"Chen.. "
Chen memegang kepalanya yang pusing, dia membuka matanya secara perlahan dan mendapati wajah cantik Sana yang tersenyum padanya.
" aku yang sakit kok kamu yang gak sadarkan diri sih?" canda Sana. Chen hanya tersenyum tipis. Mommy, Daddy , papa dan mama Sana tersenyum kepada Chen.
" iya nih.. gimana sih anak mommy lemah banget " ejek mommy. Chen hanya mengerucutkan bibirnya sebal.
" kamu gak papa sayang?" tanya Chen. Chen mengelus lembut rambut Sana. Sana menggeleng, kemudian ia memegang tangan Chen yang sedang mengelus rambutnya.
" enggak.. aku gapapa. tenang aja" Sana tersenyum kemudian mengusap perutnya " gak nanyain kabar si twins ayah?" canda Sana. Chen menatap Sana tak percaya.
" twins?" tanya Chen kaget. Sana mengangguk antusias dan sedikit tertawa dengan raut wajah Chen yang kaget.
Wiliam, June, seulgi, ela dan dokter yang memeriksa Sana masuk kedalam ruang rawat Chen dengan senyum merkahnya. Chen mendengus menatap dokter yang memeriksa Sana terakhir kali sebelum ia jatuh pingsan.
" hehe sorry bro " ucap dokter itu. Chen melihat name tag dokter tersebut. Kim Hyun
" ogah.. " ketus Chen, Kim menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. sedangkan Sana malah mencubit perut Chen gemas.
" ishh.. sakit yangg " rengek Chen dan menatap tajam semua yang mentertawakannya.
" gak boleh gitu sama Kim. " ucap Sana. dia sengaja melotot pada Chen supaya Chen takut. tapi sayangg boro boro takut Chen malah semakin merengek pada Sana.
yatuhan, padahal yang hamil muda itu Sana kok yang jadi kaya anak kecil Chen sih?
" gue minta maaf Chen.. lagiansih lo belum gue jelasin udah berani nyelonong aja " jelas Kim sambil menatap Chen dengan wajah tak berdosanya.
" lahh elo minta maaf mulu. ya gue parno lah "
" hahaha.. bini lo kejang kejang gitu tuh akibat lo ga ngejaga amanat gue sih " bela Wiliam. Chen mendengus sebal.
" udah gue bilang perut Sana emang udah sembuh tapi dia belum siap hamil. eh elo dengan seenak jidat nanam benih dirahimnya " Chen semakin kesal mendengar penuturan Wiliam yang terus menyalahkannya. apalagi seisi ruangan kini meledeknya.
" hahaha iya kayanya Chen gak nahan liat pesona Sana. " ledek mommy. Chen membulatkan matanya, astagaa apa benar mommy itu ibu kandungnya?
" atau gak tahan pengen banget ehem.. " celetuk daddy Chen. seketika tawa pecah memenuhi ruangan sedangkan Chen hanya menunduk malu.
sumpah.. abis ini Chen harus mempertanyakan apa mommy dan daddynya itu adalah orang tua kandung Chen?😡
###
Chen menghempaskan tubuhnya di sofa. dia dan Sana sudah kembali ke apartemen, karna Chen dan Sana sudah diijinkan pulang oleh Wiliam dan Kim. hanya Sana diharuskan check up secara rutin saja.
" berapa hari aku pingsan ta?" tanya Chen pada Sana yang sedang membuat teh hangat.
Sana menautkan alisnya bingung. ta? ta apa?? tante maksudnya
" siapa ta?" tanya Sana dan menyodorkan segelas teh hangat pada Chen.
" cinta. hehe " kekeh Chen, Chen meminum tehnya dan merangkul Sana yang duduk disampingnya.
" 2hari. kamu tuh lebay banget . padahal aku yang disiksanya eh.. malah kamu yang pingsan . aneh "
Chen mendengus. " apaan sih ta.. aku gak lebay, aku gak kuat aja denger kamu pergi ninggalin aku. oh ya maafin aku yah ta.. aku janji bakalan jagain kamu deh suer " ucap Chen yang mendapat cubitan kecil dari Sana.
" issh.. sakit ta" eluh Chen, Chen mengusap pahanya yang mendapat cubitan maut dari istrinya itu. sial. kenapa sih Sana jadi hobi nyubit nyubit gini?
" oh yah.. tadi pas di rumah sakit aku kenalan sama ela loh.. dia mantan pacar kamu yah?" tanya Sana. Chen mengangguk.
" iya dulu pas jamanan SMA. " ucap Chen, Chen meletakan gelas tehnya dan menidurkan kepala Sana di bahunya.
" ceritain dong.. "
" gak mau. itukan dulu ta.. sekarang aku bahagia sama kamu " Chen mengecup kening Sana lembut. Sana mengerucutkan bibirnya sebal.
