webnovel

A Perfect Means (Open PO)

"Terlahir cacat ke dunia ini bukanlah keinginan setiap orang. Begitu pula dengan ku hyung." "Terlebih jika harus ditambah dengan anggota keluarga yang tak menginginkan kehadiranmu." "Apakah kalian sebegitunya membenci eksistensiku di dunia ini hyungdeul?" "Jika kasih sayang adalah suatu hal yang sangat sulit untuk didapatkan, lantas kenapa orang lain bisa dengan mudahnya untuk mendapatkan hal itu dari kalian?" "Apakah kalian berharap aku ini untuk tidak ada saja hyungdeul?"

Nocita_Maria · Prominente
Zu wenig Bewertungen
31 Chs

Ch.20: Hell which Come Again!

Anyyeong guys, i'm back. 🌹

Before u read, like always, A vote and comment given by you would be appreciated by me so much.

Enjoyed.

💜

💜

💜

💜

"Su-Su-Suga-ya, ka-kau, kau mengingat Hyung?" tanya Seokjin terbata, dengan ke dua bola mata yang membesar sebab rasa terkejutnya.

Memandang sang kakak pertama dengan heran, ekspresi Seokjin yang terlihat kaget membuat Suga jadi tampak bingung.

"Ckk, pertanyaan bodoh macam apa itu!" gerutunya pelan, "tentu saja aku mengingat mu Hyung."

Decak Suga sembari merotasikan ke dua matanya dengan malas.

"A-Aku, aku bagaimana Hyung?" tanya Hoseok dengan takut-takut.

"Yaa ... aku sudah memanggilmu tadi bukan?" murka Suga yang mulai terlihat marah.

Sementara itu, Seokjin dan Hoseok seketikapun dibuat saling bertukar pandang karenanya.

****

"Seo uisa-nim, ruang inap Hyungku apakah masih jauh?" tanya Taehyung entah untuk ke berapa kalinya sejak dokter Seo memperbolehkan dia mengunjungi Suga tadi.

"Sebentar lagi Taehyung-ssi. Ruangan Hyung anda ada di ujung koridor ini," sahut dokter Seo sabar, sembari mendorong kursi roda yang di duduki Taehyung dengan perlahan.

Berdua, mereka sedang berada di bilik VVIP di rumah sakit ini yang terletak di lantai paling atas.

Sementara itu di ruangannya Suga, terlihat Hoseok tengah sibuk menanyakan sang kakak dengan beberapa pertanyaan mengenai masa lalu mereka. Di dekatnya, In Sung dan Seokjin hanya diam menyaksikan.

"Jadi kau masih ingat tidak Hyung apa yang menimpa keluarga kita ketika Hyung berumur 13 tahun dulu?" tanya Hoseok takut-takut, mengingat pertanyaannya kali ini begitu sensitif untuk dibahas.

"Aish ... kau ini benar-benar mengesalkan ya Hoseok. Apakah kau ingin aku kembali mengingat masa itu eoh!! Masa saat di mana Eomma pergi meninggalkan kita karena anak sialan itu!" sahut Suga kesal. Teramat kesal hingga ia mengepalkan kedua tangannya sekarang.

Bagus. Aku sudah mengeceknya berkali-kali, dan sepertinya yang dikatakan Appa tadi memang benar!! Suga Hyung tampaknya hanya tidak bisa mengingat kejadian yang telah dilaluinya selama 6 bulan terakhir ini saja. Syukurlah, itu berarti dia juga pasti tak akan ingat bahwa dia telah berbaikan dengan Taehyung akhir-akhir ini!! Teruslah seperti ini Hyung, sorak Hoseok dalam hati dengan senang.

"Bagus sekali Suga-ya. Appa rasa Appa tidak perlu mengkhawatirkan keadaanmu lagi sekarang," seru In Sung senang begitu Suga selesai menjawab pertanyaan dari Hoseok.

"Hmm, sepertinya begitu Appa. Aku juga sangat merasa lega dibuatnya," ujar Seokjin pula.

"Tapi, lalu kenapa aku sampai bisa terjatuh dari tangga Appa?" tanya Suga tiba-tiba dan membuat ke tiganya langsung panik.

"Mmm itu, mm itu....!!" ujar Seokjin yang tampak bingung.

Sementara In Sung yang memang tidak tau apa-apa, dia pun jadi hanya menunggu anak-anaknya untuk menjawab.

