webnovel

YOU.

Berawal dari rasa takut saat pertama kali aku melihatnya kini berubah sehingga aku tidak bisa melepaskan dirinya - Lucinda Bertemu dengan seorang psikopat sekaligus pembunuh membuat hidup Lucinda dipenuhi bayang-bayang kematian. Ingin melepaskan namun pada akhirnya terpikat. Ketika sebuah rasa itu ada, yang tersisa hanyalah rasa sakit dan sebuah pengorbanan.

Kuuhaku12 · Horror
Not enough ratings
22 Chs

LEON

"Karna aku menyukaimu Lucinda."

Eh?

Lucinda masih berusaha mencerna kata-kata yang Leon ucapkan. Mana mungkin ini terjadi. Seorang pria-- pembunuh yang baru ia temui seminggu yang lalu datang kerumahnya atau lebih tepat nya menerobos masuk, tiba-tiba mengatakan bahwa pria itu menyukai dirinya. Apakah tidak ada hal lain yang lebih masuk akal untuk dikatakan oleh pria ini? Rasanya Lucinda sudah salah meminta seekor naga berwarna biru untuk ulang tahunnya yang ke-5 waktu itu, karena sekarang ia mendapatkan hal yang di anggap lebih mustahil daripada naga birunya.

"Hah?"

"Iya aku serius, aku menyukaimu Luce." Leon sekarang benar-benar terlihat serius, bahkan ia sudah menyebut gadis itu dengan nama kecilnya Luce.

"Kepalamu terbentur sesuatu ya? mau kupanggilkan dokter?" Otak Lucinda masih berusaha mencerna setiap kata-kata yang Leon ucapkan.

"Hei, sepertinya kau yang sedang sakit. Dari tadi kau terus melihatku sambil gemetaran."

Dasar Leon bodoh! Kau yang seenaknya menerobos masuk ke apartemen seorang gadis saat tidak ada siapapun disana, tidur disofanya dan tiba-tiba bilang kau menyukai gadis itu. Kau masih waras nak?

"Aku...aku, eh? Kenapa kau belum pergi juga? Cepat pergi!" Lucinda berusaha mengalihkan pembicaraan yang tidak masuk akal tadi dan membawa dirinya kembali ke bumi setelah selesai bergelut dengan pikirannya.

"Ayolah Luce, tidak bisakah aku tinggal disini 3 hari saja?" Leon mengeluarkan suara paling lembut yang ia miliki untuk bisa tinggal ditempat Lucinda.

"Tidak! Dan jangan memanggilku Luce!" Perintahnya.

"Mau kupanggil sayang?"

Pria ini benar-benar menyebalkan!

"Argh! Kau membuatku gila!"Lucinda dibuat frustasi oleh pria bernama Leon ini.

"Aku bisa membuatmu lebih gila daripada ini, Luce sayang." Leon sudah terlihat tidak waras. Meskipun ia masih terlihat sangat tampan.

Lucinda bergidik ngeri dengan panggilan sayang dari Leon untuknya. Leon adalah seorang pembunuh. Tidak bisa dibayangkan olehnya apa yang terjadi padanya nanti. Apakah ia akan masuk koran sebagai korban pembunuhan? ia harap jika ia mengizinkan Leon tinggal disini 3 hari saja, Leon akan memaafkannya jika suatu hari ia masuk dalam daftar orang yang harus Leon bunuh. Gadis ini sudah kehabisan kata-kata.

"Baiklah, hanya 3 hari! Tapi kau harus berjanji!"

"Janji apa?"

"Kau tidak akan membunuhku kan?"

"Hahaha kau ini, baiklah sayangku."

"Berhenti memanggilku dengan sebutan seperti itu!"

Leon kembali tertawa. Lucinda benar-benar terlihat tidak percaya. ia telah mengizinkan seorang pembunuh tinggal di apartemennya. Mulai dari sekarang, hari-harinya akan sangat berbeda. Berhubungan dengan seorang pembunuh, tidak ada hal yang lebih gila dari itu yang akan menimpanya lagi kan?

***

Leon tersenyum menatap Lucinda yang kini sedang mengotak-atik kameranya. 'Dia sangat cantik' pikir Leon tanpa bersuara sedikitpun. Leon yang tadinya duduk bersebelahan dengan Lucinda beranjak pergi. Lucinda tidak terlalu peduli apa yang akan dilakukan pemuda itu. Meskipun ini apartemennya. Gadis ini tetap berkutat pada kameranya, mencari foto yang cocok untuk diberikan pada Mr.Tom bosnya.

Disisi lain Leon sedang menatap langit London dengan tatapan kosong. Lucinda memberikan Leon kamar yang dulunya ia pakai untuk orangtuanya yang saat itu masih suka berkunjung ke apartemennya. Namun, kini mereka sudah meninggalkan Lucinda sendirian. Kecelakaan itu merebut kedua orangtua gadis ini. Menyedihkan ya? Lucinda tidak memberitahu apapun pada Leon tentang kedua orangtuanya. Terkadang ada hal yang harus kau simpan sendiri meskipun kau bisa menceritakannya pada orang lain bukan? Itulah yang gadis ini rasakan.