" ta.. " panggil Chen lembut. Sana hanya berdehem menanggapi panggilan Chen.
Chen menangkup kedua pipi Sana . mengikis jarak diantara mereka, dan menempelkan bibirnya di bibir Sana.
sudah lama ia tidak merasakan bibir Sana, seiring dengan masalah yang terus menimpa mereka berdua.
Chen melumat bibir Sana dengan lembut. mengecap setiap inci bibir Sana, kemudian menggit kecil bibir Sana sehingga mulut Sana sedikit terbuka. memberi akses masuk bagi lidah Chen untuk menyapu rongga mulut Sana.
Chen melepas ciuman mereka dan memberi Sana kesempatan untuk menghirup nafas sebanyak banyaknya. Chen pun mengatur nafasnya yang sedikit terengah engah.
" ta.. kok kamu bilang baby kita twins sih?" tanya Chen yang sudah merangkul Sana kembali.
" iya. pas kamu gak sadar, ela ngajak aku buat usg " jawab Sana. Sana sibuk bermain games diponselnya.
" oh. terus udah keliatan jenis kelaminnya?" tanya Chen. Sana menggeleng,
" belum. gak keliatan. baru juga 1bulan yangg "
" kalo twin grils gimana? mau dikasih nama apa?"
" aku maunya awalan A. mau itu twins boys atau twins girls "
" kalo cowo cewe?" tanya Chen. Sana tak sadar kalau Chen kini berada diatasnya. karna Saba terlalu sibuk dengan games Angry Birds di ponselnya.
" ya sama aja " jawab Sana. Chen terus menciumi leher dan perut Sana.
" nama mereka harus diawali dengan huruf A. kalo kebelakangnya terserah kamu " lanjut Sana. Chen hanya mengangguk saja.
Chen merebut paksa ponsel dari tangan Sana. Sana hendak protes tapi Chen dengan cepat menciumnya.
" may i?" tanya Chen dengan suara seraknya. " yes " jawab Sana.
dan terjadilah pergulatan seru di sofa itu~ you know lah apa itu.😁
##
Pagi ini terasa Panas di Jakarta. Sana terbangun dari tidurnya dengan pelukan hangat Chen di tubuh polosnya.
malam tadi Chen dan Sana menghabiskan beberapa ronde karna bian memisahkan mereka beberapa ronde. sekarang tampilan Chen sudah lebih rapi karna ketika Chen tak sadarkan diri, dengan telaten Sana mengurus suaminya itu.
Sana mengelus wajah tampan Chen dan tersenyum tipis. suaminya benarbenar tampan. astaga Sana baru menyadari itu.
tibatiba rasa mual menyerang Sana, dia dengan segera menarik selimut dan berlari kekamar mandi.
Sana merasa mual diperutnya, ia mencoba memuntahkan untuk mengurangi rasa mualnya. tetapi sayangnya hanya cairan bening yang keluar.
Sana memegang pinggiran wastafel untuk menahan bobot tubuhnya agar tidak jatuh. tangan lainnya lagi menahan selimut yang menutupi tubuhnya.
hingga Chen masuk kekamar mandi dan memeluk tubuh mungil istrinya.
" kenapa ta?" tanya Chen. Chen sangat khawatir melihat wajah pucat istrinya.
" engga. mual aja " jawab Sana, Chen menahan tubuh Sana yang hendak jatuh .
" astaga.. " Chen membopong tubuh Sana, kemudian menidurkan tubuh Sana dikasur. Chen mengambil baju Sana dan memakaikan baju itu di tubuh istrinya.
" kamu sakit?" Chen menempelkan tangannya di kening Sana. Sana menggeleng.
" engga sayang. aku cuma mual. wajar kok " ucap Sana. Sana memandang Chen yang hanya mengenakan celana training dengan bertelanjang dada membuat Sana menelan salivanya sendiri.
Chen sangat sexy!! ohhgod tahan hasratmu itu Sana.
" kamu gak kerja?" tanya Sana. Chen menggeleng taktau.
" aku bolos aja deh. kamunya sakit " jawab Chen. tapi Sana hanya mendengus.
" kerja sana. kalo kamu gak kerja, gimana mau ngasih makan anak kamu?" ucap Sana ketus.
Chen menghela nafas. emosi ibu hamil itu berubahubah yah.
" iya sayang iya aku kerja. nanti aku telpon mommy supaya disini nemenin kamu yah "
Sana mengangguk, kemudian dia tersenyum manis pada Chen.
" yaudah sana mandi. kamu sarapan diluar aja yah. aku lemes banget, pekerjaan baby kamu nih "
Chen terkekeh, babynya itu sudah menyiksa mammynya sendiri .
" iyaiya sayangg. " Chen mencium kening Sana kemudian berlalu kekamar mandi.
to be continued
Hai hai gaissss😂😂
next?
2part lagi ending gaiss:'
gak kerasa yahhh:'