Rasa tak percaya menghampiri Louis, begitu juga dengan Malta. Keduanya mendekat lalu, menghujani Osbert dengan tatapan yang tak biasa. Satu hal yang sangat Malta tidak percayai bahwa suaminya ini telah terbangun kembali dari koma. Tadinya dia hampir saja putus harapan, akan tetapi keajaiban Tuhan telah mengiringi ucapan puji syukur atas rasa bahagia yang telah dilimpahkan pada keluarganya.
"Kenapa hanya menatapku? Kemarilah!" Pinta Osbert pada sang istri. Sementara Louis, dia memilih mundur. Dengan begitu dia telah memberi ruang pada kedua orang tuanya untuk saling melepas kerinduan berselimut rasa bahagia.
Lalu, bagaimana dengan Louis sendiri?
Meskipun ada rasa bahagia mendapati sang ayah terbangun dari koma, akan tetapi ada rasa marah sekaligus sedih yang membelenggunya secara bersamaan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com