webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Teenager
Zu wenig Bewertungen
194 Chs

Part 161 - Tidurlah Sayang

"Lo kenapa si Rah? Kenapa diem aja? Kasian tau Rinai. Masa sedikitpun gak ada kata yang bisa kamu ucapin. Dia sahabat lama lo, Rah. Yang dulu selalu dibanggain. Kamu ceritain betapa ajaibnya laki-laki itu. Kenapa sekarang gini?"

"Kalaupun masih ada kekecewaan gegara kemarin dia gak dateng. Positive thingking aja, mungkin dia emang sedang persiapin diri pulang kesini."

"Kamu kangen kan' Rah?"

Yang diajak bicara masih terdiam. Entah betapa berisik yang ada di dalam benaknya. Tak tertebak.

"Yaudahlah. Gue capek ngomongin lo. Terserah aja. Tapi yang pasti, kebencian gak akan melahirkan tanaman apapun selain rasa sesak, Rah. Pikirkan baik-baik. Rinai melakukan ini semua pasti ada alasannya. Setiap orang punya alasan masing-masing. Yang kamu juga belum pernah dengar darinya langsung 'kan?"

"Selama ini kamu mungkin terus mengira Rinai yang telah mengecewakanmu. Tanpa kamu mau berusaha mendengar sedikitpun alasannya. Yang kukenal sejak dulu, itu bukan Rahsa."

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com