webnovel
#ROMANCE

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Teen
Zu wenig Bewertungen
194 Chs
#ROMANCE

Part 176 - Ada Kisah Lain?

"Lihatlah! Masih ada kisah lainnya!" seru Oky.

"Aih... sampai kapan?"

"Kapan kita kembali? Aku kangen Ibu."

***

Cermin mimpi memutarkan kisahnya. Kali ini berbeda. Tentang seorang gadis yang agak berbeda.

Banyak orang merindukan kepulangan. Namun, tak sedikit pula yang lebih merindukan makna kepergian. Salah satunya gadis beransel biru itu. Ia duduk menekuri ujung sepatunya. Sepatu putih dengan hiasan tiga kupu-kupu biru yang sedikit basah. Agaknya, hujan sukses membuat setiap jalanan penuh dengan genangan. Tak jarang pula meninggalkan berbagai kecemasan.

"Ah... gimana kalau Ibu tahu? Tambah mendung lagi. Maaf, Nika. Aku jadi pergi terburu," gumamnya.

Dari jarak beberapa meter, seorang gadis berlari tergopoh memanggul tas di atas kepalanya. Lalu berteriak, "Hayya!! Kenapa nggak nungguin sih!"

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com