webnovel

"Ku Tunggu Kau di Surga"

Nirmala, gadis berusia 20 tahun, dia pengidap penyakit leukimia. Dan divonis dokter umurnya tidak akan lama lagi. Dia adalah anak pengusaha kaya. Nirmala tinggal bersama ibu tirinya. Suatu hari Nirmala dijebak Lea sedang minum-minuman keras di sebuah bar, dan berfoto-foto mesra dengan seorang pria dalam satu ranjang. Hingga dia diusir dari rumahnya sendiri oleh Sony(papanya). Nirmala tidak bisa melanjutkan sekolahnya karena kejahatan Lea. Dengan bantuan Bi Ijah asisten rumah tangga Nirmala, Nirmala bisa tinggal bersama Bibinya di kampung. Suatu hari dia bekerja terlalu keras membantu sang Bibi di persawahan. Hingga dia lemas, mimisan dan akhirnya pingsan. Sang Bibi membawanya ke dokter, kata dokter itu hanya faktor kelelahan. Seminggu kemudian, itu sering terjadi. Hingga kejadian itu terjadi beberapa hari kemudian. Dari pemeriksaan dokter dirumah sakit, Nirmala pengidap penyakit Leukimia akut. Disebuah pasar Nirmala bertemu dengan Kevin. Dari sanalah awal mereka kenal. Yang tiap harinya mereka selalu bertengkar, namun lama-lama kebencian itu berubah jadi cinta. Karena biaya pengobatan Nirmala yang mahal, dia memutuskan untuk bekerja sebagai penyanyi disebuah King Club terbesar di Asia Tenggara. Dengan memakai topeng Nirmala menutupi identitasnya. Nirmala bertemu dengan pemilik Club, Jack Wilson. Dia juga Pemilik perusahaan besar di beberapa kota. Jack jatuh cinta pada wanita yang berinisial Issabella itu? bagaimana kelanjutan kisahnya?

Iin_Romita · Teenager
Zu wenig Bewertungen
400 Chs

Salah Lihat?

Bab 16

Selanjutnya pemuda itu menanyakan pada Kevin yang masih duduk menunggu bakso yang selesai di hidangkan.

"Vin, coba lihat tuh. Kamu pernah lihat gak?" Tanya Bagas menyenggol lengan Kevin keras dari tadi dia masih melamun. Bagas sampai geleng-geleng kepala melihatnya. Kevin menoleh ke layar ponsel yang ditunjukkan padanya.

Dia melihat wajah Nirmala disana. Kevin mengusap kedua bola matanya. Apa benar dia hilang akal dari tadi mikir Nirmala. Sampai foto yang dilihatnya sekarang hanya wajah Nirmala saja.

Tapi kenapa saat dia memperbaiki matanya untuk tetap fokus dia masih melihat foto Nirmala. Dia tampak lebih cantik, bersih dan terlihat seperti orang kaya.

"Ah, aku kali ini banyak melamun Gadis aneh itu," gumamnya sendiri.

"Maaf Mas, aku gak kenal." Jawab Kevin pada Akhirnya. Dia tidak menyadari bahwa yang dia lihat memang benar Nirmala.

"Oh, gak kenal ya? Kamu Abang tukang bakso gimana?" Lagi tanya Pemuda itu pada penjual bakso yang berdiri akan memberikannya dua mangkuk pada Kevin dan Bagas.

"Maaf mas, saya tidak pernah melihatnya. Kalaupun pernah melihat aku juga tidak ingat mas, Karen pbeli bukan cuma satu dua aja," Jawab tukang bakso tertawa masam.

"Yah sudah, mas terimakasih untuk waktunya. Kami pamit," ucap dua pria yang masih diperhatikan Kevin sampai dia masuk kedalam mobilnya.

"Hem, mereka seperti orang kaya. Lihatnya saja mobil mewahnya. Kalau bukan orang berduit, gak mungkin bisa punya mobil semahal itu. Tapi kenapa mencari seorang perempuan saja harus kesana kemari. Kenapa gak langsung lapor polisi? Atau coba share di medsos tentu orang hilang?" Tanya Bagas yang belum melahap baksonya.

"Gak tau lah Gas, itu urusan mereka!" Jawab Kevin singkat percakapan keduanya sampai disana saja. Dan mereka kembali melahap bakso hingga habis.

"Sialll..." Kata Bagas tiba-tiba.

"Apanya yang sial?"

"Sial perutku kenyang!"

"Dasar muka bule sifat bulek!" Jawab Kevin menjitak kepala Bagas keras.

"Eh, di warung Bu Rosa ada lowongan gak? Aku Uda dua mingguan ini nganggur nih. Abis resign dari pabrik," Curhat Bagas.

"Ehm, belum tahu ya. Besok aku kerja tak tanya kesana," jawab Kevin sambil berfikir pekerjaaan di warung yang lumayan besar itu.

"Ok. Aku tunggu!"

"Balik yuk ah?" Ajak Kevin.

"Bentar, boring di kamar mulu."

"Ya udah aku kembali dulu,"

****

Brian mengemudikan mobilnya dengan pelan sambil melihat-lihat jalan tepi-tepi mungkin Kakak Nirmalanya ada di jalan.

Bersama Papa Sony, mereka mencari sekeliling area komples dan kampung sana.

"Tidak ada satupun diantara mereka yang mengenal Kak Nirmala, Pa. Lalu bagaimana kita bisa menemukan dia?" Tanya Brian hampir pesimis.

"Kita kan masih satu hari ini mencari Brian, mudah-mudahan ada petunjuk,"

"Papa gak coba lapor polisi aja?"

