1 01 Re:

Tanpa tesasa umurku menjadi satu tahun.

Aku mulai terbiasa hidup di jaman pertengahan ini.Pemandangan bangunan tua, dinding kota yang tinggi, para kesatria dan banyak lainnya sudah menjadi hal biasa di hidupku. Aku tidak lagi menganga sambil berfikir, ~wow menajubkan~ ~wow fantasi~ atau ~wow keren~.

Aku juga mendapat banyak pengetahuan baru, seperti. Keluargaku merupakan petani gandum, kami tinggal di kota Isindra, disini ada benteng asli, disini tidak ada mobil, tidak ada PC, dan tidak ada Handphone!.

Setengah pengetahuan baru itu tidak baru?, Itu hanya imajinasimu.

Hidup kembali di jaman pertengahan ini, membuat aku mulai mencemaskan masa depanku.Aku bertanya tanya, apa yang harus aku lakukan saat aku menjadi orang dewasa?.Meski terlihat menyenangkan,aku tidak ingin menjadi petani gandum seperti kedua orang tuaku. Karena itu selama berhari-hari aku mencari impianku.

Aku ingin melakukan hal yang keren.Ini adalah jaman pertengahan, tentu ada banyak hal keren. Monster, kesatria, raja, penyihir wanita, pedang legenda, robot dari luar angkasa dan lain-lain.

Abad pertengahan memiliki jutaan kemungkinan. Karena itu, aku berfikir untuk menjadi seorang kesatria, tapi. Aku sedikit takut dengan pertumpahan darah, di dunia ini kau harus bertarung dengan pedang.

Pertarungan seperti itu sangat menyakitkan karena kau tidak bisa mengalahkan musuh dengan sekali serang sama seperti saat menggunakan senjata api. Membayangkan sebuah tangan terpotong membuat bulu kudukku berdiri. Dan begitulah, aku membuat seorang kesatria menjadi impian nomor dua atau mungkin nomor tiga, empat jika perlu.

Aku menahan impian menjadi Kesatria di belakang, aku kembali mencari impianku.Aku kemudian mengamati pekerjaan apa saja yang ada di kota ini saat di gendong ibuku. Pedangang, penjual daging, pembuat roti, tukang kayu, penempa besi, semua begitu biasa. Ini membuat aku belum bisa memutuskan sebuah impian.

Kemudian suatu hari, aku memutuskan untuk menjadi seorang penyihir. Bukan pria yang menjaga kesuciannya okay. Penyihir yang aku bicarakan di sini adalah penyihir yang sesungguhnya. Seorang pria yang bisa menembakan bola api dan membuat petir.

Aku memilih impian itu setelah suatu hari ibu membawaku untuk melihat sebuah pertunjukan jalan. Pertunjukan ajaib dimana seorang pria melakukan hal hal yang mustahil untuk di lakukan.

Pria itu membuat api dari ketiadaan.Mengendalikan dan membentuk api yang dia buat menjadi layaknya seekor ular, membuat ular api itu terbang kesana kemari sebelum akhirnya meledakkannya menjadi sebuah kembang api.

Sebuah pemandangan yang membuatku sangat terkejut.

Sebuah pemandangan yang membuatku sadar jika sihir ada di dunia ini.

Sebuah pemandangan yang membuatku ingin mengejar romansa seorang pria.

Aku ingin menjadi seorang penyihir.

Dan untuk mewujudkan mimpi itu, aku harus memiliki pengetahuan yang lebih mendalam tentang dunia ini.

Aku ingin segera belajar tapi, karena keterbatasan yang aku miliki dan fakta jika aku masih bayi.Aku harus menunggu sedikit lebih lama untuk bisa belajar. Ini sangat menyakitkan, tapi aku harus bersabar. Aku harus menikmati kehidupan bayi ini terlebih dahulu.

Beberapa hari kemudian. Aku kembali bingung menetapkan impianku saat mengetahui jika pekerjaan petualang dan monster ada di dunia ini.

Didalam hati aku berteriak "impian apa yang harus aku pilih?" dengan sangat keras.

avataravatar
Next chapter