Masih dalam suasana tegang itu, bisik-bisik diantara kerumunan justru makin terdengar. Apa yang penjahat itu rencanakan?
“begini permainannya.. kalau teman-temanmu mampu membuktikan siapa Erick Silverstream yang asli diantara kau dan aku.. Blue Spirit akan datang padamu.. tapi jika mereka salah, memang akulah Erick yang asli.. lalu kalian akan kuusir selamanya dari Draecorona dan kau.. mantan Raja.. akan dicap sebagai penghianat dan dilarang masuk ke kerajaan ini selamanya..” ujarnya sambil menunjuk-nunjuk Ninefinity dan Ziel.
Ninefinity saling pandang dengan tatapan penuh keraguan namun berusaha untuk saling meyakinkan satu sama lain.
“.. Ninefinity.. aku percaya pada kalian.. aku percaya pada teman-temanku..” Erick memandang teman-temannya sekali lagi. Ia yakin ikatan yang telah tercipta diantara semuanya tidak selemah itu. Ziel pun mengangguk pada delapan Raja yang tengah ditantang oleh sang peniru, percaya..
“.. teman?”
Mereka menelan ludah. Salah sedikit saja nasib Erick dan Ziel taruhannya. Ryota mundur selangkah, keraguan ikut memenuhi pikirannya.
“.. bersiaplah kalian semua”
Wuuuussshhh..... Erick palsu pun menciptakan angin besar yang menghalau pendangan mereka. Begitu angin itu lenyap, Kedua Erick berdiri berdampingan. Perbedaan mereka kini makin samar. Kali ini, sang peniru juga menirukan sikap dan gerak gerik Erick sesuai yang Ia amati sejak tadi..
“... Erick?” Peter memulai permainan dengan memanggil kawannya.
“YA..??” keduanya serentak menjawab. Suara dan intonasi mereka benar-benar sama. Suasana makin tegang saat itu. Di sekitar mereka para penduduk Draecorona makin ramai saja yang menonton mereka di depan Eispalast. Mereka sendiri tidak bisa membedakan mana Erick yang asli hanya menunggu dan menebak-nebak sesuai apa yang mereka lihat.
“... siapa.. Namaku??” tanya Peter lagi. Ia memilih pertanyaan sederhana sebagai awal permainan.
“PETER Ainsley..” masih dengan suara serentak mereka menjawab. Bahkan kali ini intonasi mereka pun tak ada bedanya.
“waduh.. bagaimana ini..” Ziel yang berdiri di paling belakang makin ragu sekaligus kesal pada sang peniru yang memanfaatkan keadaan untuk memperhatikan sikap Erick.
“... katakan sesuatu tentang kami yang hanya diketahui teman kami Erick..” tantang Damian sambil memegang erat tangan Andrew dan Peter. Satu pertanyaan yang pastinya akan diajukan pada situasi yang sama dimanapun.
Erick palsu menjawab..
“Kau Damian, Spirit of Darkness penguasa Mavr Lykos..”
Kali ini Erick asli menimpalkan..
“.. Peter berguru sihir dengan seekor Unicorn bernama Cyari..”
Tak tinggal diam, si palsu menjawab lagi.
“Andrew Cerise, kau penguasa Thalassas.. Cyrus Xaviersky sang Prince of Nereida, Adryan Dawson penguasa Groilandia.. Ryota taka.. Takahiko Priest of Foxes, Nathanael Sam yang punya sayap putih, Ruler of Asteria..” Ia menjawab satu per satu nama dan gelar 7 Raja sambil menunjuk-nunjuk. Raut wajahnya nampak sangat yakin bisa mengalahkan Erick yang asli. Memang menyebalkan.
“hahah.. kau..!!! Kau hanya menyebutkan nama dan gelar kami.. yang jelas-jelas semua penduduk Arc Chaestra juga bisa menebaknya dengan mudah.. sekarang aku tantang kau.. kalau kau memang Erick teman kami yang asli.. bagaimana kami menyegel Gate of South..??” balas Cyrus dengan kedua sayap yang tegak, menantang sambil menunjuk kearah Erick palsu. Suara anak itu terdengar sungguh lantang mulai lelah dengan segala permainan ini.
