi menemani gebetan yang padahal masih fokus memandang lelaki lain. Abare menyuap makanannya dengan kasar, nampaknya kalau nasi itu bisa berbicara maka nasi itu akan berteriak menolak dimakan Abare saking kasarnya ia mengunyah.
Ia sesekali melirik dan mengintip ke arah layar ponsel Leony yang masih menampilkan MV¹ dari boyband idola Leony. Boyband yang beranggotakan 13 orang bernama Seventeen.
'Memangnya seperti apa gaya berpakaian mereka? bisa saja kalau aku memakai gaya pakaian seperti itu, Leony akan terpesona denganku. Apalagi wajahku sudah tampan sedari dalam kandungan.' Abare membatin merencanakan sesuatu.
"Maaf Abare, aku jadi tidak menghiraukanmu," ucap Leony. Ia nampaknya sudah selesai menonton video tersebut. Abare sendiri malah masih bengong menatap layar ponsel Leony.
"Siapa juga yang menunggumu? aku sedang menyantap bekalku. Jangan percaya diri untuk merasa kalau aku menunggu dirimu," elak Abare. Ia sangat sering berbohong karena sifat tsunderenya tersebut. "Bicara soal itu...kau ada waktu tidak akhir Minggu ini?"
"Errr....Sebenarnya aku ingin pergi ke toko buku. Memangnya kenapa Abare?" tanya Leony.
"Aku ikut," ujar Abare. "Tidak ada penolakan, aku akan ikut denganmu."
Leony sudah terbiasa dengan ini, ditemani Abare kemanapun ia pergi tidak membuatnya merasa risih. Malah ia senang ditemani Abare karena ia merasa aman. Walau terkadang orang tuanya mengingatkannya untuk tidak pergi bersama Abare, tapi Leony merasa mereka berdua hanya berlebihan dalam memandang Abare.
"Oke, nanti jam sembilan kita berangkat ke sana," ujar Leony.
Abare sudah punya rencana lain yang ia siapkan untuk acara bepergiannya bersama Leony Minggu ini. Ia akan mulai lebih rajin membuka toko fashion online kedepannya.
Sampailah pada hari Minggu, Leony menunggu teman dekatnya itu di depan komplek perumahan tempat ia tinggal. Dia hari itu memakai jaket yang tidak longgar dan juga tidak sempit di tubuhnya. Pas sekali. Jaket itu berwarna merah muda dengan kancing putih di setiap bagian depan jaket tersebut. Seperti jaket kulit dengan hiasan berupa tulisan putih bertuliskan 'I Am The Cool Girl'.
Rok berwarna putih dengan sepatu berwarna senada dengan jaketnya. Tak lupa kaus warna abu-abu dengan gambar beruang lucu di tengahnya. Pita berwarna merah muda juga tersemat di rambut coklat nan halus milik gadis tersebut. Sangat lembut, manis, dan menggemaskan bila dipandang. Pantas saja Abare cinta mati dengan perempuan berpipi gembil ini.
Sebenarnya dari kejauhan, Abare sudah mengintai Leony dengan teropong miliknya. Bukan, Abare tidak mengintai gadis itu saat ia berganti pakaian. Tapi yang dimaksud mengintai itu adalah Abare mengamati pergerakan Leony, dan dari itu ia juga ingin mengetahui warna pakaian sang pujaan hati agar ia bisa menyesuaikan dengan outfit yang akan ia kenakan. Abare tak sabar lagi, ia sudah membayangkan semua orang akan melirik mereka dan menganggap mereka sebagai pasangan yang begitu serasi.
Oke, setelah mengetahui seperti apa outfit Leony, Abare segera mengambil pakaian dari lemarinya. Pakaian yang telah ia pesan kemarin sudah sampai. Banyak sekali dan begitu berwarna. Sangat stylish seperti yang dipakai oleh para idol K-Pop.
Tak lama berselang, Abare sudah berdiri dengan penampilan yang bisa membuat banyak gadis pangling. Rambut yang ia buat memperlihatkan dahinya, dengan kaus lengan panjang yang berwarna putih di bagian torso dan hitam di bagian lengan, lalu dilapisi kemeja biru pastel yang dibiarkan terbuka. Celana jeans berwarna putih yang senada dengan sepatu kets nya yang berwarna putih campur biru pastel. Abare siap menjadi pengawal sang pujaan hati hari ini. Ia tidak mau Leony melirik lelaki lain selain dirinya. Sudah cukup ia dibakar api cemburu karena idol K-Pop beberapa waktu yang lalu.
