webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Teenager
Zu wenig Bewertungen
194 Chs

Part 185 - Diri Sendiri dan Rindu?

POV Aksa

"Seberapa kamu mengenal dirimu sendiri?"

Kembali, sebaris tanya di cermin mimpi itu seolah menghardik Aksa. Matanya terbelalak bercampur kesal.

***

Seperti tak ingin mengerti. Cermin mimpi itu kembali mengisahkan kisah yang entah dalam benak Aksa akan berpikir apa.

***

Bagaimanapun kita memilih, yang paling penting adalah menjalani. Pola apa yang akan kita lakukan. Namun, bukan berarti kita abai sebelum memilih. Merencanakan pun tak jauh pentingnya sebelum menjalani pilihan itu sendiri.

"An, bisa ketemu besok?"

"Ehm, jam berapa, Rah? Aku ada mata kuliah tambahan soalnya. Habis pulang kuliah aja, gimana?"

"Boleh, An. Pulang jam berapa?"

"Sekitar jam 2 an. Mau ketemu dimana?"

"Masjid Al Jamaah aja?"

"Selalu deh. Tempat keramatmu itu, Rah."

"Hehe, skalian sholat dhuhur, kan."

"Iya deh. See u."

Rahsa sudah memutuskan pilihan itu. Pilihan yang akan membawanya ke arah kehidupan yang berbeda.

"Teh, mau Laksmi bantuin bikin bonekanya?"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com