"Apa yang terjadi padaku Hyung? Itu aneh bukan kalau aku tau-tau saja bisa terjatuh seperti itu!" tanya Suga lagi, dengan ke dua mata memicing seolah tengah menginterogasi sang kakak tertua.

"Mm ... bagaimana ya caraku menjelaskannya!!" ujar Seokjin yang bingung.

"Taehyunglah yang menjadi penyebab kau terjatuh dari atas tangga Hyung!!" sela Hoseok tiba-tiba dan berhasil membuat semua orang di sana langsung membelalakkan matanya dengan kaget.

"Apa maksudmu Hoseokkie, kenapa anak sial itu berani-beraninya melakukan hal tersebut pada Suga?" tanya In Sung yang langsung menaikkan intonasi suaranya..

Sementara Seokjin hanya mampu menatap Hoseok dengan tatapan tak percaya miliknya.

"Kalian malam itu bertengkar hebat Hyung, dan aku tidak tau karena apa. Tapi suara kalian sangat berisik, hingga akhirnya aku dan Seokjin Hyung pun jadi ikut keluar dari kamar. Bukankah itu benar Hyung?" tanya Hoseok pada Seokjin yang bingung sebab tiba-tiba saja di berikan pertanyaan.

"Mmm itu," ragu Seokjin yang ingin menjawab dan melirik pada Hoseok yang langsung memberinya kode agar mengikuti alur saja.

"Mm itu .... ya begitulah appa, Suga-ya!!" kata Seokjin akhirnya.

"Lalu bagaimana bisa aku sampai terjatuh?" tanya Suga lagi yang masih penasaran.

"Kronologisnya panjang Hyung. Tapi yang jelas saat itu kalian terus beradu mulut. Hingga tau-tau, kursi roda Taehyung sudah berada di dekat anak tangga. Kau yang panik waktu itu bermaksud untuk menolongnya Hyung. Sementara itu, aku dan Seokjin Hyung tak akan sempat karena posisi Hyung lebih dekat dengannya. Yah pada akhirnya, di sinilah kau sekarang berada Hyung!" jelas Hoseok penuh dusta.

"Lalu bagaimana dengan anak sialan itu?" tanya In Sung yang terlihat kalap.

"Dia juga tengah dirawat di sini Appa. Tapi lukanya tak separah seperti Suga Hyung," dusta Hoseok lagi.

"Astaga Suga-ya, kenapa kau tidak biarkan saja dia mati eoh?" ujar In Sung dengan kesal.

Sementara Suga masih berusaha untuk mencerna semua yang dikatakan Hoseok dalam benaknya.

Di luar.

"Nah Taehyung-ssi, di sini ruang rawat Hyung anda. Mau saya temani untuk masuk ke dalam?" tawar dokter Seo dengan ramah.

"Ani ... aku sendiri saja uisa-nim. Terimakasih sudah mengantarkanku," tolak Taehyung dengan sopan lantas tak lupa sedikit membungkukkan badannya pada sang dokter.

"Cheonma, Taehyung-ssi. Nikmati waktu anda ne? Saya akan menyuruh suster menjemput anda dalam waktu 15 menit lagi. Sampai nanti," lambai dokter tersebut sambil segera berlalu.

Menunggu hingga sang dokter tak terlilat lagi, lalu Taehyung pun segera memutar kursi rodanya untuk berhadapan dengan pintu ruang rawat sang kakak.

Semoga Suga hyung baik-baik saja, doa Taehyung dalam hati.

Ceklek.

Suara pegangan pintu yang baru saja ditarik. Di dalamnya, 4 orang namja yang tengah berada di sanapun segera mengalihkan atensi mereka pada Taehyung yang mulai masuk.

"Eoh ... Appa, Seokjin Hyung, Hoseokkie Hyung!" ujar Taehyung kaget, lantaran tak menyangka semua keluarganya sedang berkumpul di ruangan Suga sekarang.

"Yaa, mau apa kau ke sini anak cacat?" tanya Hoseok yang langsung tak suka.

"I-Itu ... itu aku Hyu-Hyung!" gugup Taehyung, namun segera terbelalak kaget begitu obsidiannya menangkap presensi sang kakak ke dua yang terlihat sangat tak baik.

"Astaga Suga Hyung, kau ... apa yang terjadi padamu Hyung?" cemas Taehyung seketika, terlebih begitu melihat kepala sang kakak di perban juga lehernya yang seperti diberikan gips.

