6 06 Re:

Sejak sore hari aku berlatih memanah lima tahun sudah berlalu.

Sekarang aku berada di tengah hutan sedang mengikuti jejak Horn Rabbit yang aku temukan. Yup itu benar Horn Rabbit, tanpa Y di akhir kata Horn.

Aku berjalan dengan hati hati agar tidak membuat suara, jika ada suara sekecil apapun itu, Horn Rabbit akan berlari kengan cepat dan menghilang kedalam tanah dengan masuk kedalam lubang yang menjadi rumah mereka, jika itu terjadi aku tidak akan pernah bisa menangkap Horn Rabbit.

Jujur saja memburu Horn Rabbit lebih sulit dari pada menembak sasaran dari jarak seratus meter.

Pertanyaannya adalah, apa jarak tembak sebuah panah bisa mencapai seratus meter?.

Jawabannya adalah, tentu saja bisa, ini semua bisa terjadi karena.

"there is magic you know"

Memperkuat dan mengaliri anak panah serta panah yang aku gunakan dengan Mana membuat aku bisa melakukan berbagai jenis tembakan, menembak dari jarak jauh, menembak empat panah sekaligus, dan bahkan membelokkan panah yang aku tembak.

Sihir sangatlah menajubkan, kemudian suatu hari aku bisa membuat panah dan anak panahnya dari Mana itu sendiri, hal ini sangat menajubkan dan keren.

Kembali kewaktu ini, asal kau tahu, sekarang aku sedang bertanding dengan Zarkon, siapa yang dapat membawa buruan yang lebih baik dia yang menang itu adalah syarat pertandingan kami, imbalan bagi si pemenang adalah Meat Skewer gratis dari stan milik paman Dovan selama satu minggu.

kresek!! kresek!!. (suara binatang bergerak di dalam semak belukar)

Mendengar suara itu aku berhenti melangkah dan langsung bersembunyi di balik pohon, melihat sekeliling aku berhasil menemukan semak belukar yang bergerak, dengan segera aku membuat panah dan anak panah menggunakan Mana, mereka berwarna biru muda karena terbuat dari Mana murni.

Tiga tahun yang lalu rahasia aku bisa menggunakan sihir terbongkar, namun untungnya hal itu tidak terlalu mengejutkan bagi keluargaku karena aku tidak bisa menggunakan sihir elemen. Sebagai gantinya aku bisa membentuk Mana sesuai dengan keinginanku, aku bisa membentuk Mana menjadi pedang, tombak, perisai, panah, dan bahkan sebuah violin. Ini bisa terjadi berkat imajinasiku yang cukup kuat.

Cukup membahas soal sihir dan Mana, saat ini aku sedang berburu, aku tidak boleh melamun dan membiarkan buruanku lolos, aku tidak ingin kehilangan uang jajanku untuk membelikan Zarkot Meat Skewer selama satu minggu.

Mengambil nafas dalam aku kemudian melakukan posisi siap memanah, menarik benang panah dan anak panah sihir aku mengincar Horn Rabbit yang baru saja menampakkan diri dari dalam semak belukar, tidak ingin mebiarkan dia menyadari keberadaanku aku..

Wos!! (sound effects anak panah melayang bukanya Kamen rider berwarna hijau)

Anak panah sihirku berhasil menembus kepala Horn Rabbit, melihat itu dengan cepat aku mendekati buruanku, saat mengangkatnya dengan tangan kiri anak panah sihir yang membunuhnya menghilang, aku kemudian mengambil belati dan memotong leher Horn Rabbit, hal ini aku lakukan untuk menguras darah Horn Rabbit.

Perlu waktu beberapa menit agar darah Horn Rabbit terkuras habis.

Apa tidak ada monster yang tertarik dengan bau darah Horn Rabbit?.

Kemungkinan hal itu terjadi ada namun hutan ini termasuk kawasan yang aman, hutan ini hanya dihuni oleh monster lemah, seseorang baru akan menemukan monster kuat di hutan ini jika mereka terus masuk kedalam hutan kearah selatan.

Aku mengikat kaki belakang Horn Rabbit kemudian menggantungnya bersama dua Horn Rabbit lain yang sudah tergantung di bagian kiri sabukku.