Kembali pada Leon. Pemuda ini memikirkan dosa-dosa yang sudah ia buat. Ia sudah membunuh banyak orang. "Apakah aku masih bisa dimaafkan Kris?" Lirih Leon dengan nada yang sangat sendu.

Flashback

Pada awalnya Leon bukanlah seorang pembunuh. Ia hanya seorang pemuda dengan kecacatan pada matanya, meskipun itu tidak mengurangi ketampanannya. Ia memiliki masa kecil yang suram. Ayahnya yang brengsek dan ibunya yang pergi meninggalkannya untuk pria lain. Ia sendirian dan akan tetap begitu.

Hingga ia mengenal Kristal, gadis tuna wicara yang sangat dicintainya. Gadis itu tidak mempersalahkan keadaan Leon dan Leon pun juga begitu. Mereka hidup bahagia dengan saling melengkapi. Kristal yang menyelamatkan Leon dari neraka yang bernama kesendirian. Kristal yang menyelamatkan Leon saat ia menyakiti dirinya sendiri dengan goresan yang ia ukir ditangannya. Saat itu, 5 tahun lalu mereka pertama kali bertemu di persimpangan jalan. Meskipun ia tidak mengenal Leon saat itu, tapi ia mau menolong Leon dengan tangan yang berlumuran darah.

Namun pada akhirnya, tidak ada akhir bahagia dalam hidupnya. Semua penderitaan dan kehilangan akan terus menghantuinya selama ia tahu apa arti bahagia. Kristal meninggalkan dirinya. Dengan keadaan yang sangat mengenaskan, tubuhnya sudah dipenuhi luka dan dibiarkan membusuk. Gadis cantik itu disiksa oleh ibunya sendiri. Leon menemukan jasad Kristal saat ia menerima pesan dari ibunya Kristal yang saat itu ingin memancing Leon untuk datang dan akan dilenyapkan bersama Kristal. Bagi Hannah-ibunya Kristal, Kristal adalah aib. Ia adalah anak yang tidak diinginkan. Seorang pemilik perusahaan ternama di dunia memiliki anak diluar pernikahan dan anak tersebut tuna wicara? Hannah tidak akan pernah mengakui Kristal. Kristal selalu bercerita pada Leon tentang ibu yang selalu ia banggakan. Tapi saat itu, Ibunya yang iblis itu sudah membunuh anaknya sendiri.

Pada saat itu juga, saat ia memeluk jasad Kristal. Leon merasakan dunia miliknya yang hancur.

'Aku akan membunuh kalian semua. Aku akan membuat kalian menderita. Tangan kalian yang menyentuh Kris-ku akan kuremukkan dengan tanganku sendiri. Aku bersumpah atas hal itu.' Tekad Leon yang ingin membalas dendam untuk kekasihnya. Setelah itu Leon terus saja memburu siapa saja yang terlibat atas kematian Kristal. Ibu Kristal sang dalang utama sangat sukar diburu. Bukannya Leon takut, ia hanya butuh waktu yang tepat dan ia ingin menghabisi tikus-tikus kecil yang terlibat terlebih dahulu.

Atas rasa sayangnya pada Kristal, Leon mulai berburu mangsanya. ia menyelidiki semuanya. Bawahan Hannah yang terlibah hampir semuanya ia bunuh. Leon tidak menyangka dibalik pembunuhan Kristal begitu banyak tangan yang terlibat. Dari polisi yang menutup mata dan mulut mereka karena menerima suap dari Hannah. Mereka mengatakan itu hanya penculikan biasa. Uang yang mengendalikan semuanya kan? Bahkan pada saat kasus ini ditutup, semua sudah menutup mata, telinga dan hati mereka.

Leon hampir sudah membereskan semuanya. Para orang yang terlibat sudah ia berikan hukuman yang 'sama' dirasakan oleh Kristal-nya. Tapi, kenyataannya keadaan mereka jauh lebih mengenaskan. Tubuh mereka dipenuhi sayatan, beberapa kulit mereka disobek, kuku jari mereka dicabut paksa. Mata mereka dihancurkan. bahkan dari mereka sudah kehilangan kaki atau tangan mereka. Leon tidak akan membiarkan penyiksaan mereka berakhir cepat. Leon menyiramkan mereka dengan air garam. Air garam itu langsung meresap ke permukaan kulit mereka, tapi juga ada yang langsung ke dagingnya-karna ia sudah tidak punya kulit lagi. Pedih, sakit dan terasa tertusuk-tusuk sudah pasti mereka alami. Rasa sakit yang mereka alami menjadi hiburan bagi Leon. Leon sudah menjadi gila. Tidak ada Kristal yang akan menenangkannya lagi.

Cinta yang akhirnya kutemukan,

Menjadi alasanku untuk menderita.

Jika pada akhirnya aku menderita,

Kenapa kau memberitahuku apa itu bahagia?

Sendirian, ternyata apapun yang terjadi aku hanya akan sendiri.

Kenapa kau datang?

Kenapa kau pergi?

Kenapa pada akhirnya aku kembali sendiri?

Kristal...kau membuatku kembali mengenali neraka yang telah kulupakan.

***