webnovel
#ROMANCE

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Teen
Zu wenig Bewertungen
194 Chs
#ROMANCE

Part 66 - Apa Makna Diamnya Wanita?

Bagaimana mungkin seseorang akan memutuskan sesuatu tanpa pertimbangan? Itu menjadi salah satu hal yang cukup mengusik pikiran Aksa sepanjang perjalanan.

Mereka berdua masuk ke mobil Bu Cindy. Ayya dan Aksa duduk di belakang mobil. Saat itu, memang Bu Cindy sendiri yang menyetirnya.

Aksa melihat Ayya di sampingnya. Dipandanginya kekasihnya yang cukup terlihat berbeda itu. Rasa bersalah masih bertanya-tanya pada dirinya kini. Apa yang sebaiknya ia lakukan? Bagaimana akan memecah semua ini?

Untuk mencoba meleraikan pergolakan batinnya, Aksa meraih tangan Ayya. Ia genggam erat tangannya yang mulai dingin tersapu angin dan udara ac mobil.

"Kamu tak kuat dingin, bukan?" ucapnya.

Ayya melihat Aksa sejenak. Ditatapnya sekilas dan tak menjawab apapun. Entah, apa yang sedang dipikirkannya kala itu. Apakah ia sungguh-sungguh marah karena kelakuannya? Apakah ia menyesal karena telah kedua kalinya melakukan hal terlarang itu meski tak sampai puncak hasratnya?