webnovel

Pilihan Hidup

Langkah kami terhenti di depan sebuah pintu, Ambar mengetuk detik kemudian membukanya. Cahaya temaram membuatku sedikit sulit melihat ke dalam ruangan, tak berapa lama lampu menyala. Pria berbadan tambun itu berdiri dan menghampiri kami, menatapku sekilas lalu merangkul pinggang Ambar. Tawanya melebar ketika Ambar menempelkan bibir ke telinganya sekedar berbisik, lalu menatapku kembali dan mencium pipiku.

"Aldo." Laki-laki itu menyodorkan telapak tangannya padaku.

Ruangan ini, jauh lebih sunyi dari pada di depan tadi. Hanya ada suara dari lagu yang diputar.

"Naya." Aku menjawab dengan berbohong. Ambar menyuruhku untuk tidak memakai nama asli, Naya adalah nama pemberian darinya.

"Cantik." Tangan kami masih saling menjabat. Ia menatapku lekat.

Ya, sebelum ke sini, Ambar mengajakku ke salon terlebih dahulu. Mengubah gaya rambutku dan me-makeover wajah kampungan ini agar terlihat cantik.

"Terima kasih," jawabku.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com