Saat kau berburu tadi kenapa Horn Rabbit tidak bisa mencium baumu?.

Hal itu terjadi berkat arah angin dan Deodo. Aku berjalan melawan arah angin agar bauku tidak tercium Horn Rabbit, sedangkan Deodo merupakan sejenis tanaman yang dapat menyembunyikan bau tubuh. Karena dua hal itu untuk menangkap Horn Rabbit ini aku harus beberapa kali berjalan memutar serta beberapa kali berhenti berjalan untuk menunggu arah angin berubah, terlebih aku harus memberhatikan langkahku agar tidak membuat suara, cara berburu seperti ini sangat menguras tenaga.

Meyadari mentari berada di atas kepala aku memutuskan untuk kembali ke tepi hutan.

"estra jadi kau yang pertama kembali"

Sambut paman Draco saat dia melihatku keluar dari balik pepohonan, dia adalah juri di pentandingan kami kali ini, mendapat pekerjaan itu dia menunggu kami di pinggir hutan, dia duduk santai di bawah pohon sambil memaka Meat Jerky.

"yup, aku kembali"

"tiga horn rabbit, kali ini zarkon memiliki peluang kecil untuk menang, apa kau tidak kasihan melihat zarkon kalah terus estra"

"setiap pertandingan harus dilakukan dengan serius, jika tidak kita hanya akan memperlakukan lawan yang kita hadapi"

"hahaha kau benar, duduk disini dan kita tunggu zarkon, aku penasaran buruan apa yang dibawa anak itu kali ini"

"aku rasa dia akan membawa buruan raksasa lagi"

"aku juga memiliki pemikiran yang sama, di pertandingan terakhir kali dia membawa red claw bear. jujur aku sedikit kesal karena dia belum mengerti arti sesungguhnya kita melakukan pertandingan berburu ini"

"untuk zarkon, aku rasa paman harus mengatakannya secara langsung, dia sulit untuk menyadari maksud sesungguhnya jika orang orang menggunakan cara seperti ini"

"hahahaha kau benar, anak itu benar-benar tidak peka, jika terus begini hari pernikahannya akan terus menjauh, aku benar-benar cemas"

"soal itu aku rasa paman tidak perlu kuwatir, paman kenal dengan anak perempuan bernama mel"

"tentu aku tahu, dia anak perempuan yang selalu memukul putraku, meski dia sering memukulnya lebih dariku aku tidak bisa marah kerena anak perempuan itu selalu benar"

"bagus kalau paman tahu, sebagai informasi aku rasa mel suka dengan zarkon"

"dia suka samar zarkon, si tukang pukul, paman tidak percaya"

"jika Paman mengamati lebih baik mungkin paman akan tahu, jika paman mendukung mel aku yakin mereka akan menikah saat zarkon berusia tujuh belas"

"mel si tukang pukul.... dia bukan gadis yang buruk. mengikuti saranmu mungkin aku harus berbicara dengan theo dan istrianya, dan seperti biasa apa yang baru kita bicarakan adalah rahasia"

"tentu mulutku akan selalu rapat"

"hahaha senang mendengarnya"

Kami melanjutkan percakapan kecil ini dengan membahas tentang bagaimana bertahan hidup di alam liar, paman Draco memberitahuku jenis tanaman apa yang bisa dimakan, tanaman beracun, dan berbagai jenis bahan makanan yang dapat di temukan di dalam hutan, tidak lama kemudian Zarkon keluar dari balik pepohonan.

"oi...! lihat apa yang aku bawa"

Teriak Zarkon sambil menunjuk kearah Polkadot Boar yang dua kali lebih besar dari tubunya di bahunya, dia tersenyum lebar nampak sangat bahagia.

"hahahaha itu baru anakku"

Kata paman Draco yang senang melihat anaknya membawa Polkadot Boar, namun pada akhirnya aku yang menjadi pemenang, Horn Rabbit yang sulit dilacak dan jarang menampakkan diri karena Indra penciumannya yang tajam menjadi alasan kenapa aku menjadi pemenangnya, tiga Horn Rabbit yang lebih kecil mengalahkan satu Polkadot Boar besar yang di buru Zarkon.

Dan Zarkon masih tidak mengerti jika tujuan pertandingan ini adalah memburu buruan yang sulit di lacak.