“whooaa… pertanyaan bagus”
“kita yang disini saja tidak tahu ‘kan bagaimana”
“hanya 9 Raja sendiri yang tahu persis mengenai peristiwa itu”
“aku padamu, Prince of Pixies…”
“katanya sang Demigod tak selamat dari bencana itu ‘kan?”
“coba kita dengarkan saja kesaksian dari mereka disana..”
Semua yang menyaksikan mereka sejak tadi pun kaget dengan pertanyaan itu karena mereka sendiri juga tidak tau jawabannya. Sebuah pertanyaan yang hanya mampu dijawab Erick yang asli mengingat memang hanya para pemimpin Arc Chaestra yang hari itu menyegel sang gerbang keramat.
Erick yang asli menarik napas bersiap ingin menjawab namun..
“.. Father of Demigod mengorbankan dirinya dengan terjun ke dalam celah bumi dan ‘kita’ semua menyegel gerbang itu dengan kekuatan penuh.. dan kau Cyrus Xaviersky, adalah perapal mantra yang menggunakan bahasa surga menggantikan dirinya yang terjun kedalam celah.. Ia memilihmu karena level sihirmu merupakan yang tertinggi diantara ‘kita’..” lagi-lagi si palsu menjawab dengan senyum menyerigai. Menyisakan Erick asli yang terdiam mematung kalah cepat.
Kerumunan Dragons pun kagum sekaligus terkejut mendengar apa yang terjadi di hari itu..
“ya Tuhan.. ternyata seperti itu kejadiannya..”
“pantas saja aku dengar Demigod saat ini tak punya pemimpin..”
“dialah Raja kita yang asli, dia tau semuanya… dialah tuan Erick..”
Semua yang ada disana mulai menunjuk bahwa memang ialah King of Dragons yang asli.
“hehehe... aku menang” ujar Erick palsu didalam hati. Ia memandang Blue Spirit yang masih melayang-layang di antara mereka. Permainan belum selesai...
Ninefinity saling pandang. Mereka seolah memastikan bahwa saat ini isi pikiran mereka adalah sama. Spontan, Andrew berteriak kearah Erick asli yang sedang terdiam melamun..
“Eldri...!!!!”
Erick yang asli segera menoleh kearah Andrew sementara si palsu tidak menggubris. Blue Spirit pun terbang menghampiri Erick yang asli dan terpasang kembali di dahinya.
Saat itu ketika sudah selesai mengantarkan 6 Raja lain pulang ke negeri mereka masing-masing, tersisa Andrew dan Dragon Erick. Sang Earl of Siren sengaja ingin jadi yang terakhir diantar karena pulang ke laut utara pun tak masalah baginya. Ia ingin bersama kakak Dragonnya lebih lama.
“.. kalau setelah ini aku minta kita semua tetap saling terhubung, atau saling berkunjung barangkali.. apa kau keberatan Andrew?”
“.. aku akan jadi yang paling gembira mengenai itu, Erick..”
“kukira kau akan menolaknya.. aku sudah lelah di cap sebagai klan buas.. aku yakin Adryan sebagai Beast pun begitu.. kita satukan lagi 9 kerajaan seperti sebelum pecahnya perang Gate of South.. ya?” sayap-sayap tangguh Dragon Erick tak kenal lelah meski sudah berkeliling Arc Chaestra untuk mengantar teman-temannya. Istirahat satu hari di Asteria ketika mengantar Nathanael pulang terasa lebih dari cukup untuk memulihkan tenaga serta Magia nya yang habis pasca penyegelan.
“tentu saja..” Andrew yang duduk di kepala Dragon Erick kini bersandar di salah satu tanduknya. Rambut putih Erick menebarkan aroma mint yang segar. Penguasa laut itu menikmati perjalanan sambil memejamkan mata, merasakan hidup..
“ngomong-ngomong berapa sih rentang waktu Dragon? Satu tahun Siren kan 8 tahun..” Tanya nya tiba-tiba.
“12 tahun.. saat ini usiaku 23 tahun Dragon, atau 276 tahun..”
“HAMPIR 300 TAHUN?! Berarti aku jauh lebih muda darimu ya.. aku masih 20 tahun Siren..”
“hahahaha… daripada kakakmu aku lebih seperti buyutmu ya..”
