Bunga berdecak kagum, ternyata pria ini memang hebat, dan pintar. Laptop yang baru saja di rusak sudah kembali normal lagi.
Sebagai bentuk rasa terima kasih, Bunga memberikan beberapa lembar uang yang berada di dalam saku celananya, tapi Andri menolak dan mengembalikan uang itu dan berkata kalau Bunga tak perlu melakukan itu, karena dirinya tulus membantu Bunga. Bunga memaksa agar Andri menerima uang yang jumlahnya tak seberapa itu. Tapi Andri tetap menolaknya dan mengembalikannya lagi. Ya begitulah, yang satu ngasih yang satu ngembaliin, gitu terus bolak-balik. Hahaha
Sampai akhirnya keduanya sama-sama terkejut dan melotot begitu melihat film yang tadi ditonton oleh Arga kakanya Bunga, Wakaka.
Bunga yang terkejut segera menutup laptopnya, ia sangat merasa malu, ini semua karena kakaknya, wakakaka
Keesokan harinya,
Andri kembali datang dan makan di rumah makan milik Ibu Nur. Andri terkejut begitu membuka nasi yang ia pesan dan di atasnya ada telur. Andri tak merasa memesan telur. Lalu ia menoleh ke arah Bunga, dan Bunga tersenyum sambil mengedipkan mata padanya. Sudah jelas telur itu pasti pemberian Bunga. Dan Andri pun melempar senyuman termanis miliknya. Bunga yang melihat itu merasa lucu dan ia pun tertawa sambil menutup mulutnya dengan tangan.
Dan semenjak itulah hubungan keduanya pun semakin dekat. Bunga sering menemani Andri belajar hingga Bunga tertidur di pundak Andri. Saat-saat seperti itulah Andri merasa bahagia, ia menoleh dan tersenyum melihat Bunga tidur di pundaknya…sungguh So sweet.
"Awalnya cuma , ada kesempatan mengobrol. Eh ternyata nyambung, dan akhirnya jadi dekat. Ke mana-mana selalu bareng, kalau ada aku pasti ada dia. Sampai saat ini kalau di tanya status, jawabnya cuma temen. Padahal isi hatiku ingin lebih, entah gimana isi hati dia, siapa yang tahu?" Bunga terlarut dalam kesendiriannya dan memikirkan hubungannya dengan Andri.
Akhirnya, tiba hari di mana pengumuman kelulusan PNS. Bunga sudah tidak sabar menunggu kedatangan Andri. Tik.. Tok...tik...tokk.... Waktu terus berlalu mata Bunga selalu melirik ke arah jam terus berjalan. Bunga yang sudah mondar mandir seperti gosokan, melihat dari kejauhan sosok yang di tunggu-tunggu nya sejak tadi, Bunga yang sudah rapi pagi ini bergegas berlari menghampiri Andri dan langsung menggandeng lengan Andri menariknya agar Andri mengikuti dirinya. Andri yang belum sempat mengeluarkan sepatah katapun tetap mengikuti kemana Bunga menariknya. bunga terhenti di depan keramaian, Bunga melepaskan gandengannya dan berusaha menerobos kerumunan orang-orang yang juga ingin melihat pengumuman kelulusan. Dan tertulis jelas di urutan ke lima puluh enam tertulis nama Andrian Saputra, dari ribuan orang yang mendaftar hanya dua ratus lima puluh orang yang di terima, dan Andri berhasil lulus di urutan ke lima puluh enam.
Bunga senang bukan main. Ia kembali menerobos kerumunan untuk kembali ke dekat Andri, tanpa basa basi Bunga langsung memeluk Andri dan mendaratkan kecupan di bibir Andri. Si tak itu membuat Andri kaget, tapi Andri yang merasa senang juga membalas kecupan Bunga dengan mesra. Mereka lupa kalau mereka sedang berada di tengah keramaian. Bunga melepaskan bibirnya yang masih saling bertautan.
"Bunga ada apa? Kenapa kamu terlihat begitu bahagia?" tanya Andri yang masih mencengkram lengan Bunga yang masih loncat-loncat kegirangan.
"Itu, kamu....kamu lulus PNS," ucap Bunga sambil menunjuk ke arah papan pengumuman.
"Benarkah?" tanya Andri yang tak percaya.
"Iyah benar, kamu ada di urutan ke lima puluh enam," ucap Bunga.
Kini gantian, Andri merasa kegirangan dan loncat-loncat seperti yang di lakukan Bunga. Dan segera menarik tubuh bunga ke dalam dekapannya. Sangat erat Andri memeluk Bunga dan di kecupnya kening Bunga dengan lembut. Mereka berdua yang sama-sama bahagia melupakan status mereka yang hanyalah teman, tapi sudah saling mendaratkan sebuah kecupan.
Beby sahabat Bunga mengambil foto Andri dan Bunga untuk kenang-kenangan. Andri dan Bunga tampak bahagia.
Keesokan harinya Andri dan Bunga janjian untuk bertemu. Namun kali ini Andri sedikit terlambat dan datang dengan terburu-buru di tengah hujan demi seorang wanita yang sebentar lagi akan menjadi kekasihnya, jika Bunga mau menerimanya sebagai kekasihnya.
Tahu bahwa ia akan terlambat dan hujan keburu turun, iapun meminta maaf pada Bunga yang terlihat cemberut. Hari itu Andri dan Bunga berencana makan malam berdua, persis seperti yang di inginkan si Bunga di film-film yang di tontonnya.
Bunga lupa, bahwa romantisme bukan sekedar meniru adegan di film saja, yang terkadang justru tidak nyata. Ia juga lupa, bahwa sebenarnya romantis itu datang dari berbagai cara, seperti yang di bawa oleh Andri.
"Aku membawakanmu bunga ini," sodor Andri yang berada di hadapan Bunga, Ia tetap membisu dan memasang wajah tak suka.
Akhirnya ia menerima 12 tangkai mawar yang masih basah karena tersiram air hujan. Iapun kaget, "kenapa ada satu mawar plastik di sini? kamu nggak rela ngasih aku bunga mawar?" kemarahannya memuncak lagi.
Masih dengan sabar, Andri menjawabnya, "aku memang sengaja membawa 11 mawar segar dan setangkai mawar plastik. Bagiku, aku akan mencintaimu hingga si mawar plastik itu mati..."
Merasa bersalah karena ledakan kemarahannya, Bunga menangis berurai air mata dan memeluk Andri yang berada di hadapannya. "Maafkan aku, aku sudah berpikiran jelek padamu..."
11 tangkai bunga mawar segar itu memang cantik seperti di film yang di lihatnya, tetapi setangkai mawar plastik yang di bawa Andri itu melambangkan cinta yang abadi dan tak pernah mati.