Kami bertiga bersama buruan kembali ke kota, setelah melewati gerbang selatan kami berpisah, paman draco dan zarkon pulang kerumah sementara aku pergi ke pasar Uone yang dekat dengan Guild petualang, di pasar ini aku bisa menjual buruan lebih mudah dengan harga lebih tinggi di banding pasar lain, bahkan tidak sampai sepuluh menit aku masuk ke pasar Uone seorang pedagang menawar Horn Rabbit yang aku buru.

"seperti yang aku katakan tadi paman, aku hanya menjual satu ekor horn rabbit, jika paman tidak mau membelinya aku akan membawa horn rabbit ini ke penjual lain"

"baiklah, baiklah aku menyerah, satu perak dan tiga tembaga besar untuk satu horn rabbit"

"terimakasih paman"

Kataku saat kami membuat kesepakan, aku menyerahkan satu horn rabbit terbesar pada paman penjual dan aku menerima empat koin darinya, setelah itu aku berjalan pulang kerumah.

Aku tidak menjual semua Horn Rabbit karena, satu aku menyukai dagingnya yang lembut jadi aku ingin membawa pulang seekor untuk dimasak ibu, dua karena Zarkon ingin barter seekor Horn Rabbit dengan empat kilo daging Polkadot Boar, meski aku tidak terlalu menyukai daging Polkadot Boar keluargaku akan senang mendapat beberapa kilo daging tambahan.

Mendapat uang yang cukup banyak aku berjalan dengan pelan sambil melihat lihat stan dipasar, mencoba mencari barang yang mungkin menarik perhatianku. Sayang sampai aku keluar dari pasar benda menarik yang aku maksud tidak ada, aku bahkan tidak tahu barang yang menarik perhatianku.

Menyusuri trotoar di jalan utama aku melihat sosok kecil yang sangat aku kenal diantara kerumunan orang yang berjalan di depanku, sosok kecil itu adalah Crestia, melihat keranjang penuh sayuran yang dia bawa aku yakin dia baru saja selesai belanja dari pasar Uone.

Aku mempercepat langkah kakiku untuk menyusulnya, aku ingin mengundang Crestia makan malam menyantap horn rabbit sebagai tanda terima kasihku untuk kalung yang dia berikan padaku kemarin.

Saat aku cukup dekat dengan Crestia aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat, dia tiba tiba melempar keranjang yang dibawanya dan berlari ke jalan mencoba meraih tangan seorang anak kecil yang terjatuh tepat ke depan kereta kuda yang sedang melaju. Melihat itu tanpa pikir panjang aku langsung menggunakan sihir untuk memperkuat tubuhku dan berlari sekuat tenaga ke arahnya.

Dunia di sekitarku menjadi lebih lambat, aku melihat dengan jelas wajah terkejut sang kusir yang mencoba untuk menghentikan empat ekor kuda di depannya namun dia terlambat, dia tidak akan bisa menghentikan kereta kuda itu tepat waktu karenanya Crestia dan anak kecil itu akan mengalami nasib buruk. Mengetahui itu aku tetap tidak menyerah, aku tetap berlari sekuat tenaga serta kembali memperkuat tubuhku dengan sihir.

Beruntung di saat terakhir aku berhasil mencapai mereka, aku memeluk kedua anak kecil itu untuk melindungi mereka dari hantaman kuda.

Kami bertiga melayang di udara, kami terlemapar sejauh satu meter, dengan keberuntungan aku berhasil melindungi kedua anak kecil itu dari hantaman kuda dan trotoar secara langsung.

"estra ni?"

Kata Crestia penuh tanda tanya saat sadar dia berada di dalam pelukanku.

"kau baik baik saja?"

"ya aku baik"

Balasnya setelah berpisah denganku, perlahan kami bertiga berdiri.

Orang orang mulai berkumpul untuk melihat apa yang terjadi, dan salah satu dari mereka, seorang wanita menghapiri dan memeluk anak kecil yang Cerstia coba selamatkan.

"terima kasih"

Katanya padaku dengan mata berair.

"apa yang kalian lakukan?"

