webnovel

02 Re:

Hari ini aku berada di ladang milik ibu dan ayah.Ladang mereka cukup besar.Mendengar percakapan para orang dewasa, aku mengetahui jika ukuran kasar ladang mereka sekitar lima ratus meter persegi. Mereka juga memperkerjakan beberapa orang untuk membantu mengurus ladang gandum itu.

Ibu membawaku keladang karena dia juga bekerja disana. Sekarang aku berada di gubuk kecil khusus anak-anak, gubuk ini dijaga oleh seorang wanita secara bergantian. Dua jam sekali mereka bergantian untuk menjaga kami, yup kami.Di gubuk ini aku tidak sendiri, ada beberapa anak kecil lain di sini dan mereka seumuran denganku.

Kakakmu?.

Karena dia berusia lima tahun, dia bermain lumpur dengan anak-anak seusianya di pinggir ladang. Lihat, mereka sedang bermain kejar-kejaran. Terkadang mereka bermain dengan membuat penakut gagak.

Menghiraukan anak kecil lain di gubuk, aku mendekat ke pagar pembatas untuk melihat ladang gandum dimana ibuku bekerja. Pemandangan ladang emas dibawah langit biru tetap menakjubkan meski aku sudah melihatnya berulang kali.

"Estra kau melihat ladang lagi?. Apa kau mencari ibumu?. Jika iya, kau bisa melihat Lena di sana"

Wanita penjaga mengajakku bicara sebelum menunjuk ke tempat dimana ibuku sedang bekerja. Wanita ini bernama Natelin.Ibu Mel, anak kecil perempuan yang sedang bermain di belakangku.

Natelin merupakan wanita di pertengahan umur dua puluhan. Dia berkulit putih, memiliki rambut coklat pendek dan mata berpupil hijau. Natelin adalah wanita yang sangat baik.

Untuk membalas perkataan Natelin, aku hanya bisa mengeluarkan bahasa bayi. Dan meski kami tidak berbicara dengan normal dan tidak saling mengerti, dia tetap berbicara denganku sambil tersenyum hangat.

Kami melakukan percakapan aneh ini untuk beberapa lama sampai ibuku datang.

"Estra apa kamu menjadi anak yang baik?, Kamu tidak menangis kan?"

Tanya ibuku sambil tersenyum.

"Dha dha dan (aku tidak menangis)"

Jawabku dengan bahasa bayi.

"Anak baik, ibu bangga denganmu"

Balasnya dengan sebuah senyuman. Percakapan ini masih menjadi misteri bagiku.Kenapa ibuku bisa tahu apa yang aku maksud meski aku menggunakan bahasa bayi, ini benar-benar sebuah misteri.

Setelah selesai dengan percakapan ringan yang aneh kami, seperti biasa ibu memasukkan aku kedalam keranjang.

Kerajaan yang terbuat dari sejenis kayu lentur berwarna coklat kemerahan. Dia berbentuk tabung, dengan diameter dan tinggi sekitar tujuh puluh cm.

Di perjalanan pulang, aku selalu di gendong didalam keranjang yang melukat di punggung ibuku.Sementara kakakku bergandengan tangan dengan ibu.

Ibu baru akan menggendong kakak jika kakakku bilang dia sudah kelelahan.

Dari dalam keranjang, aku melihat pemandangan kota.

Aku melihat orang-orang yang sedang berjualan, para kesatria atau prajurit yang sedang berpatroli, kereta kuda pedagang yang penuh dengan barang dagangan dan terkadang, dan beberapapetualangyanggagahdanseksi.

Seksi? Bukan keren?.

Apa yang bisa aku katakan. Aku beberapa kali melihat petualang wanita mengenakan baju agak minim, tubuh mereka yang terlatih dibalut pakaian minim hanya bisa membuatku memikirkan kata, "seksi~".

Selain seksi, terkadang aku bisa melihat seorang Elf wanita yang sangat cantik lewat di jalan kota ini. Dan melihat pakaian tidak seksi yang Elf wanita itu kenakan, aku menduga dia juga seorang petualang.

Melihat Elf membuat aku berangan. Jika aku sudah dewasa, akan menyenangkan jika aku memiliki kekasih seorang Elf yang cantik.

Bayi ini tidak tahu diri.

Tidak bolehkah aku bermimpi.

Apa yang kita bicarakan disini adalah seorang wanita Elf yang sangat cantik.Sebuah bunga yang tidak akan pernah layu meski kau sudah layu terlebih dahulu, seorang wanita yang sempurna. Bagi penggemar cerita fantasy, memiliki kekasih Elf adalah salah satu impian terbesar, salah satu tujuan hidup.

Dan meski aku bilang begitu. Aku tahu jika mewujudkan impian memiliki kekasih Elf akan sangat sulit di wujudkan.Aku juga pernah dengar jika di sini Elf dan manusia tidak boleh berpasangan.

