Cinta itu buta? Lalu apa kabar dengan lelaki yang melihat wanita tanpa kedip sedikitpun?
"Nad, belakangan ini lo rajin ya?" Ucap Abay saat aku sampai di kafe depan sekolah.
"Yoii, sekarang udah gak kesiangan lagi" Tambah Mail yang menjawab tos-an dariku.
"Baru juga 3 kali" Jawabku.
"Kenapa sih Nad?" Siapa yang bisa ngerubah sobat gue jadi begini?" Ucap Dona.
"Cuma kebetulan" Jawabku seraya mendaratkan bokongku pada kursi kafe.
"Lo semua udah baca grub?" Tanya Rian.
"Tadi pagi gue buka ada info penting" Ujar Andre.
"Baru dikirim 5 menit yang lalu" Jawab Rian.
Onad Bull Boys
Faqih
Pemberitahuan untuk teman² SMK diujung kota mengundang kita untuk baku hantam sepulang sekolah ditempat biasa👊
06.47
Rian
Ahsiyappp boscu
06.52
"Kita terima" Ujarku setelah membaca pesan tersebut.
"Udah lama juga gue gak olahraga" Abay merenggangkan ototnya, "Lo ikut?" Tanyanya pada Dona.
Dona mengangguk.
"Oiya Nad, lo tau gak?" Tanya Abay kemudian mendekatiku, "Ternyata musuh lo si Ardi dia punya sepupu manis bet vrehh. Ya walaupun gue juga belom liat si cuma dari denger-denger doang"
"So?" Aku menaikkan alis kanan.
"Lo embat bisa kali. Hitung-hitung balas dendam"
"Leh ugha" Timpal Rian.
"Cowok sejati gak kenal balas dendam. Lagian cowok ganteng kek gua mana bisa jahat?"
Mereka tertawa mendengar ucapanku.
"Lagian gua udah nemuin.."
"Nemuin apa Nad?
"Nemuin apa si Nad? Kitab suci biksu tong? Kitab sakti nya Raden Siliwangi? Apa resep masakan Chef Spongebob?" Timpal Andre ngaco.
"Nemuin baju lo dikamar gue" Jawabku seadanya.
"Ah kirain nemu cara buat bales dendam. Lagian lo gak bisa jahat ato takut sama Ardi?" Ledek Rian.
Aku memutar mataku malas, "Seorang Onadio takut? Ketua dari gank takut? Cih, gak ada topik menarik lain apa?"
"Nah, ngomong soal Topik, dia gimana keadaannya setelah lo bonyokin waktu itu"
"Entah" Aku mengendikkan bahu.
"Lagian lo mah aneh Nad, cuma karena dia ngeliat lo, lo hajar sampe sekarat gitu"
"Gue udah biasa kalo diliatin sama cewe. Lah daripada gua ditaksir sama banci mending gua lenyapkan"
"Dia punya mata, boy" Ujar Abay yang masih tertawa mendengar ucapanku, "Lo nya aja yang pede"
"Natap gua nya beda fak! Natap dengan penuh kasih sayang"
"Lo tau darimana?"
"Sambil senyum gak jelas ditambah kedip kek lampu disko"
"Dia emang gitu Nad. Dia punya penyakit cacingan akutt"
"Serius lu? Gue denger-denger sih Onad salah paham" Sambung Reza, "Dia bukan naksir lo tapi naksir bu vega pas peristiwa terjadi itu kan deket situ"
"Ah bodoamatt. Intinya gua gak suka cowok lenjeh"
"Btw mana Bagas?" Tanya Abay, "Gak kecium baunya"
"Entah" Jawab Andre, "Padahal Mbak Sinta lagi jaga gerbang"
"Palingan ke kantin ngerayu penjual disana haha ato mungkin dia nyari members baru buat ikutan aliran sesatnya"
"Nenek gue kan sendiri. Kenapa gak sekalian aja tuh anak embat" Jawab Andre seadanya.
"Nad gue serius nih" Tanya Abay yang mendekatiku, "Lo gunain sepupunya Ardi buat bales dendam ya coba dulu"
"No"
"Kenapa?"
"Lelaki sejati tidak mempermainkan wanita. Lo inget kata-kata mbah gugel? Wanita emang seperti Barbie tapi lelaki sejati tidak memainkannya"
Perkataanku membuat mereka semua ternganga.
"Buahahahahahak" Beberapa detik kemudian mereka tertawa bersama.
"Napah lo semua malah tawa?" Tanyaku heran.
"Lo belajar darimana?" Tanya Dona sambil memegang perutnya yang keram.
"Kitab suci" Jawabku dan langsung memakai earphone untuk menghindari ledekan.