Sebuah terikan keras mengejutkan kami, menoleh kesumber suara itu aku bisa melihat seorang kesatria diatas kuda mendekat, dia tampak marah. Saat dia berdiri di depan kami tanpa ragu dia menghunus pedang dan mengarahkan ujung pedang itu pada kami, hal ini membuat Cristia, anak kecil dan wanita tadi gemetar ketakutan.

Aku terkejut melihat apa yang dia lakukan disaat yang sama aku merasa cairan hangat keluar dari mulutku, merasa itu adalah air liur aku langsung mengusap cairan itu namun rupa rupanya ini darah.

Ouch..! dadaku sakit, jadi ini yang namanya luka dalam.

Melihat sekeliling kesatria itu menganggukkan kepalanya kemudian berkata.

"kalian sudah membahayakan keselamatan seorang bangsawan, karena itu maaf, kalian harus ikut dengan kami, estein, yorik bawa keempat orang ini!"

""siap kaptain!""

"t-!!!"

Aku mencoba untuk mengatakan sesuatu namun langsung kembali terdiam karena rasa sakit yang tiba tiba muncul di dadaku, kami berada di situasi yang buruk karena itu aku harus melakukan sesuatu, saat aku mencoba untuk berbicara kedua kalinya pintu kereta kuda mewah terbuka.

"apa yang terjadi?"

Di pintu berdiri seorang anak perempuan seusia Crestia, rambut emasnya terikat rapi, gaun ungu membalut kulitnya yang putih bagaikan salju membuat dia lebih imut, mata berpupil ungu miliknya melihat kami dengan tanda tanya.

"nona!, mereka menghadang kereta kuda dan membuat anda dalam bahaya, karena itu saya akan menahan mereka"

Anak perempuan itu melihat keadaan disekitar kami setelah mendengar apa yang dikatakan kaptain kesatria, pandangan matanya berubah menjadi tajam saat dia melihat kami berempat.

"jika ada yang.. ingin di tangkap... tolong bawa aku saja... mereka yang ada.. dibelakangku tidak bersalah"

Mendengar apa yang aku katakan anak perempuan itu mengangkat salah satu alisnya.

"kaptain herman kita sedang terburu-buru, saya tidak ingin menambah masalah dengan membawa mereka, tinggalkan saja mereka dan segera lanjutkan perjalanan"

Kata anak perempuan itu sebelum dia kembali ke dalam kereta kuda. Sebelum menutup pintu dia kembali menoleh kearah kaptain Herman.

"oh ya, captain herman, sebelum kita pergi tolong beri anak laki laki itu beberapa koin untuk mengobati lukanya"

"baik nona"

Pintu kereta kuda tertutup dan sosok anak perempuan itu menghilang, kaptain Herman menyarungkan pedangnya, sekilas melihat kami kemudian melihat kedua bawahnya.

"kalian dengar apa yang dikatakan nona, kembali ke posisi kalian dan segera lanjutkan perjalanan"

"siap captain"

Setelah memberi perintah dia kembali melihatku, dia mengambil sesuatu dari tas kulit yang tergantung di pinggul kanannya, sambil memerintah kudanya untuk berjalan mendekatiku.

"nak ulurkan tanganmu!, ambil ini dan segera menyingkir dari jalan"

Melakukan apa yang kapten Herman katakan aku mendapat beberapa koin perak yang dia jatuhkan, setelah itu terjadi kapten Herman dan rombongan kereta kuda mewah kembali berjalan menghiraukan kami.

Setelah melihat mereka untuk sesaat aku berbalik melihat ketiga wanita yang ada di belakangku, aku menghembuskan nafas lega saat melihat mereka tidak lagi ketakutan, sadar dengan apa yang terjadi wanita yang memeluk anak perempuan kecil meminta maaf dan terimakasih padaku, aku mencoba menjelaskan bahwa yang menolong anak itu adalah Crestia namun aku rasa usahaku sia sia.

Tidak lama kemudian kami dan pasangan ibu anak itu berpisah, setelah membantu Crestia mengumpulkan bahan makanan dan keranjang yang dia lempar kami pulang kerumah bersama sama, entah mengapa Crestia menjadi murung dia terus melihat ke bawah saat berjalan di belakangku.

"cough..! cough..!"

Sial..! sakit sekali, aku pikir sihirku bisa menyembuhkan luka ini tapi sepertinya aku salah, aku harus mampir ke rumah paman Will untuk membeli obat sebelum pulang.