Tersenyum miring, Hoseok yang melihat tingkah adik bungsunya, kini pun tengah tertawa keras dalam hati.

"Su-Suga Hyung, kenapa, kenapa kau sampai bisa seperti ini Hyung? Kau baik-baik saja kan?" kembali Taehyung bertanya.

Sementara itu, Suga justru tengah menatap sang adik dengan tajam.

"Hyung, kenapa Hyung tidak menjawab pertanyaanku?" heran Taehyung, sembari kali ini bermaksud untuk mendekati sisi brankar yang di tempati oleh sang kakak.

Tapi belum juga dia sampai di sana, seseorang tiba-tiba telah bergerak dari tempatnya.

PLAKK!!

Terdengar suara tamparan yang menghasilkan suara yang cukup kencang. Seokjin dan Hoseok yang mendengarnya bahkan sampai meringis ngilu karenanya.

Lain halnya dengan Suga, yang bahkan tak mengedipkan matanya sama sekali menyaksikan hal tersebut.

"A-Ap-Appa, kenapa tiba-tiba Appa menamparku?" tanya Taehyung terbata, sembari langsung memegangi pipi kirinya yang seketika terasa panas.

Menatap sang anak dengan jengah, wajah In Sung terlihat memerah lantaran rasa marahnya yang sudah mencapai ubun-ubun.

"Yaa, dasar keterlaluan kau anak sialan!! Setelah dulu kau bunuh ibu kandungmu, APA SEKARANG KAU JUGA INGIN MEMBUNUH HYUNGMU HAH?" teriak In Sung dengan kalap.

Terbelalak kaget, Taehyung pun balas menatap sang Appa dengan raut wajah yang terlihat bingung.

"A-Apa maksudmu Appa? Siapa ... si-siapa yang membunuh siapa?" tanya Taehyung dengan suara bergetar.

Namun bukannya mendapat jawaban, In Sung justru mulai mengangkat tangannya lagi.

PLAAK.

Suara tamparan ke dua, kali ini kembali mendarat mulus di pipi Taehyung yang satunya.

Sangking kuatnya, kali ini sudut kanan bibir Taehyungpun tampak mengeluarkan darah.

"Appa hentikan!!" cegah Seokjin cepat. Sementara Hoseok yang melihatnya terlihat mendengus atas ulah hyung tertuanya tersebut.

"Lepaskan Appa, Seokjin! Kenapa kau menahan Appa eoh?" teriak In sung pada Seokjin yang menahan tangannya.

"Hentikan Appa. Anak itu juga tengah sakit sekarang!" jelas Seokjin, berusaha memberikan pengertian pada appanya. Lantaran, hati Seokjin tiba-tiba merasa iba saat adik bungsunya itu mendapat kekerasan dari appanya. Padahal dia juga kemarin-kemarin hampir saja menghilangkan nyawa anak itu.

"Anak ini benar-benar harus diberi pelajaran Seokjin- ah!! Appa benar-benar tak habis pikir, berani-beraninya dia menanyakan keadaan Suga sekarang ketika dialah yang menyebabkan Suga dirawat di sini," ujar In Sung dengan kesal.

"Aku tau Appa, tapi keadaan Suga juga sedang tidak baik sekarang. Jika kita membuat keributan di sini, nanti kepala Suga akan pusing Appa. Bukankah dia belum pulih benar?" bujuk Seokjin.

Sementara Taehyung yang sejak tadi diam, iapun akhirnya mulai buka suara.

"Appa ... kenapa tiba-tiba kalian menyalahkan aku seperti ini? Aku bahkan tidak tau apa yang telah aku perbuat Appa," kata Taehyung serak, sembari masih memegang pipi kanannya yang baru saja digampar  dan terasa berdenyut.

"Cihh, kau lihat sendiri kan Seokjin! Dia bahkan tidak mau mengakuinya," decih In seketika.

"Appa dia..."

"Enyahlah dari sini sekarang juga anak cacat. Pergilah dan jangan ganggu kami," potong Suga tiba-tiba, yang sedari tadi telah menjadi penonton.

"Hyung!" gumam Taehyung kaget, atas ucapan kakak ke duanya tersebut.

"Apa? Kau mendengarkannya dengan jelas kan? kubilang pergi," usir Suga.

"Lagipula, aku tidak butuh perhatian palsumu itu," lanjutnya dengan sebal.