"Papa takut informasi tentang keluarga kita terdengar publik. Pasti heboh sejagad maya." Jawab Sony dengan celingak celinguk kesana kemari.

"Hem, bagaimana bisa sih Pa, papa sampai ngusir Kakak Nirmala?" Tanya Brian masih sedkit tidak percaya dalam empat tahun tidak mencarinya. Apakah dia diluar sana baik-baik saja.

"Entahlah Brian, papa khilaf karena kesalahannya yang fatal. Papa percaya pada omongan adikmu Lea!"

"Terus bagaimana menurut mu? Kita lanjut mencari apa tidak?"

"Ya Pa, aku akan bantu papa terus sampai Kak Nirmala ketemu," kata Brian dengan menyetir pelan.

"Papa, aku akan menyebar berita lewat medsos. maafkan aku ya Pa," Gumam Brian dalam hati.

Dari sekian penjuru, mereka bertanya. Tapi tidak hasilnya. Brian dan Sony lelah. Dan memutuskan untuk memberhentikan pencarian dan pulang lagi kerumah.

Satu berita di tulis Brian di medsosnya, tidak butuh waktu lama. Banyak komentar tentang informasi keberadaan Kakaknya Nirmala.

Dia berada di perkampungan Sumber Rame. Banyak yang melihat dia disana.

Berita kehilangan sudah viral di media sosial, jadi kesempatan untuk mencarinya akan lebih mudah.

Satu panggilan telepon masuk ke ponsel Brian.

"Ya Hallo?" Jawabnya pada seorang yang memanggil dari seberang telepon.

"Mas, saya Ucup dari kampung Sumber Rame. Saya mau menginformasikan bahwa gadis yang mas cari yang beritanya Uda viral dimanapun ada dikampung ini mas," jelas Ucup pria yang pernah menolongnya saat pingsan dulu.

"Benarkah? Terima kasih ya Bang Ucup atas informasinya,"

"Ya Mas, sama-sama."

Keesokan harinya Brian mencari sendiri Kakaknya Nirmala, tanpa Papa Sony. Karena senin itu ada meeteng penting yang tidak bisa ditinggalkan.

"Mau kemana kamu Brian!" Tanya Wira menghadang tubuh Brian yang ingin pergi keluar, Brian merasa gugup jangan sampai misinya mencari Nirmala ketahuan mama dan adiknya, Lea.

"Brian suntuk Ma dirumah, Brian ingin pergi kerumah teman." Jawab Brian mencoba santai

"Bukannya tadi papa bilang ada meeting penting. Kenapa kamu gak ikut?"

"Ya, cuma papa aja yang ikut sama klien-klien penting Papa, Ma." Jawab Brian lagi

"Ya sudahlah, pergilah. Hati- hati ya di luar!" Pesan Mama Wira pada Brian yang terlihat genteng didepannya.

"Cepat nyari pacar, trus kenalkan pada mama. Mama sudah pengen punya cucu. Ha ha ha," kata Wira membuat terkejut Brian.

"Ngomong apa sih Ma, kebanyakan melihat sinetron nih! Udah ah, Uda mau siang aku pamit dulu Ma," Ucap Brian yang sifatnya jauh berbeda dengan adiknya.

Wira menganggukkan kepalanya, Wira mengantarnya sampai pintu luar.

****

Berita kehilangan Nirmala, sampai ke beranda handphone Nirmala.

"Kenapa Papa mencariku, sampai beritanya disebar di media sosial gini. Apa papa sudah menyadari kalau pada waktu itu aku tidak bersalah, aku tidak melakukannya," gumam Nirmala dalam hati.

Dia berfikir apa kalau dia kembali ke kehidupan nya dulu dia bisa bahagia seperti tinggal dirumah Bibi Asih.

Kalau dia masih tinggal bersama Mama Wira, itu tidak akan mungkin terjadi. Yang ada pasti akan selamanya membuat Lea mencoba menyingjurkan hidupnya.

Sampainya Brian di kampung Sumber Rame. Dia turun dari mobilnya dan mendatangi seorang pria tidak terlalu tua membawa sebuah cangkul dipunggung ya, sepertinya mau berangkat kesawah.

"Maaf Pak, ganggu waktu Bapak sebentar, mau tanya Pak," Sapa Brian pada pria yang memakai topi dari besek kayu.

"Ya Nak?"

"Maaf Pak, apa bapak kenal dengan gadis di foto ini?" Tanya Kevin menunjukan foto Nirmala pada layar ponselnya.

Pria setengah baya itu mendekatkan wajahnya untuk melihat lebih jelas wajah yang ada difoto.

"Nirmala?" Gumamnya dalam hati. Jhony adalah Paman Nirmala, suami Bibi Asih.

"Memang ada perlu apa Mas mencari gadis itu ya?" Tanya Jhony penasaran. Dia tidak ingin ada pria buruk yang akan menjerumuskannya. Karena terlihat dia pria kaya raya. Meski Jhony bukan ayah kandung Nirmala dia sama sayangnya pada gadis itu.

Bertepatan mereka juga tidak memiliki seorang anak. Mereka mengganggap Nirmala anaknya sendiri.

"Dia kakak saya Pak, saya dan Pa mencarinya untuk mengajak dia pulang kembali kerumah lagi." Jawab Brian dengan menunjukkan wajah sedihnya.

"Astagfirullah, dia adik Nirmala. Aku harus bagaimana ini." Gumam Pak Jhony dalam hati. Apa dia akan menyembunyikan Nirmala darinya. Atau dia harus menunjukkan bahwa Nirmala ada dirumahnya.