"estra ni maafkan aku"

"kenapa kau tiba-tiba meminta maaf?, cough..! cough..!"

"habis, karena salahku estra ni terluka"

"ini terjadi karena keinginanku sendiri, kau tidak perlu minta maaf"

"tapi.. tapi..."

Tiba tiba Crestia mmengakat kepalanya dan melihatku, matanya berkaca dan setetes air mata muncul di tepi matanya siap untuk menetes kapan saja.

"baiklah, aku mengerti, aku memaafkan mu Crestia jadi kau tidak usah sedih"

"apa yang dikatakan estra ni tidak terdengar meyakinkan jika estra ni mengatakannya seperti itu"

Tidak jadi menangis kali ini dia mengambek, aku benar-benar tidak mengerti tingkah seorang wanita.

"rasa cemas ini jadi percuma, lebih baik kita segera pergi ke rumah paman will untuk memeriksa luka estra ni. dan estra ni. terimakasih sudah menolongku"

Sekarang dia mengatakan kalimat itu sebelum tersenyum manis.

"tentu, dengan senang hati"

Aku membalasnya dengan senyuman, di saat yang sama aku merasa bingung dengan perubahan sikapnya yang sangat cepat, kami kembali berjalan dan.

"cough.! cough..!"

"estra ni!, cepat kita harus ke rumah paman will sebelum lukamu menjadi lebih parah"

Kata Crestia dengan panik, aku mencoba menenangkannya dengan mengucapkan aku baik baik saja namun dia kembali mengambek, pada akhirnya sambil menahan rasa sakit kami pergi rumah paman Will, sampai di sana dia langsung memeriksa kondisi tubuhku sambil mendengar penjelasan dari mana aku mendapat luka ini.

Aku menerima sebuah obat untuk menyembuhkan lukaku, paman will juga memberiku beberapa pil penahan rasa sakit dan untungnya luka yang aku dapat tidak terlalu parah, hanya retak kecil di dua tulang rusuk, aku akan sembuh setelah satu minggu beristirahat, peristiwa ini membuat aku tidak bisa berburu selama satu minggu, hah sungguh malang.

Kau seharusnya berterima kasih karena mendapat luka ringan, orang biasa akan terluka parah setelah di tabrak kuda dan bukankaah luka retak tulang sembuh dalam waktu satu minggu, ini adalah keajaiban yang tidak akan terjadi di dunia lama.

Kau benar dan aku tidak bisa menyangkalnya.

"oh ya crestia makan malamlah di rumah kami, hari ini aku mendapat horn rabbit) aku yakin daging ini akan menjadi hidangan yang enak setelah ibu memasaknya"

"apa boleh aku ikut?"

"apa yang kau katakan, tentu saja kau boleh ikut, lagipula saat kau dirumah kami ibu akan merasa lebih senang dari biasanya dan jangan lupa ajak paman nero dan bibi laila untuk makan malam bersama"

"aku mengerti, kami akan datang"

"senang mendengarnya"

Kami pulang dengan perasaan gembira, melupakan bencana yang terjadi tadi, namun apa yang menantiku didepan rumah adalah wajah marah Zarkon, karena bencana tadi aku terlambat untuk menukar horn rabbit.

Rasa marah Zarkon berubah menjadi rasa kuatir setelah mendengar peristiwa yang terjadi tadi, setelah menukar daging Zarkon memutuskan untuk pulang kerumah tidak lupa aku juga memberinya sebuah pesan untuk paman draco, pesan yang berisi jika aku tidak bisa berlatih atau berburu selama satu minggu.

Malam tiba Crestia dan keluarganya datang kerumah kami, berkat kehadiran mereka kami mempunyai makan malam yang meriah bagaikan pesta, sayang suasana menjadi sedikit aneh saat kami membahas apa yang terjadi tadi sore, beruntung suasana aneh itu hanya berlangsung selama sesaat, kebahagiyaan kembali kemeja makan kami.

Setelah makan malam yang meriah dan menyenangkan selesai aku pergi kekamar tidur dan segera istirahat untuk melupakan hari yang melelahkan ini, benar benar hari yang melelahkan.

Selamat malam.

avataravatar
Next chapter