"Hyung ... Suga Hyung, kau kenapa tiba-tiba bersikap seperti ini lagi padaku?" tanya Taehyung yang tak habis pikir.

Dia bahkan sangat heran dengan kepribadian Suga yang tiba-tiba berubah menjadi seperti dulu lagi.

"Bersikap seperti ini dengkulmu!! Aku bahkan tidak pernah bersikap baik padamu. Jadi kenapa kau bersikap seperti ini padaku eoh? Pergilah dari sini sekarang juga ku bilang! Aku ingin istirahat. Melihatmu membuatku menjadi lelah saja," sahut Suga dan berhasil membuat Taehyung terpana karenanya.

"Bohong!! Kenapa Suga hyung tiba-tiba bertingkah aneh seperti ini?" batin Taehyung.

Hyung, kenapa kau mendadak bersikap aneh? Apa yang telah membuatmu berubah seperti ini eoh? Kenapa kau kembali seperti dulu lagi Hyung, kemanakah sikap sayang dan perhatianmu itu padaku beberapa waktu yang lalu! Apa selama ini kau berpura-pura saja? Kenapa bisa seperti ini Hyung, kau kenapa? bisik hati kecil Taehyung, pedih.

"Hush hush ... pergilah sekarang cacat, atau kau ingin ku usir dengan paksa dari sini eoh?" ancam Hoseok yang menyadarkan lamunan Tehyung, dan tengah mendelik tajam pada adiknya itu.

"Pergilah Tae, atau Hoseok nanti akan benar-benar melakukannya!!" pinta Seokjin pula, saat dilihatnya Taehyung masih diam tak bergerak dari tempatnya.

Sementara In Sung sudah kembali duduk pada sofa yang ada di sana.

Ya tuhan, cobaan apa lagi yang telah kau berikan padaku kali ini eoh?? jerit Taehyung dalam hati.

Sekilas, Taehyungpun sempatkan memandangi wajah Suga. Berharap siapa tau Suga tiba-tiba saja berubah. Namun sepertinya Taehyung harus menelan rasa kecewa, karena begitu mata mereka bertemu, Suga dengan segera pun langsung memalingkan wajahnya ke arah lain. Meskipun sedikit tertatih, lantaran lehernya yang masih digips.

"Hyung!" panggilnya penuh harap.

"Pergi kubilang!" seru Suga, yang bahkan tak menatap Taehyung sama sekali.

"Pergilah Tae!" pinta Seokjin pula, dan memberikan kode pada Taehyung agar segera menuju ke pintu.

Dengan berat hati, akhirnya Taehyung pun menyadari bahwa memang sudah tak ada lagi yang bisa ia harapkan. Suga yang beberapa waktu lalu bersikap hangat padanya, jelas tidak seperti Suga yang ada di hadapannya saat ini.

"Baiklah," suaranya kemudian dan membuat Suga melirik padanya melalui ekor mata.

"Hyung, mian sudah menganggu waktu istirahatmu!" gumamnya.

"Hyung mungkin baru saja siuman sepertiku, jadi kurasa wajar jika Hyung mengusirku karena ingin istirahat."

"Apa sih?" sinis Hoseok yang mendengar.

Mengabaikan Hoseok, Taehyung pun kembali melanjutkan.

"Hyung ... aku tau Hyung sekarang pasti sedang sangat butuh banyak istirahat. Maaf mengganggu waktumu Hyung, aku akan datang nanti saja, setelah Hyung merasa cukup baikan nanti. Selamat beristirahat Hyung," pamit Taehyung, undur diri namun masuh sempat-sempatnya memberikan senyuman tulus pada Suga yang menatapnya dengan heran.

Kenapa sih anak itu, apa dia terbentur sesuatu pada kepalanya? Dia bersikap sangat aneh," monolog Suga dalam hati.

Ceklek.

Suara pintu yang baru saja di tutup oleh Taehyung, disaksikan oleh pandangan Seokjin yang tampak iba, Hoseok yang terlihat sangat bahagia juga In Sung yang masih bersikap biasa saja.

Hahaha. Rasakan olehmu cacat!! Akhirnya semua orang kini kembali membencimu, kekeh seorang namja yang tertawa dalam hati, tak lain adalah Hoseok dengan terus menyunggingkan senyum liciknya.

TBC

See You next chap. 👋

Update tunggu viewnya 8800 ya. hahaha