“..kita sampai.. inilah istanaku.. Eispalast..“ Ninefinity dan Ziel tiba di depan Eispalast. Raja dan mantan Raja itu pun berubah kembali ke wujud setengah manusianya. Berdiri tegak di depan gerbang raksasa Eispalast, siap mengungkap kebenaran di genggaman tangan. Erick mengangkat tangan kanannya, memercikkan Magia, membuka pintu gerbang dengan sihirnya.
“.. bukalah, gerbang kokoh yang menyimpan kuasa Draecorona..”
Pintu-pintu besar itu pun perlahan bergeser merespon sihir Erick. Terasa sedikit getaran di tanah seiring keduanya terbuka menampakkan istana putih lengkap dengan halamannya yang berselimut salju. Sembilan pasang kaki itu pun melangkah masuk ke halaman istana kerajaan Draecorona.
“tu.. tuan Erick..?? tapi.. di dalam??” para penjaga pintu masuk Eispalast bingung melihat ada lagi seorang Erick di depan mereka.
“ya.. yang di dalam sana adalah sesosok palsu yang meniru rupa dan mencuri Blue Spirit ku.. aku Erick yang asli..” Erick mencoba menjelaskan situasi dan meyakinkan para penjaga di hadapannya. Ia yakin dengan adanya 7 Raja yang mendampingi urusan mereka bisa cepat di selesaikan.
“apa?!”
“bagaimana kami tau kalau kau memang tuan Erick yang asli?? Mana mungkin Blue Spirit bisa dicuri dan digunakan sembarangan??” sayangnya para penjaga tak mudah percaya pada kata-kata Erick. Mereka lebih yakin pada pemakai Blue Spirit saat ini. Tombak-tombak di tangan mereka pun diacungkan, mengancam sang Raja asli yang berusaha meluruskan semuanya.
“Marco.. Gregory.. kalian berdua lah yang mendampingiku di malam itu.. sebelum bencana ini dimulai.. apa kalian tidak bisa merasakan diriku ini? Ini aku Erick..”
“ya.. apa 7 pemimpin kerajaan lain beserta mantan Raja kalian disisinya belum cukup membuktikan..??” ujar Peter membela Erick, mengacungkan balik A Froura miliknya. Membuktikan kuasa sebagai sang Guardian of Chaldene yang sedang membela kawannya.
“.. kami patuh pada sang Raja yang mengenakan Blue Spirit.. jangan pikir kalian bisa membodohi kami.. jangan-jangan justru kalian semua yang bersekongkol ingin menjatuhkan tuan Erick di dalam..?!?!”’
“Gregory..”
“yaa.. sebaiknya kalian pergi dari sini..!!!” para penjaga itu kompak tetap mengangkat tombak-tombak di tangan mereka. Erick pun mengangkat kedua tangannya.
“Marco.. kalian harus percaya padaku…”
“hhh.. Dragons.. memang keras kepala..” Cyrus menggelengkan kepalanya melihat sikap dua penjaga itu. Padahal Erick sudah sedemikian meyakinkan tapi masih tidak mau percaya.
“tutup mulutmu..!!! apa setelah kami usir dengan kekerasan baru kalian akan pergi..?!?!”
“kami bertujuh datang jauh-jauh dari penjuru Arc Chaestra demi mencari kebenaran dan setelah tiba disini kau pikir kami akan pergi begitu saja..?!?!” timpal Damian yang tidak menyerah. Wataknya yang keras membuatnya berani melawan.
“ada apa ini..??” akhirnya sang peniru keluar dari Eispalast karena mendengar keributan di luar. Tanpa rasa curiga atau bersalah dengan percaya dirinya Ia menampakkan diri dengan kilau Blue Spirit di dahinya.
“... ah tuan Erick..” Marco dan Gregory menurunkan tombak mereka membungkuk memberi hormat pada Erick palsu.
“KAU...!!!!”
SRAAKKK…..!!!!!!! Erick yang kesal langsung mendorongnya ke dinding Eispalast hingga dinding itu sedikit retak. Karena sedari tadi menahan emosi urat tangannya pun nampak. Terlihat juga hawa dingin disekitar tubuhnya.
“ha ha ha.. lihat siapa yang datang.. seorang yang meniru rupa ku..” ujar sang peniru sambil menatap remeh King of Draecorona yang asli itu. Raut wajahnya benar-benar menyebalkan.
“KAU YANG MENIRU KU B*******...” teriak Erick marah. Taring-taringnya nampak disela suaranya yang keras membuat wajahnya nampak makin seram.
“Erick..” Andrew takut sendiri ketika melihat kakaknya meluapkan emosi. Ia khawatir Erick hanya akan melukai dirinya sendiri.
“hei.. hei.. jaga sikapmu..” para penjaga istana kembali mengarahkan tombak mereka pada Erick yang emosi. Kuasa mutlak dari Blue Spirit yang dikenakan Erick palsu menyakinkan mereka bahwa sang pemakai memanglah Raja mereka.
“SUDAH KUBILANG DIA YANG MENIRU RUPA DAN MENCURI BLUE SPIRIT DARI KU...!!!!” pupil mata birunya makin menyempit. Erick sekuat tenaga menahan amarah atas perbuatan penirunya yang keterlaluan. Bulu ekornya mekar, mewakili emosinya yang sedang meluap.
