webnovel

BAB 7 – TEMPAT PELARIAN

"Kamu masih bisa melakukannya" tantang Jonathan dengan senyum menawan membuat Yohanna memutar mata kesal saat melihatnya

Setelah kelas selesai beberapa murid masih memandang Yohanna dengan tatapan aneh saat berpapasan dengannya.

Supir Yohanna sudah berhenti di pintu masuk dan hendak membuka pintu mobil untuk Yohanna tapi sebuah mobil lain menabraknya dari arah belakang beberapa langkah sebelum Yohanna masuk ke dalam mobil.

Tentu saja kejadian itu kembali menjadi perhatian beberapa murid yang memang sudah ada di parkiran mobil

"Ops…" respon Jonathan melihat bagian belakang mobil Yohanna penyok sementara mobilnya baik-baik saja.

"Itu bukan salahku, kamu menghalangi jalanku" ucap Jonathan tanpa penyesalan lalu melangkah mendekati Yohanna

"Sayang, ayo kita pulang"

Tentu saja, supir Yohanna bukan sekedar supir biasa. Melihat Nonanya hendak diajak pergi orang yang dengan sengaja menabrak mobilnya dia langsung bergerak cepat melakukan pencegahan tapi Yohanna mengangkat tangannya pelan

"Dia pacarku. Cukup ikuti mobil kami"

Singkat dan jelas membuat posisi menyerang supir Yohanna mereda dan mengikuti perkataan Yohanna tanpa membantah

Kini seseorang yang patuh akan melakukan pemberontakan dengan bantuan seseorang yang barusaja dia sebut 'Pacar'

"Bisakah kamu bersikap normal?" kata Yohanna tanpa melihat kearah Jonathan yang melajukan mobilnya dengan santai

"Bagaimana cara bersikap normal? Ajari aku"

"Aku sudah cukup lelah dengan semua perhatian mereka akhir-akhir ini, jangan menambahnya lagi"

"Apa yang kulakukan?" Jonathan mengangkat alisnya

"Bukan apa-apa" respon Yohanna malas

**

"Kamu berkencan?" suara James terdengar dari pesan suara di Handphonenya

"Siapa dia? Apakah dia teman sekolahmu?"

"Siapa namanya?"

"Ayah tidak akan melarangmu berkencan, tapi kamu harus tetap ditemani seorang pengawal"

"Minggu depan Ayah ada jadwal kosong. Kita bisa makan bersama dan mengundangnya"

Yohanna mengacuhkan pesan suara itu dan layar ponselnya beberapa kali berkedip karena beberapa kali panggilan telpon masuk.

Di sisi lain, Jonathan merasa sangat puas karena tujuannya telah tercapai setelah menunggu kesempatan itu selama bertahun-tahun,

Beberapa tahun yang lalu dia sangat terkesan saat melihat Yohanna yang baru saja pindah sekolah untuk pertama kali. Tapi gadis itu sangat dingin dan sulit untuk di dekati.

Gadis yang enggan bersosialisasi itu sempat menghilang beberapa bulan membuatnya putus asa karena saat itu dia belum sempat berkenalan dengannya. Sampai tiba saat Yohanna kembali dia mulai berusaha mendekatinya. Tapi tentu saja itu masih sangat sulit karena Yohanna selalu di temani oleh beberpa bodyguard.

"Kita akan pulang untuk merayakan ulang tahun Kakekmu" ujar James saat mereka sedang sarapan membuat Yohanna meletakkan garpunya

"Hanya beberapa hari disana lalu kita kembali kesini lagi" lanjut James saat mengetahui bahwa Putrinya enggan untuk kembali ke kediaman lama

Tapi tidak mendapat tanggapan dari Yohanna yang langsung pergi meninggalkan meja makan "Aku sudah selesai" ucap Yohanna singkat mengambil tasnya lalu keluar rumah

"Antar aku ke apartemen Jonathan sebelum sekolah" kata Yohanna saat supir mulai melajukan mobilnya menuju sekolah lalu memutar arah sebaliknya.