Leony yang menunggu di depan komplek menghela nafas pelan. Kalau biasanya seorang lelaki yang menunggu perempuan untuk selesai berdandan, maka sekarang keadaannya terbalik. Kini Leony lah yang menunggu Abare untuk berdandan. Ia jadi sadar kalau perjuangan seorang lelaki untuk menunggu kekasihnya selesai berdandan adalah sebuah hal yang mendalam.
Tunggu, memangnya mereka adalah sepasang kekasih?
Memikirkan hal itu membuat pipi Leony tiba-tiba memerah seperti warna jaketnya. Bahkan lebih merah lagi. Leony langsung memukul pelan pipinya itu.
'Aku berpikir tentang apa? aneh sekali,' batin Leony dengan polosnya.
"Maaf membuatmu menunggu lama mochi bodoh," ujar seseorang di belakang Leony. Sontak ia langsung menoleh dan membulatkan mata.
Leony mundur perlahan. "Apa kamu benar-benar Abare? kalau bukan berarti kamu salah orang."
Abare langsung menatap malas dan menguasai rambut lembut Leony. "Lalu siapa lagi yang akan memanggilmu dengan sebutan mochi bodoh kalau bukan aku hah? aneh sekali kau ini. Memangnya ada apa kau sampai berpikiran begitu."
"Kau terlihat tampan," ucap Leony secara gamblang, ia tidak memikirkan perasaan Abare yang campur aduk sekarang.
Abare serasa ingin pingsan, dipuji seperti demikian membuat ia merasa berbunga-bunga sekaligus melayang dalam waktu yang bersamaan. Kalau di sini adalah hutan, maka Abare akan berteriak sekarang.
Kenapa juga Leony bisa segamblang itu mengungkapkan isi pikirannya? memangnya dia tidak tahu apa kalau wajah Abare sudah memerah sekarang?
"S-sudahlah! ayo kita berangkat sekarang! kita sudah terlalu lama di sini," ujar Abare sembari menarik tangan Leony.
'Padahal yang membuat lambat itu dirinya sendiri. Astaga, memang suka lupa si Abare ini,' batin Leony sembari menggelengkan kepala.
Mereka langsung menuju ke salah satu toko buku di penjuru kota Asahikawa. Ya, mereka tinggal di daerah pegunungan di Hokkaido, dan Asahikawa adalah kota yang berada di sana. Tidak terpencil sama sekali, malah tempat itu begitu nyaman dan terawat. Meski di pegunungan, kota itu tetap dikembangkan sampai menjadi salah satu kota yang maju.
Saat menuju ke toko buku tak luput mereka melewati Taman Heiwa Dori Kaimono Koen. Taman itu juga terletak di kota Asahikawa. Dengan pemandangan yang asri dan bersih, taman yang terletak di tengah kota itu akan menjadi lebih indah lagi di musim dingin. Dengan patung es yang bercahaya menghiasi taman tersebut. Leony sangat suka dan sangat menantikan musim dingin di kota dan taman tersebut.
Meski hiruk pikuknya tidak seramai dan sepadat Tokyo, Kyoto ataupun Shibuya, tapi kawasan perkotaan ini juga cukup ramai. Tentunya itulah ciri khas perkotaan.
"Kau mau membeli buku apa mochi bodoh?" tanya Abare penasaran."
"Aku mau membeli buku resep masakan, buku novel, komik, dan buku materi pelajaran yang baru. Aku rasa buku di perpustakaan belum ditambah oleh sekolah," jawab Leony. Kini mereka berdua sudah berada di toko buku tersebut. Tanpa melihat ke arah Abare, Leony masih fokus melihat deretan buku yang tersusun rapi dan masih sangat baru tersebut.
"Bukannya kau sudah punya banyak buku resep masakan? bahkan orangtuamu sendiri termasuk koki yang handal. Untuk apalagi membeli buku itu?" tanya Abare heran.
Seperti yang ia katakan, Leony sudah banyak menumpuk buku resep masakan di rumahnya. Lagipula bukannya semua masakan itu hanya itu-itu saja?
"Astaga, kamu tidak tahu kalau ada resep masakan baru di buku edisi terbaru dari Ohsaka House. Aku tidak sabar lagi untuk mengetahui resep baru mingguan dari rumah masak terkenal itu. Oh iya, apa kamu mau menemani aku ke swalayan setelah ini Abare?" tanya Leony.
Sudah ia duga, ia akan jadi pembawa belanjaan setelah ini. Begitulah pikir Abare. Tapi apa yang tidak untuk sang pujaan hati? jangankan kantung belanjaan, mengangkat sepeda motor saja ia sanggup kalaupun Leony menginginkannya. Ah! dasar anak muda yang dimabuk cinta.