Beberapa penjaga lain juga pelayan Eispalast berhamburan keluar atau mengintip dari jendela. Mereka terlihat berbisik-bisik keheranan ada dua Erick di sana. Salah satu Erick memakai Blue Spirit dan dibela oleh para penjaga Eispalast sementara Erick yang satu lagi bersama Raja lama mereka serta tujuh pemimpin Arc Chaestra lainnya.
“ada apa disana?”
“entah.. kau lihat saja, masa Raja kita ada dua orang?”
“lho lho kok bisa begitu..”
“sudah ku duga ada yang tidak beres dengan Raja kita sekarang..”
“eh lihat.. 7 Raja klan lain ada di pihak tuan Erick yang itu..”
“karena itu aku bingung harus percaya siapa.. apa iya dengan mudahnya tiara Blue spirit dicuri?”
“7 Raja klan lain.. apa kita juga bisa mempercayai mereka?”
“terakhir bencana Gate of South mereka bantu selesaikan.. entah mengapa aku ingin mempercayai mereka saja..”
“kau gila? Sejak ribuan tahun lalu ‘kan kita selalu tunduk pada Blue spirit”
“tapi bagaimana kalau ‘dia’ itu Raja kita yang palsu? Belakangan tingkahnya agak lain dari tuan Erick yang biasanya ‘kan..”
“tapi bagaimana kalau Raja 7 klan lain lah yang ingin menghancurkan kita? Kau lihat yang disana Raja Shapeshifter, dia pasti punya sihir rahasia untuk meniru rupa seseorang”
“jangan mengada-ada, kami hanya bisa berubah wujud jadi binatang.. kami tak punya sihir peniru rupa orang lain..” Damian yang gerah mendengar bisik-bisik pun menjawab.
“siapa sih yang membuat gosip kami bisa meniru wujud apa saja?” ujarnya lagi.
Memang setelah ratusan tahun dalam hubungan yang retak, banyak terdengar desas desus aneh yang asal dibuat oleh klan-klan lain. Dragons, Beast dan Shapeshifter adalah beberapa diantaranya.
“ya.. kami sudah cukup sibuk dengan urusan kerajaan kami sendiri.. untuk apa repot-repot mengusik kalian.. toh rebahan di akhir pekan lebih enak..” timpal Peter sambil melipat tangannya. Kejujuran jawabannya malah membuat Nathanael dan Adryan buang muka lalu terkikik sendiri.
“kami sudah mulai menghilangkan gosip Dragons adalah klan haus darah lho.. kalian mau gosip itu tersebar dan makin buruk di Arc Chaestra?” kali ini Nathanael yang ikut berujar.
“…. Dragons klan haus darah?! Siapa yang—“
“hoaahhmm….. si palsu ini memang menyusahkan saja.. benar kata Peter, padahal ini akhir pekan..” gantian Cyrus mengomel, makin kesal dengan perdebatan tak berfaedah antara kedua Erick.
“BERISIK..!! Dari tadi menuduh si palsu si palsu.. memangnya kalian bisa membuktikan kalau dia ini memang Erick Silverstream yang asli? Aku bisa saja meminta semua naga yang ada di Draecorona untuk mengusirmu dan teman-temanmu sekarang..“ ujar sang peniru sambil memutar bola matanya. Ia tak takut dengan Erick ataupun teman-temannya.
“hahahahahah…. jangan berlagak bahwa kau memang Raja Draecorona.. kau sendiri belum tentu seekor Dragon sungguhan kan.. coba sekarang kau buktikan, ubah wujudmu menjadi Dragon.. apa iya rupa mu sama dengan Dragon Erick yang sudah berkali-kali kami lihat..” sahut Adryan, mencoba melawan. Entah kenapa disaat seperti ini keisengannya sangat membantu.
“cih.. teman-temanmu itu banyak omong rupanya.. baiklah.. bagaimana kalau kita bermain saja..” jelas si palsu tidak bisa melakukan tantangan yang Adryan ajukan. Ia belum pernah melihat wujud Erick dalam bentuk Dragon. Tak tau corak belang tubuhnya, bentuk cakar, atau apakah punya cula atau tidak. Belum lagi jika Dragon Erick memang memiliki perhiasan atau atribut tambahan.
Erick palsu menantang balik, melepas Blue Spirit dan membalutnya dengan sihir hingga tiara itu mengambang di udara diantara mereka berdua.
“apa yang kau lakukan?!”
“mengajak kalian semua bermain.. dan biarkan semua Dragons yang ada disini menjadi saksinya..”
Peniruan wujud dari Erick palsu benar-benar sempurna. Ia dengan detail menirukan warna mata, rambut, bentuk tanduk, sisik, ekor, bahkan suara dan warna Magia Erick yang biru keperakan. Warna Magia adalah ciptaan Dewa yang absolut, anugrah untuk setiap klan di Arc Chaestra yang merupakan bagian dari semesta. Baik warna maupun rupa Magia harusnya MUSTAHIL untuk ditiru oleh siapapun. Tapi Erick palsu yang mampu menirunya, berarti ia adalah penyimpangan dari hukum alam itu sendiri. Diam-diam Ninefinity mulai memikirkan cara untuk mengalahkan makhluk yang tidak jelas asal-usulnya itu.
Sebenarnya siapa atau ‘apakah’ Erick palsu ini? Bagaimana mungkin ia melakukan hal yang mustahil bagi makhluk bumi? Tapi yang jelas kejahatannya harus dihentikan.
“apapun yang kau rencanakan kami pasti akan menang.. dan mengungkap siapa dirimu yang sebenarnya.."
Permainan apakah yang sedang direncanakan oleh si penjahat?