webnovel

Mau Atau Tidak Kembali Ke Identitasnya Yang Semula?

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Setelah mereka berdua makan bersama, Chu Yue dan Hubo baru membuka barang-barang yang dibawa pulang oleh Hubo.

Hubo dan Fuhe kembali bersama, tapi Fuhe tidak ikut masuk. Saat tiba di depan pintu rumah Chu Yue, dia langsung mengambil brown sugar yang menjadi bagian majikannya kemudian pulang.

Hubo membawa cukup banyak barang, ada 1 kg jujuba, kemudian brown sugar, 1 toples madu hutan, jahe serta selimut yang berisi kapas.

Selimut itu beratnya sekitar 2,5 kg, dia membawanya pulang dengan mengangkatnya di punggungnya, itu tentu bukan hal yang mudah bagi Hubo yang memiliki tubuh kecil.

"Saya hanya pulang membawa ini, besok saya akan pergi lagi untuk membeli 2 potong pakaian musim dingin yang hangat." Kata Hubo.

Chu Yue kemudian berkata, "Belilah 1 selimut tebal untuk dirimu sendiri juga, jika kamu membeku tidak akan ada orang yang menemaniku lagi."

Dia merasa senang dengan Hubo karena bagaimanapun Hubo tumbuh besar bersama dengannya tidak seperti Shanhu (ed: budak/ pembantu yang diperjual belikan oleh keluarga mereka) yang dia beli.

Hubo menganggukkan kepalanya, kemudian dia ingin pergi menata ranjang Chu Yue.

Chu Yue mengambil 1 buah jujuba dan memakannya. Tubuhnya saat ini sangat lemah dan walaupun sudah mulai beradaptasi dengan tubuhnya yang sekarang, tapi dia masih merasa sedikit lemah.

Saat dia sedang makan, dia juga memasukkan 1 buah jujuba ke mulut Hubo kemudian dia bertanya, "Tempat yang di gunung sebelah itu tempat apa?"

Hubo memakan jujuba itu kemudian dia sambil bekerja menjawab, "Itu adalah kuil Long'an."

"Kuil Long'an?" Tanya Chu Yue sambil melihat ke arahnya.

"Kuil Long'an adalah kuil yang berada di bawah perlindungan istana, pengamanan di sana sangat kuat dan tidak ada orang yang bisa masuk ke sana," jawab Hubo.

"Yuhe yang mengatakan itu kepadamu?" Chu Yue mengangkat alisnya.

"Hm." Hubo menganggukkan kepalanya kemudian berkata kepada Chu Yue, "Nona, jika Anda merasa bosan maka Anda bisa membaca buku atau melakukan hal yang lain tapi jangan pergi ke sana."

Chu Yue dalam hati malah berkata, 'Aku hari ini sudah pergi ke sana, tidak heran itu adalah kuil yang berada di bawah perlindungan istana, kualitas biksu di sana sangat tinggi. Tapi tidak mudah untuk berkenalan dengan biksu itu. Aku harus mengembalikan kemampuanku terlebih dahulu, jika tidak maka aku tidak akan bisa mengejarnya. Walaupun hari ini aku tidak banyak berhubungan dengan biksu itu tapi entah kenapa aku merasakan biksu itu memiliki kemampuan bela diri.'

Chu Yue tidak membiarkan dirinya untuk terus di keadaan lemah seperti saat ini, tapi tidak mudah juga untuk melakukan sesuatu dengan kondisi tubuh yang lemah saat ini.

Tubuhnya saat ini benar-benar sangat tidak sesuai untuk melakukan gerakan bela diri apapun dan dia tidak tahu bagaimana harus mengubah tubuhnya saat ini agar bisa seperti tubuhnya yang dulu.

Kemudian Hubo terlihat seperti hamster yang setiap hari akan pergi kemudian pulang membawa sesuatu. Sedangkan Chu Yue terus berolahraga sambil mengambil kayu bakar di gunung sebelah.

Hanya saja sayang sekali, dia tidak bertemu dengan biksu itu lagi.

Dia sangat ingin pergi menemuinya, tapi setelah memikirkan kemampuan tubuhnya saat ini dia mengurungkan niatnya.

"Tuan, perempuan itu sudah pergi."

Di dalam sebuah halaman kecil seorang laki-laki berpakaian hitam itu memberikan sebuah laporan.

"Tidak perlu memperdulikannya."

Biksu itu sedang menyalin Sutra dan bicara dengan santai, maksudnya adalah Chu Yue hanyalah seorang janda yang memiliki kehidupan yang sulit jadi biarkan saja dia mengambil kayu bakar.

Biksu itu sama sekali tidak memikirkan tentang Chu Yue, tapi bawahannya yang berpakaian hitam itu sering melihat Chu Yue yang datang dan setiap kali dia datang maka dia akan melihat ke arah tuannya itu dan bersikap tenang serta hanya tersenyum dingin.

Dia merasa wajah Chu Yue terlihat cantik, dandanannya juga tidak terlihat jauh berbeda dengan penghuni istana. Tapi dia tahu tuannya sudah bertemu dengan berbagai macam perempuan, jadi dia merasa tuannya tentu saja bersikap tidak tertarik dengan Chu Yue.

Dan karena tuannya sudah berkata kepadanya untuk membiarkan Chu Yue, sehingga selama Chu Yue tidak mengancam keselamatan tuannya, orang itu akan membiarkan Chu Yue untuk mengumpulkan kayu bakar.

