webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Teenager
Zu wenig Bewertungen
194 Chs

Part 55 - Kelana Kembali Berulah

Sesuai perkataannya, laki-laki bertubuh tinggi dan bermata sipit kembali. Ya. Dialah Kelana. Masih dengan topi hitamnya. Suara berat, khasnya. Berjalan dengan tegap, ia kembali melangkah ke Derana Florist Aksa. Tepat, saat keesokan harinya, Bu Cindy cuti mendadak, karena anaknya sakit.

Senyumnya sedikit menyeringai, seperti seekor serigala yang bersiap menikam buruannya. Namun, senyum itu setengah diperlembutnya. Sedikit membungkuk, ia langsung menyapa.

"Hallo, Tuan Aksa? Sudah siap? Hahaha." Tawanya.

"Mau pekerjaan tetap bergelimang harta nantinya atau wanita? Oh ya, saya punya tawaran menarik lainnya untuk Tuan."

"Apalagi, kau?" Aksa menarik kerah bajunya. Menaikkanya. Kesal.

Laki-laki bertopi hitam itu merapikan kembali kerah bajunya. Tersenyum pada Aksa.

"Tenang, Tuan. Niat saya baik. Hanya memberi bonus penawaran. Gimana? Mau dengar?"

"Apa maksud lo? Hah??!" Aksa tak bisa menahan emosinya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com