Impian begitu indah karena mereka adalah mimpi.

Belum menemukan impian yang ini aku wujudkan,apa yang bisa aku lakukan sekarang hanya bersandar di keranjang, aku melihat para orang dewasa mengejar mimpi mereka di perjalanan pulang ke rumah.

"Estra, malam ini kau ingin makan apa?"

Tanya ibuku dengan tiba-tiba. Berbelok didepan toko serba serbi dia ingin pergi ke pasar.

"Da ta dha? (roti isi buah Amea?)"

"Ibu bingung kenapa kau sangat menyukai buah ammea"

Kata ibuku sebelum membuat tawa kecil.

"bagaimana denganmu Bryce, apa yang ingin kau makan malam ini?"

"Aku ingin daging Cukko"

"Daging Cukko dan Amea, baiklah ibu akan membelikanya untuk kalian"

"Yey..!""dha..!"

Mendengar apa yang di katakan ibu, Bryce dan aku mengangkat tangan sambil bersorak gembira, ibu yang melihat itu kembali membuat tawa kecil.

Cukko?, Amea?, apa itu nama makanan?, kenapa namanya sangat aneh?.

Jangan tanya aku. Bukan aku yang pertama kali memberi nama buah itu. Jika aku yang pertama kali memberi nama buah itu, aku akan menyebut mereka ayam untuk Cukko dan strawberry untuk Amea.

Tidak peduli apa nama makan itu, yang penting rasa mereka enak.

Di pasar, ibu membeli satu keranjang kecil buah Amea, dua kilo daging Cukko dan membeli bahan makanan lain sebelum pulang ke rumah.

Ibu mulai memasak untuk makan malam dan Bryce bermain di halaman belakang.

Dan untukku.

Aku berlatih menggunakan sihir.

Apa kau bisa melakukanya tanpa guru atau tanpa buku panduan?. Apa kau pikir kau seorang jenius?, Selain itu, apa kau mempunyai energi sihir?.

Hei!.Jangan bertanya sambil menghina!.

Aku sudah berusaha keras ok.Aku mengamati orang orang saat mereka menggunakan sihir.Aku juga mengamati paman peformer dengan seksama saat ibu mengajakku menonton pertunjukan sihir miliknya. Tidak hanya itu, aku juga mengingat penjelasan cara menggunakan sihir yang di ajarkan paman peformer setiap kali dia selesai melakukan pertunjukan.

Aku berusaha keras dan aku mempraktekkan bimbingan yang di berikan paman peformer setiap hari. Dan hasilnya, bisa dibilang cukup mengejutkan. Aku bisa membuat sebuah bola baseball berwarna biru dari Mana atau energi sihir di atas telapak tanganku.

Paman peformer bilang jika sihir memiliki empat elemen dasar, api, air, tanah, dan udara.Setiap orang pasti memiliki salah satu elemen itu. Mereka yang beruntung bisa menggunakan dua element sekaligus atau mungkin lebih. Mereka yang lebih beruntung dari yang beruntung bisa menggunakan elemen langka yaitu element kegelapan dan cahaya.

Sedangkan untukku, aku sama sekali tidak memiliki salah satu dari semua elemen tersebut.

Mana yang aku keluarkan tidak bisa menghembuskan angin, membuat api, menggerakkan batu atau menyemburkan air. Untuk kegelapan dan cahaya kau tidak perlu bertanya.

Apa yang bisa aku lakukan dengan Mana milikku adalah merubahnya menjadi berbagai macam bentuk seperti persegi, trapesium, bola, dan semacamnya.

Paman peformer juga mengatakan.Jika seseorang bisa mengunakan sihir.Orang itu bisa menambah kapasitas Mana mereka dengan cara menghabiskan Mana mereka setiap harinya. Saat Mana di tubuh mereka habis seseorang biasanya akan mengantuk atau pingsan jika tidak beruntung, mereka tidak akan mati hanya saja mereka akan merasa sangat kelelahan.

Kematian karena kehabisan Mana hanya terjadi saat seseorang menggunakan sihir yang memerlukan Mana yang lebih besar dari Mana yang dia miliki, sihir yang di gunakan akan menghisap energi kehidupan mereka untuk menggantikan Mana yang kurang.

Kapasitas Mana bisa meningkat dengan drastis saat seseorang melakukan latihan untuk menghabiskan Mana mereka sebelum menginjak usia sepuluh tahun, biasanya latihan ini dimulai saat usia seseorang mencapai umur lima tahun, alasan sebenarnya kenapa latihan di mulai di usia lima tahun karena di usia ini seseorang bisa mulai memahami apa itu sihir, dan setelah menginjak usia lebih dari sepuluh tahun peningkatan kapasitas Mana mereka menjadi lebih susah.