Chu Yue yang tidak mengetahui hal itu merasa hari-harinya berjalan dengan begitu cepat.

Setelah hari terus berlalu, kondisi tubuhnya sudah menjadi jauh lebih baik.

Tapi Chu Yue tidak yakin apakah dia bisa membuat keadaan tubuhnya yang sekarang sama seperti keadaan tubuhnya yang dulu karena perbedaannya sangatlah jauh.

Hubo akan menjual hasil kain yang sudah dia sulam untuk menukarkannya dengan uang, sedangkan Chu Yue setiap kali memiliki waktu luang maka dia akan pergi ke gunung sebelah.

Sebenarnya dia datang karena ingin mencari biksu itu, tapi saat baru saja dia ingin pergi ke sana, seorang berpakaian hitam muncul di depannya.

"Nyonya, sebaiknya Anda kembali." Laki-laki itu melihat ke arahnya dan bicara dengan santai.

Dia merasa Chu Yue memang terlihat cantik dan mungkin dia bisa terlihat lebih cantik lagi, tapi tuannya datang ke kuil untuk berdoa, jangankan untuk berhubungan dengan perempuan, tuanya bahkan sudah menjadi vegetarian selama 2 tahun lamanya.

Chu Yue tertegun karena dia tidak menyangka ada orang lain di tempat ini. Dia sering datang kemari dan mengamati tempat ini tapi dia sama sekali tidak pernah menyadari adanya keberadaan orang lain, sehingga dia merasa mungkin sensitivitas tubuhnya saat ini sangat buruk.

Tapi dia tidak ingin menyerah. Selama ini ia selalu berhati-hati dan hari ini saat dia mencoba untuk masuk, dia tidak menyangka benar-benar ada orang yang menjaga.

"Kakak, aku hanyalah seorang janda yang lemah, aku tidak memiliki niat buruk jadi jangan membunuhku ya." Chu Yue berpura-pura ketakutan dan mengatakan itu.

"Pulang." Orang berpakaian hitam itu tidak ingin bicara panjang lebar dengan Chu Yue.

"Bisa saja aku pulang tapi kakak katakan kepadaku, siapa nama biksu yang paling tampan di kuil Long'an itu?" Kata Chu Yue.

Orang berpakaian hitam itu akhirnya yakin bahwa Chu Yue benar-benar tertarik dengan tuannya.

"Untuk apa kamu menanyakan hal ini?" Orang berpakaian hitam tersebut melihat ke arah Chu Yue dengan tatapan penuh peringatan.

Tentu saja karena Chu Yue memiliki wajah yang cantik, jika saja dia tidak cantik maka orang berpakaian hitam itu pasti sudah langsung mengusirnya.

"Untuk apa? Aku hanya ingin bertanya kepadanya apakah dia akan berhenti menjadi biksu lalu kembali ke identitas asalnya?" Chu Yue bertanya secara terus terang.

"Kembali ke identitas asalnya?" Orang berpakaian hitam itu tertegun.

"Kamu paham maksudku." Chu Yue tersenyum sambil mengatakan itu.

Orang berpakaian hitam itu tidak bisa menahan diri untuk bergumam dalam hati, 'Tuan tetaplah tuan. Entah itu di hutan atau dimanapun tetap saja ada perempuan yang ingin menempel kepadanya, pesonanya terlalu kuat.'

"Cepatlah kembali, jika tidak jangan salahkan aku jika melakukan sesuatu." Orang berpakaian hitam itu langsung bicara dengan tajam kepada Chu Yue walaupun dalam hati dia masih mengagumi pesona yang dimiliki oleh tuannya itu.

Chu Yue tidak bisa melakukan apapun selain berpamitan, "Aku akan kembali lagi besok, jika kakak memiliki waktu luang maka bantu aku untuk menyampaikan hal ini, setelah ini selesai aku tidak akan melupakan kebaikanmu."

Setelah Chu Yue pergi, seseorang yang berpakaian seperti kasim berjalan keluar dari dalam hutan, kemudian dia melihat ke arah Chu Yue pergi sambil bertanya, "Yingda, siapa perempuan itu?"

Orang berpakaian hitam yang dipanggil 'Yingda' yang memiliki arti 'Burung elang' itu menjawab, "Seorang janda yang tinggal di gunung sebelah."

"Janda?" Orang yang berpenampilan seperti kasim itu dengan kebingungan bertanya, "Untuk apa dia datang kemari?"

"Sebelumnya dia datang kemari bertemu dengan tuan, kemudian dia jadi terpikat pada tuan. Aku rasa dia ingin menikah dengan tuan karena dia memintaku untuk bertanya kepada tuan apakah tuan ingin kembali ke identitas aslinya atau tidak." Jawab Yingda.

Orang yang berpenampilan seperti kasim itu tertegun kemudian wajahnya berubah menjadi dingin dan berkata, "Beraninya janda itu memikirkan hal itu! Kelak jangan biarkan dia datang kemari, langsung usir dia!"

"Tuan juga merasa bosan di sini," kata Yingda.

"Apa maksudmu?" Kasim itu tertegun dengan jawaban Yinda.

"Kasim Feng, aku merasa master terlalu kesepian di sini." Kata Yingda dengan suara pelan.

Kasim Feng merasa tidak terkejut, 'Mana mungkin tidak kesepian, di dalam istana ada begitu banyak selir dan perempuan cantik yang menemaninya, tapi sekarang di kuil Long'an tidak ada apapun. Jangankan perempuan cantik bahkan lalat betina saja tidak ada.'