“tapi kan tetap saja hitungan usia dari tahun klan kita, berarti aku boleh donk memanggilmu kakak..”
“Eldri..”
“hah?”
“bahasa daerah Draecorona untuk ‘kakak’ adalah Eldri.. kau boleh memanggilku begitu kalau kau mau..”
“boleh? Baiklah.. Eldri Erick”
“Eldri saja cukup, Andrew..”
Sekali lagi Andrew tersenyum. Ia tak menyangka Dragon yang pernah Ia lihat di masa kecil akan menjadi sosok kakak yang amat menyayanginya saat ini. Jauh dari bayangan Erick yang merasa dirinya tak akan dicintai oleh dunia luar, ternyata ada satu diantara sejuta yang masih mau menghargainya.
Tebarkan kebaikan sebanyak-banyaknya, maka Ia akan kembali padamu berlipat ganda dengan cara yang tidak diduga-duga.
Terangnya cahaya dari Blue spirit ketika terpasang kembali di dahi pemiliknya amat menyilaukan mata. Gemerlap Magia keperakan berhamburan, merayakan kembalinya sosok Raja klan Dragons yang asli.
Si palsu pun emosi melihat Blue Spirit terpasang kembali di dahi Erick asli yang menandakan bahwa Ia telah kalah dalam permainannya sendiri.
“APA?? BAGAIMANA MUNGKIN?? AKU YANG MENJAWAB PERTANYAAN ITU DENGAN BENAR ‘KAN...!?!?!”
“ya, kau menjawab dengan benar pertanyaan yang Cyrus ajukan.. tapi apakah kau lupa kalau kata-katamu sebelumnya adalah ‘kalau teman-temanku bisa membuktikan siapa Erick yang asli..’ berarti dari awal semuanya tergantung pada mereka.. dan Andrew membuktikannya.. Eldri adalah panggilan khusus bagi nya untukku.. kau termakan kata-katamu sendiri..” ujar Erick sambil menghampiri dan merangkul adik Sirennya. Mereka kini berkumpul lagi dalam satu kelompok. Ninefinity berhasil mengalahkan sang peniru dalam permainannya sendiri.
“kau mungkin sudah mencari tau siapa kami sebelumnya.. tapi kau tak pernah tau kenangan yang telah kami lewati bersama-sama.. aku bahkan tak mengerti kenapa kau bisa tau apa yang terjadi saat kami berada di Gate of South sementara kami tak pernah membocorkannya pada siapapun kecuali para Demigod...” masih merangkul teman-temannya, Erick berujar sambil menatap sinis penirunya yang telah mengacaukan tidak hanya Draecorona tapi juga negeri-negeri lain di Arc Chaestra.
“akui saja kekalahanmu.. tak ada gunanya mengelak karena Blue spirit sudah kembali pada Erick kami..” timpal Cyrus dalam rangkulan kawan Dragonnya.
“… beraninya kau.. menipu kami selama ini..”
Kini Marco dan Gregory pun balik mengacungkan tombak pada si palsu. Diikuti dengan beberapa penjaga lain yang sejak tadi menonton peristiwa disana. Pelayan-pelayan Eispalast pun ikut berkerumun di belakang Ninefinity juga Ziel. Kini Draecorona serta Arc Chaestra bersedia membela kebenaran yang telah dibuktikan.
“ya.. menyerahlah.. tunjukkan siapa dirimu sebenarnya, pertanggungjawabkan kejahatanmu.. kembalikan kedamaian yang sudah susah payah kami bawa ke dunia ini.. bersihkan nama klan Dragons karena saat ini pasti.. 8 klan lain sedang mengutuk kami semua…” pupil mata Erick menyempit, diam-diam menyiapkan Magia dalam aliran darahnya untuk menyerang musuh kapan saja. Peter menggenggam pangkal A Froura, Damian memantik Magianya. Mereka bersiap.. untuk melawan.
Merasa dirinya sudah terpojok, tak ada pilihan lain selain mengaku. Sang peniru tersenyum simpul, masih saja tak merasa gentar dengan bersatunya 8 kepala kerajaan klan Arc Chaestra. Ia menyeret satu kakinya diseret mundur, matanya melirik ke kerumunan yang ada di kiri kanan serta depannya.
Selama ada cahaya pasti akan ada bayangan..