Untukku karena aku memiliki ingatan seorang pria berusia dua puluh tujuh tahun aku bisa memulai latihan ini lebih awal. Aku memiliki pemahaman yang jauh lebih baik daripada anak usia satu tahun pada umumnya.

Kret.....!!

"akhirnya aku menemukanmu estra, aku tidak tahu kenapa kau suka sekali bermain petak umpet"

Kata ibuku saat menemukanku bersembunyi di kamar tidur kedua.

Aku harus bersembunyi untuk berlatih sihir, aku tidak ingin ketahuan, aku tidak bisa berlatih saat malam atau siang, satu satunya kesempatan aku untuk berlatih hanya saat ibu memasak makanan malam.

"hei jangan tidur dulu, apa estra tidak mau makan ammea yang dibeli tadi?"

Aku mengantuk karena Manaku hampir habis.

"dha thra" (aku akan memakannya)

"baguslah kalau begitu"

Ibu mengambil kemudian menggendong aku sebelum kami pergi keruang makan.

"oh ya, jika sudah besar apa estra mau menjadi penyayi?"

"dha?" (Huh..?)

"habisnya setiap kali ibu menemukanmu, estra selalu bernyanyi dha fha fa da~ seperti itu"

Astaga..!! untuk sesaat ibu terlihat sangat manis, aku tidak mengira saat seorang wanita berusia dua puluh lima tahun meniru bahasa bayi bisa membuat efek menakjubkan seperti itu, jika ibu memperhatikan tingkah ini pada ayah aku yakin dia akan langsung berlutut.

"hei kenapa estra diam saja?"

Tanya ibuku dengan wajah sedikit merah.

"Dha" (...)

"kenapa dengan jawaban itu, apa estra tidak tahu itu sedikit kasar, ibu sadar jika ibu tidak bisa menyanyi"

Kata ibu mengambek.

Noo...! Keimutan yang dia tunjukkan hampir membuatku berbelok dari jalan yang lurus. Aku tahu ibuku cantik dan sedikit kekanak kanakan tapi aku tidak mengira dia bisa seimut ini,

Ini keadaan darurat aku harus melakukan sesuatu, terlalu lama hatiku bisa ternoda, namun apa yang harus aku lakukan?. Ah!! itu benar, aku harus segera melihat wajah ayah sebelum terlambat.

"dha da fa" (ayo segera menuju meja makan)

Aku harus segera melihat wajah ayahku yang lebih tampan dari wajahku yang dulu untuk melupakan tingakah ibu barusan.

Rasa benci karena iri lebih baik dari cinta terlarang.

"kalian terlalu lama, aku sudah lapar"

Melihat ayahku yang duduk di kursi meja makan tetap tidak bisa membuatku tidak bisa melupakan apa yang terjadi tadi. Owhh..! ini sangat gawat, Aku harus berhenti memikirkan wajah imut ibu sebelum terlambat.

Tapi bagaimana?. Panik dan tidak tahu apa yang harus aku lakukan aku memilih untuk memejamkan mata.

Saat aku memejamkan mata tiba tiba aku mengingat wajahnya, sosok seorang wanita yang sangat indah, sosok wanita yang membuatku merasakan apa itu cinta untuk pertama kalinya. Mengingat sosok itu membuat aku sadar, aku melakukan kesalahan besar, aku harusnya tidak boleh jatuh dalam godaan seperti tadi dengan mudah.

Aku malu. Aku tidak akan mengulanginya lagi, aku ingat jika aku sudah bersumpah jika hatiku hanya untuk sosok itu. Sayang di dunia ini aku tidak akan pernah lagi melihat sosoknya.

Berhasil mencegah hatiku agar tidak ternoda aku menikmati ammea yang manis, memakan buah ini membuat aku seolah hidup kembali.

Kami mengelilingi meja makan untuk menyantap makanan yang di buat ibu.

"hari ini aku membeli hadiah untuk persiapan hari aryon bryce"

Setelah makan malam selesai ayah mengatakan hal itu.

"hadiah..? hore.... yay..."

Bryce berteriak gembira.

"apa hadiahnya, boleh aku lihat?"

"tentu saja, ini hadiah mu"

Kata ayah memberi Bryce sebuah kantung coklat. Bryce menerima kantung itu dan kemudian membukanya, dia mendapat baju baru.

"hore.. baju baru"

"apa kau menyukainya?"

"aku sangat menyukainya, terimakasih yah"

Mendengar itu ayah tersenyum sambil mengelus kepala Bryce. Makan malam kami sekali lagi diwarnai kebahagiaan.

jangan lupa baja juga "armor maker", hahahaha promosi

Hakayoshicreators' thoughts
Next chapter