Setelah dari situ mereka menuju ke salah satu swalayan atau lebih tepatnya pusat perbelanjaan di Asahikawa yaity AEON Mall.
Di sana menyediakan segala macam barang yang diperlukan, Mall yang bangunan luarnya terdiri dari warna putih dan abu-abu itu berdiri megah dan mewah di sana.
Leony dan Abare langsung masuk, sebenarnya Abare hanya mengikuti kemana arah hati Leony ingin menuju. Ia sekedar menemani saja.
Tapi tentu saja gadis menggemaskan itu ingin pergi ke kafe terlebih dahulu. Tidak, lebih tepatnya restoran. Perutnya sudah lapar dan ia tidak tahan mencium aroma enak yang terus menggoda indra penciumannya tersebut.
'Dia ini gadis atau atlet sumo? porsinya sungguh di luar nalar,' batin Abare melongo melihat Leony yang sudah siap dengan empat piring hidangan di hadapannya. Bahkan Abare sendiri perlu waktu untuk menghabisi satu porsi makanan untuk dirinya sendiri. Nafsu makan gadis itu begitu besar, apa nafsunya yang lain begitu juga ya?
Stop! berhenti berpikiran nista wahai kawan.
"Abare," panggil Leony.
"Ya?" tanya Abare heran. Tapi tak lama setelah itu ia terkejut karena Leony mendekat ke wajahnya.
Abare kelabakan, tapi tidak mungkin mendorong Leony menjauh. Jadi ia hanya bisa diam sekarang.
Sret
Rupanya Leony ingin menyeka pipi Abare yang terkena makanan. Lembut sekali usapannya, sampai-sampai Abare merasa tenang dibuatnya.
Kalau duo serasi itu sedang dibuai mesra, maka ada seseorang yang dibakar api cemburu. Seorang lelaki memakai topi hitam, jaket dan celana jeans serba hitam sedang duduk memantau Abare dan Leony dari meja pengunjung restoran yang lain.
Siapa lagi orang itu kalau bukan Shouki.
Shouki rupanya sedari tadi sudah mengintai Abare dan Leony yang jalan-jalan berdua. Ia kesal karena Leony tak ikut mengajak dirinya untuk pergi bersama. Secara tidak langsung itu menjadi pemberitahuan pada Shouki bahwa dirinya tidak seistimewa Abare dalam kehidupannya.
'Tch, aku tidak akan kalah,' batin Shouki sembari berdecih.
Ia hanya bisa berdiam diri, kalau ia datang ke sana dan mengacaukan acara kemesraan Leony dan Abare maka ia akan dilabeli sebagai tukang penguntit oleh Leony.
Di saat hatinya sedang panas, Shouki sempat melirik ke arah kanan dari meja tempat ia mengintai. Dan betapa kagetnya ia melihat seseorang yang juga melirik ke arahnya.
Itu adalah Momo, untuk apa Momo berada di sini juga?
Shouki lalu melambaikan tangan kecil, memberi isyarat agar Momo mendekat ke mejanya. Melihat itu sebenarnya Momo ingin menolak, namun sudah terlanjur melirik ke arah Shouki. Dan dengan terpaksa ia mengendap dan melesat cepat ke meja Shouki tanpa diketahui oleh Abare dan Leony yang masih makan dengan khidmat.
"Sedang apa kau di sini?" tanya Shouki pada Momo, ia penasaran dengan maksud keberadaan gadis itu di sini.
Penampilan Momo pun tidak jauh berbeda dari dirinya. Pakaian serba hitam dengan masker hitam dan kacamata hitam. Sudah pas sekali kalau mereka dijadikan pasangan dalam serial film aksi misionaris.
"Kau sendiri sedang apa di sini?" Momo balik bertanya pada Shouki.
"Jangan balik bertanya," ujar Shouki. "Aku ingin mengintai Leony, kau sendiri mau apa? jangan berbohong, kalau kau berbohong aku akan meneriakkan namamu di sini. Aku tidak peduli kalaupun aku ketahuan, malah dirimu saja yang malu sendiri nanti. Karena Leony sendiri sudah tahu kalau aku punya perhatian lebih kepadanya."
Momo terlihat gusar dan ragu, tapi Shouki sudah memojokkannya. Tak ada pilihan lain lagi selain jujur.
"Aku ke sini untuk mengintai Abare."
Author's Note :
1. MV : atau kependekan dari Music Video. Adalah video klip dari akun resmi grup/solois idol, baik itu K-Pop, J-Pop, dan lainnya.