webnovel
#ROMANCE

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Teen
Zu wenig Bewertungen
194 Chs
#ROMANCE

Part 168 - Kisah dan Pertanyaan Besar

"Kenapa lagi ini? Kukira tadi itu selesai. Kita bakal segera kembali ke dunia nyata," celetuk Nia.

"Ya. Aku kangen Ibu," ucap Ayya sendu.

"Tenang. Sabar. Lihat dulu coba... sepertinya kisah ini bukan sekadar kisah."

"Maksudnya, Ky?"

"Sudah. Selagi kita masih di dimensi mimpi. Ikuti saja alurnya."

Sementara, Aksa hanya terdiam mendengat Oky bicara.

***

Cermin mimpi mulai kembali memutarkan kisahnya.

"Aku harus gimana, Bu?" Ucap Aya penuh tanya dan cemas seketika.

"Sssttt... tenang, yah. Ndakpapa. Ibu yakin Nak Ardi itu laki-laki yang baik. Kamu juga yakin kan?"

Ibunya bertanya dengan nada penuh kelembutan. Sorot matanya seakan menyiratkan keteduhan. Berbagai cemas, bisa larut dalam tulus dan tabahnya.

"Iya, Bu. Aya coba yakinin diri. Mas Ardi baik-baik aja."

"Nah, begitu dong. Sekarang kamu hubungi Nak Ardi."

"Hubungin? Bukannya dia sudah pergi, Bu?"

"Kamu coba kasih perhatian kecil. Tanyakan apakah lancar atau tidak? Semacamnya," tutur Ibunya.