"Nadd masuk kuyyyy!!!" Teriak Abay di kupingku.
Aku berdiri dan langsung menarik kupingnya, "Ini kuping woyyy bukan pajangan"
"Ampun Nad ampun"
Merekapun masuk kedalam sekolah lewat pintu doraemon hasil karya bersama.
"Hari ini lo mau buat masalah apa lagi?" Tanya Mail.
"Hari inii.." Aku berfikir sejenak, "Bagiannya Pak Fadi, Bu Via sama Bu Adna"
"Udah udah sonoh"
"Lo aja. Gue gak berani"
"Ciutt bet si nyali lo"
"Gue udah ditolak lebih 10kali"
Suara beberapa wanita samar-samar dari arah belakang.
"Mau apa?"
Mereka terkejut setelah melihatku berbalik badan.
"Ini kak.. emmm anu ini"
"Apa? Gausah buat gue risih!"
"Awww" Rintih seorang wanita karena di dorong ke arahku oleh salah satu temannya.
"Bay" Panggilku, "Lo urus nih cewek-cewek receh biar gak ganggu hidup gue lagi"
"Siapp boscuuu. Serahkan pada saya"
"Plakkkk!!"
Aku berbalik arah untuk kedua kalinya. Sebuah lemparan tepat mengenai kepalanya.
"Gak usah sok ganteng!!" Seru salah satu wanita dari sana.
Aku tetap diam dengan wajah datar.
"Seenggaknya lo hargai pemberian kita!!"
"Mau gue hargai? Berapa?" Jawabku seraya mengeluarkan dompet disaku celana.
"Dasar cowok kebanyakan micin"
"Mau lo apa?"
"Gak usah belagak paling berkuasa!!"
"Ohh" Aku membalikkan badan dan berjalan meninggalkan mereka.
"Nadd!! Tunggu!!" Dona berjalan mengejarku.
"Tunggu kita Nad"
"Nadd!! Lo gak boleh gitu" Dona menepuk pundakku.
"Hmm"
"Nad lo denger gua kan?"
"Ya"
"Kalo sikap lo gini bisa ngerugiin lo nantinya"
"Gak takut"
"Penyesalan datang di akhir nad"
"Kalo diawal pendaftaran namanya"
"Nad, lo kali ini denger gua serius"
"Gua gak pernah minta mereka seperti itu. Salah gua kah kalo gua mencampakkannya?"
"Yaa setidaknya..."
"Cihh. Gua bingung sama cewek. Udah tau cowok gak suka masih memperjuangkannya. Giliran cowoknya nolak nyalahin cowoknya. Yang salah dan bodo itu dia nya sendiri kenapa dari awal naruh harapan. Yang jelas harapannya gak mungkin terwujud"
"Nad.."
"Kalo cowok udah dapet cewek yang berhak buat dia tanpa mengemispun langsung datang dengan sendirinya. Gak perlu merendahkan diri, mengenaskan"
"Nadd perkataan lo bisa.."
"Ahh bodo! Jan ngomong sama gue lah"
"Nad suatu saat kalo lo udah nemuin cewek yang bisa menangin hati lo. Gua harap lo gak nyakitin dia dan para fans lo gak nyelakain dia!!"
Aku tidak memperdulikannya dan langsung berlari ke kantin.
Sudah muak, sangat muak aku terus-terusan berurusan dengan mahluk bernama wanita.
Menurutku hanya mengganggu ketenangan hidup.
"Apa lo liat-liat" Aku menendang kaleng yang ada di dekat ring basket dan ada gerombolan wanita disana.
"Anuu kakak ganteng ba-banget"
Aku mendekat ke arah mereka.
"Ganteng darimananya?"
"Semuanya kak perfect!!" Jawab gadis antusias.
"Lo tau rahasia gua apa?"
"Apa kak?"
"Tiap pagi gue maskeran pake batu bata+arang ke muka gua! Lo semua mau liat? Kebetulan pagi ini gua belum ngelakuin" Ujarku sambil mencari batu bata.
"Kak.. Kak Onad mau ngapain?"
"Mau make masker. Mau liat?"
"Lo semua yakin mau liat?"
Mereka menjawab dengan anggukan.
"Eh gila bener nih bocah. Yakin nih gua ngelakuin itu?"
Mereka tetap terdiam.
"Lo semua gak waras!!"
"Kakak yang buat kita gila"
"Stressss!!"
"Apapun yang kakak lakuin ismajikk" Jawab wanita lainnya sambil jingkrak-jingkrak.
"Bener-bener gila!!" Aku memilih untuk meninggalkannya dan melanjutkan perjalanan ke kantin.
Menurutku, semakin bumi menua. Semakin aneh sifat manusianya.