***

"Sudah sarapan?" tanya Jonathan melihat Yohanna mendatangi apartemennya sepagi itu

"Sudah" Jawab Yohanna singkat lalu duduk di sofa dengan acuh sembari mengeluarkan ponselnya mengecek Memo peringatan yang sengaja dia simpan untuk hal-hal penting

"Apa terjadi sesuatu?" tanya Jonathan yang masih dengan piamanya penasran melihat pacarnya itu datang ke tempatnya sepagi itu

"Tidak ada, cepat mandilah kita bisa terlambat" bantah Yohanna dan mendorong Jonathan yang kini duduk di sebelahnya

Tapi Jonathan tidak berniat untuk pergi hanya memandang Yohanna dengan curiga

"Kenapa?" tanya Yohanna

"Kamu mencurigakan" ucap Jonathan sembari menyempitkan matanya "Apa yang kamu butuhkan?" lanjutnya terus terang

"Yang aku butuhkan adalah… kamu cepat mandi dan ayo berangkat ke kampus bersama" jelas Yohanna enggan berdebat

"Oke, tunggu disini. Aku tidak akan lama, lakukan sesukamu jika menginginkan sesuatu. Semua yang disini milikmu" katanya lalu pergi ke kamarnya untuk mandi meninggalkan Yohanna di ruang tengah sendirian

"Kenapa aku kesini" gumam Yohanna kemudian setelah melihat Jonathan menutup pintu kamarnya

Saat suasana hatinya sedang buruk entah kenapa dia selalu teringat Jonathan. Mungkin karena dia tidak memiliki teman dan tidak akrab dengan siapapun di kampusnya. Sepertinya dia mulai merasa ketergantungan pada Jonathan.

"Sayang…" panggil Jonathan tak lama setelah menutup pintu kamarnya membuat Yohanna sedikit kaget

"Aku sudah menduga kamu sedang memikirkan sesuatu, kemarilah" lanjut Jontahan yang masih ada di ambang pintu kamarnya tapi kini dia hanya memakai celana panjang piamanya

"Untuk apa?" tanya Yohanna enggan

"Temani aku, jangan disini sendirian tunggu aku di dalam kamar saja" ajak Jonathan menghampirinya

"pergilah mandi, kita hampir terlambat" usir Yohanna saat Jonathan mulai menarik tangannya

"Jika suasana hatimu sedang buruk, kamu tidak akan bisa konsentrasi di kelas. Jadi bolos saja" bujuk Jonathan yang kini sudah membawa Yohanna dalam dekapannya masuk ke dalam kamarnya "Tidurlah sebentar" lanjutnya membawa Yohanna ke tempat tidurnya

"pergilah mandi, aku akan tidur sebentar" sahut Yohanna dengan malas masuk ke dalam selimut dan mendorong Jonathan menjauh

Melihat Yohanna benar-benar memejamkan mata lelah Jonathan meninggalkannya masuk ke kamar mandi.

Mereka berdua benar-benar tidak pergi ke kampus, saat matahari sudah berada di atas kepala Yohanna membuka mata dan melihat Jonathan tidur di sampingnya

"Kamu sudah bangun?" tanya Jonathan masih dengan mata tertutup saat merasakan ada gerakan di sebalahnya

"Ya, aku lapar" jawab Yohanna sembari turun dari tempat tidur lalu keluar dari kamar Jonathan menuju dapur

Jonathan tinggal sendirian di apartemennya itu membuat Yohanna seluasa melakukan apapun disini tanpa rasa canggung. Melihat isi kulkas Jonathan penuh Yohanna mengambil beberapa bahan makanan untuk makan siang

"Pesan saja apa yang ingin kamu makan, jangan membuat dirimu lelah" kata Jonathan yang kini tengah memeluknya dari belakang

"Hanya mie instan apa yang bisa membuatku lelah" sahut Yohanna

"Ayo makan di luar, jangan memakan makanan tidak sehat itu lagi" kata Jonathan